dua belas: yang manis

3.8K 442 28
                                    











"BAA!"

Jinyoung menoleh pelan dengan muka tak minat. "Astaga," katanya pendek menoleh kedepan lagi mengambil teh botol menutup kulkas lalu memutar badan berlalu begitu sjaa.

"Yaah nggak kaget," kata Yeonjun seakan kecewa menekuk bibirnya. Cowok itu baru datang dengan tas di bahu kanan masih memakai jersey basket sengaja tak berganti karena niatnya sekalian pulang. "Nggak asik lu,"

"Kaget tuh tadi bilang astaga pas liat lo," kata Jeno menyahut. Cowok yang juga dengan jersey basketnya itu datang membuka kulkas mengambil satu kaleng isotonik.

"Maksudnya??? Muka gue yang nyeremin gitu?" Tanya Yeonjun menoleh sewot tak terima begitu saja.

Psssh

Jeno membuka kaleng menutup kulkas. Ia menoleh pada Yeonjun mengendikan bahu. "Apasih yang nggak serem dari lo," katanya cuek mengangkat kaleng meminumnya. Cowok itu beranjak dengan santainya.

Yeonjun menatapi dengan bibir menipis penuh emosi di mata. "Ipisih ying sirim diri li, ya bener gue serem semua dendam banget ni orang," katanya mencibir melengos kesal ikut pergi.

"Siapa yang pesen go food?" Tanya Jeno mendekati meja berkerumun menarik kursi dan duduk. "Di depan ada ijo ijo tuh," katanya mengangkat kaleng meminumnya.

"Bang Jae tuh di atas panggil aja sana," kata Sanha menyumpitkan ramen ke mulut.

"Sana Jun," kata Jeno melemparkan perintah dengan tangan terjukur meraih rokok di tengah meja, membuka kotak mengambil satu batang dengan santainya. Ia mencolek Sanha yang langsung mengerti mengoper korek gas.

"Gue kadang kena trust issue gitu di sini dijadiin apa," kata Yeonjun yang baru menarik kursi langsung mendecak. Tapi melengos dan membalik badan loyo beranjak.

"Ya elah pake tanya. Lihatlah ia bukan temanku, bajunya begitu LUSHUH," celetuk Changbin bernada. Cowok itu memang suka keluyuran kemana-mana. Nggak heran sekarang ikutan di sini tiba-tiba.

Yeonjun yang lewat di belakangnya menoyor kepala Changbin gemas jalan pergi membuat Changbin mengaduh kecil walau tetap lanjut main hape tak peduli.

Jeno bersandar sudah dengan rokok menyala di mulut. Mencabut rokok menghembuskan napas memandangi tempat makan ini.

Kafe, atau bisa disebut kedai ini punya Jaehyun. Alumni sma sky high.

Awalnya tempat ini kafe yang masih baru nyediain minuman sampe makanan-makanan kecil yang ramah kantong. Cuma makin lama ada tambahan menu makanan berat. Tempatnya outdoor tapi juga ada yang di dalam lebih rapi.

Kafe yang dibuat bareng teman-teman Jaehyun satu kampus ini cuma buat niat ngisi waktu juga tambahan uang saku.

Letaknya di jalan yang sama dengan lalu lintas SMA Sky High jadi banyak siswa yang pulang main sebentar kesini entah ngisi perut atau cuma membicarakan sekolah sebelah beramai-ramai, atau bahkan males pulang kayak kumpulan pemuda di sini ini.

Letak strategis.

Gaya milenial.

Ditambah keopuleran Jaehyun di SMA.

Para siswa angkatan Jeno kenal Jaehyun sebagai kakak kelas tertampan. Saat tau ada kafe yang ia buat segera degem-degem datang kesini dengan harap ketemu sambil curi obrolan tanya tentang dunia kuliah.

Padahal ya cuma niat modus.

Jaehyunnya nggak papa soalnya kafenya jadi laris manis dengan siswi sekolah lain yang nggak sengaja datang ikut kepincut senyum manisnya. Temennya doang yang kadang julid kaya Jeno yang suka mendecak-decak kalau Jaehyun udah pamer senyum ganteng.

strangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang