Jeno ternganga mengerjapkan mata tak menyangka. Pupilnya bergerak mengikuti sosok didepannya.
"Elo, borong?" Tanya Jeno masih duduk dengan muka zonk.
Jaemik dengan cuek mengangguk mendudukan diri samping Jeno. Menaruh rentetan jajan tadi di atas meja kantin. Meja langsung penuh.
Jeno mengerjapkan mata kini mengontrol muka berdehem pelan. "Ini semua elo makan?" Tanyanya merubah intonasi, menunjuk bungkus permen jelly didepan mereka.
Jaemin duduk mengangguk. Jeno hampir saja ternganga jika tak ingat image coolnya yang sudah dia bangun selama ini. "Nanti diabetes," tegurnya memandangi Jaemin yang mulai membuka bungkus permen jelly.
Jeno sebenarnya tak masalah yang dugunakan uangnya. Tapi ini jellynya banyak. Bukan cuma banyak sebenarnya, buanyakkk pake banget. Sampai Jeno pikir stok ibu kantin diborong semua sama Jaemin
"Mumpung ditraktir kan," sahut Jaemin santai.
Jeno disampingnya agak bergidik, giginya jadi ngilu membayangkan makan manis sebanyak ini. "Emang habis?"
Jaemin menoleh, mengangguk. "Iya lah. Kenapa, mau?" Tanyanya menawari menodongkan plastik permen jelly besar warna biru itu
Jeno melirik tangan Jaemin mengambil beberapa lalu menghadapkan badan kedepan mulai memakannya. Kasian kalau nanti Jaemin jadi sakit gigi, gitu pikir Jeno.
"Sakit gigi tau rasa,"
"Enggak dong kan Jaemin rajin gosok gigi," ucap Jaemin membuka mulut memamerkan gigi putihnya yang rapat itu.
Jeno melirik sinis membuat Jaemin makin memajukan wajah walau kemudian termundur saat Jeno mendorong wajahnya dengan tenaga.
Jaemin terkekeh memundurkan lagi wajahnya, sedangkan Jeno menatap malas Jaemin.
"Boleh beli lagi kan ini?"
Jeno melengos. GAK ADA MALUNYA YA omelnya dalam hati karena ia hanya berdehem cuek. Mengeluarkan hp membuka aplikasi chat yang sudah penuh dengan notif.
Jaemin langsung semangat, melesat begitu saja meninggalkan meja membuat Jeno yang sempat melirik geleng-geleng kepala.
Dia itu pasti tipe orang yang dikasih ya diterima, maksudnya Jaemin jelas nggak sungkan sama sekali jika dikasih sesuatu malah tersenyum dan melambai sambil bilang 'besok lagi ya,'
Jeno ngeri membayangkannya. Menatap kasian Jaemin didalam kantin. "Dia gampang diculik nih," katanya bergumam.
Ia kembali meraih hp ingin bermain games, mengambil permen jelly Jaemin memakannya sambil menunggu game mulai.
Mata Jeno berkeliling melihat kantin yang sepi karena masih pada belajar. Walau kemudian tersentak merasa ada yang duduk didebelahnya membuat Jeno menoleh.
Wajah seram Jaemin terpampang dengan jark yang dekat mmebuat Jeno yang latah langsung berteriak.
"Bangsat!" Umpat Jeno memejamkan mata rapat agak terlonjak kebelakang membuat Jaemin langsung terbahak melihat wajah konyol Jeno.
Jeno segera tersadar mendengar suara tawa yang nyaring, langsung menonyor kepala Jaemin membuat Jaemin agak oleng hampir jatuh walau kemudian duduk tegak lanjut tertawa.
Jeno melirik Jaemin kesal, tanpa sadar melihat bungkusan jajan. Dengan sigap langsung mengambil beberapa bungkus hijau mendekap dengan erat.
Jaemin langsung berhenti. Menatap protes Jeno. "Kok diambil kan udah dikasih,"
Jaemin mau menarik makanan ringan yang didelap erat oleh Jeno. Jeno tak menggubris malah kini dengan santai mengambil hp dengan satu tangan masih mendekap seolah tak mendengar rengekan Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
stranger
Hayran KurguJeno si penguasa sekolah. Jabatannya Ketos tapi rokok tetap jalan. Kata orang berandal tapi kata temannya Jeno cuma mencoba nakal. Jaemin itu pindah cuma berniat sekolah. Kalau bukan jadi siswa yang berprestasi dia mau jadi cowok biasa saja. Tapi be...