dua puluh tujuh: yin yang

497 35 6
                                    










Gerombolan pemuda itu tertawa kecil masih bercanda-canda. Membuat jalanan depan gerbang sempit dengan motor mereka berjejer terpisah dengan para pemuda pemiliknya.

"MALEM JEJEEEE!"

Jaemin baru saja menutup pintu dan berbalik jadi terhenti begitu saja mendengar suara teman-temannya yang dengan kompaknya menyapa.

"Jeje racun dunia banget, jadi pengen memiliki," celetuk Han begitu saja langsung membuat yang lain bersorak heboh.

"Anjay-Anjay cakep," komentar Chaeyeon membuat Jaemin yang melangkah dari rumah nyengir tipis berterima kasih.

"Min anjir Na, Na buset," Siyeon sendiri memekik heboh memukul-mukul kecil Mina di sebelahnya yang bergeser risih.

"Lu gue kebutin nggak usah protes ya!" ancam Mina tak menghentikan Siyeon.

"Motornya Woojin mana?" tanya Jaemin membuka gerbang ke luar lalu menutup sebentar sebelum menyisir rambut memakai topi. Pemuda itu mengesaki ponsel ke luaran jaket jeansnya.

"Gue jadinya pake mobil, ni angkut krucil-krucil," Kata Woojin menunjuk Han juga Felix bersama Renjun yang melambai menyapa membuat Jaemin reflek menipiskan bibir menahan kecewa.

"Motor Han dipake abangnya, punya gue belum bayar pajak jadi nggak berani," jelas Felix membuat Han mengangguk setiap katanya mengiyakan seluruhnya.

"Nggak papa lah, lo Njun?" Tanya Jaemin tersenyum kecil menahan hatinya yang sedikit nggak rela sudah membayangkan bakal motoran menikmati kebersamaan.

"Gue yang suruh Woojin pake mobil, males markir malem-malem gini," jawab Renjun santai, dia bosnya.

Woojin melirik Jaemin, menyadari wajahnya tak seriang saat baru keluar rumah. "Lo pengen motor ya Je?"

"Eh iya sih, kayanya gue bawa sendiri aja mumpung rame gini," kata Jaemin tersenyum lebar denga dua pipi bulatnya terangkat tinggi membuat Woojin merasa nggak enak juga para ibu-ibu kelas yang otomatis rempong.

"Ih rawan tau rame,"

"Nanti kalo ketinggalan gimana?"

"Biasain dulu baru motoran sendiri, apalin jalannya dulu."

"Mending bareng gue," celetuk Chaeyeon membuar Siyeon mengetuk kepala gadis hoodie hitam itu.

"Woojin balik ambil motor aja yang nyetir mobil biar Renjun," usul Han membuat Renjun menoleh tak setuju.

"Dih lu aja nyetir pake gue."

Saat deruman motor dari jauh terasa mnedekat membuat semuanya kompak menoleh, satu motor dengan lampu menyala menuju rombongan, berhenti dengan pengendaranya menjulurkan kaki menumpu motornya.

"Sorry sorry telat," kata Jeno membuka kaca helm menyetandarkan motornya melangkah ke teman-temannya.

"Lia mana?"

Jeno lepas helm nunjukin cengiran. Sambil ngaca sebentar benerin rambutnya. "Gue lupa biasanya Lia dibantu Ryujin dulu kalo jam malem," katanya menoleh terkekeh kecil. "Gue terlanjur sampe rumahnya, nggak boleh ikut jadinya."

"WAH PAS!" seru Siyeon smeangat membuat Jeno menukikkan alis seram.

"Kenapa?" Tanya Jeno menyerah dengan rambut bernatakannya. "Ah udah rapi tadi," keluhnya melirik Siyeon membuat Siyeon melambai santai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

strangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang