Eunbin keluar kelas dengan menenteng topi menunggu waktu upacara senin di koridor depan kelas yang ramai karena 11 IPA 3 semuanya sudah di luar. Gadis cantik itu geleng-geleng pelan melihat di sudut beberapa temannya sudah mulai bertingkah.
Ryujin yang di atas tembok pembatas mendudukan diri santai memasang topi sekolah dengan berbagai model. Cewek itu bergaya swag mengangkat jari bergaya metal. Heejin di hadapannya dengan pengertian memotret dengan rasa kasihan nanti dipandang gila bergaya sendirian.
Lia di sampingnya ikutan duduk tapi tak neko-neko. Beda dengan Ryujin yang banyak tingkah dan makan tempat gadis ini lebih anggun duduk mengamati lalu lalang koridor dengan topi terpakai sempurnanya.
Siyeon di bawah keduanya sudah jongkok menghindari panas matahari yang mulai menyorot lantai 2. Tapi tetap eksis ikutan menghadap kamera Heejin dengan jempol terangkat.
Sampai suara riang dengan bumbu rusuh tau-tau datang menambahi suasana membuat Soobin menghela nafasnya merasa berat pagi ini cobaan sudah banyak yang datang. Jaemin yang berdiri di dekatnya dengan pengertian mengusap punggung pemuda itu menenangkan.
"WASEKKK PAGI PAGI SUDAH RAMAI DI DEPAN," kata Han Jisung ceria melompat di kerumunan kelas. Pemuda itu nyengir menyapa Ryujin, Lia dan Siyeon dengan tos ala kadarnya karena mereka tak punya tos khusus.
"Eh eh poto gue dong," kata Han saat tak sengaja melihat kamera teracung Heejin. Pemuda itu langsung bergaya, berdiri di tengah koridor yang tersorot memegangi tali tas dengan wajah serius seakan sedang jadi model utama sebuah pemotretan majalah.
Heejin sudah akan menekan tombol saat satu pemuda datang tau-tau menyambar leher Han dengan rangkulan. Chani langsung berpose, nyengir dengan mata menyipit ke arah kamera membuat Han menoleh mendelikan mata. Heejin tak mau lama-lama disana menekan shutter membiarkan gambar apa adanya.
"Pagiku cerahku matahari bersinar," kata Felix berbeda, datang melompat-lompat kecil dengan riang bersenandung. Membuat siswa di sekelilingnya reflek berhenti dan menepi sebentar menyempatkan diri melihat mentari kecil yang hadirnya langsung menghangatkan.
"Feliiiiix!" Panggil Jaemin merasa gemas membuat Felix yang akan melipir ke Han langsung lanjut jalan lagi melesat ke depan Jaemin semangat. "Hari ini bawa brownies nggak?" Tanya cowok itu menyapa masih dengan tersenyum riang.
"Bawaaaaa, cookie!" Felix berseru riang. Mengundang kekehan Jaemin yang merasa gemas. Tinggi badan yang lumayan beda membuat keduanya terlihat seakan kakak-adik yang saling tersenyum.
Si kecil Felix memang titisan mentari buat 11 IPA 3 yang sinar lembutnya mampu membuat setiap orang bersinar. Seakan penerang buat kelas mereka yang di pojok. Anehnya si matahari ini lengketnya dengan si mercon meledak seperti Han Jisung.
"Buset dah rame bener udah kayak ada kebakaran aja," kata Woojin terkejut. Cowok ini baru datang langsung mengerutkan kening merasa heran teman sekelasnya jadi rajin kayak gini menunggu di depan kelas padahal biasanya paling lama sampai didatangi guru.
"Et dah Jin masih pagi udah bete aja. Hayo lupa ya kalo bu guru selalu bilang awali pagi dengan? Dengan apa hayo??" Kata Sanha yang datang bersama Woojin dengan gaya soknya.
Membuat Woojin melengos malas memilih pergi mendekati Hwall yang anteng makan Choki-choki di sudut lainnya. Sedangkan Chuu yang datang bersamaan mereka muncul dari belakang Sanha berjalan ke depan dan sempat menyipitkan mata menatap Sanha kasihan.
"AWALI PAGI DENGAN SEMANGAT KAAKK," kata Han langsung menyahut sebelum kembali menghadap Ryujin dan Lia bicara serius soal peliharaan cupangnya yang lagi mode senggol bacok saat kemarin dikasih pelet malah mengincar jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
stranger
Fiksi PenggemarJeno si penguasa sekolah. Jabatannya Ketos tapi rokok tetap jalan. Kata orang berandal tapi kata temannya Jeno cuma mencoba nakal. Jaemin itu pindah cuma berniat sekolah. Kalau bukan jadi siswa yang berprestasi dia mau jadi cowok biasa saja. Tapi be...