Weekend pun tiba.
Jaehyun dan haechan pun termenung di dalam kamar jaehyun. Anak itu belakangan ini selalu tidur di tempat jaehyun. Karna memang haechan hanyalah sebatang di seoul."Chan,, woyy loo gak ada niatan buat cari Pacar gitu?" Kata jaehyun sambil melempar kulit kacang ke haechan.
"Ada lah,, emangnya eloo gak suka sama wanita"
Haechan meledek."Sialan loo, gue juga suka cewek kali"
"Saranghae noona" haechan pun berkata.
"Lo serius suka sama noona gue,? Dia bini orang broo" kata jaehyun.
"Nah, apa bedanya sama lo, bukannya lo juga suka sama bini orang ya, temannya noona lo itu" haechan gak mau kalah.
"Lagi pula, gue gak peduli siapa Rara, gue hanya peduli dengan hidupnya, dia patut di sayangi bukan di sia siakan. Dan dia harus dapatkan itu semua dari gue" kata haechan.
"Gue salut sama loo, broo !! Thanks udah Care sama saudari gue"
Haechan pun pergi untuk menemui rara di rumahnya.
Namun haechan mendapati Rara dan chanyeol sedang bertengkar hebat di dalam.
"Heii,, mau kamu apa? Aku kerja cari uang, bukan apa-apa, kenapa kamu jadi posesif gini hah?"
Teriak chanyeol."Whatt, posisif ? Kamu gak nyadar apa kamu udah gak perduli lagi sama semuanya, kamu bener-bener udah berubah, kamu jahat. Apa perlu kamu cari uang segitunya sampai-sampai kamu melupakan aku dan calon anak kamu ini"
"Terserah,, asal kamu tau aku ngelakuin semuanya juga untuk kalian" chanyeol pun bergegas pergi.
"Tinggalin aja aku, sudahi saja semuanya sekalian, ahhhhh"
Prangggg !! Rara pun menyapu barang-barang depan meja riasnya sehingga semuanya berjatuhan dan pecah.
Sementara chanyeol pergi begitu saja. Brengsek chanyeol benar-benar brengsek.
"Aaaaaaaaaggghhhrrrt" rara berteriak sekeras kingkin sambil memegang pecahan beling, dan tidak segan ia ingin melukai tangan tangannya.
"Noonaa,,cangkemaan"
Untungnya haechan datang tepat waktu dan beehasil menghalangi rara untuk melukai dirinya sendiri. Ia memeluk rara dengan eratnya. Dan membawanya duduk.
"Apa yang kau lakukan noona, jangan lakukan itu, kumohon" haechan terus saja membujuk dan menenangkan rara.
"Untuk apa aku hidup, jika suamiku sudah tak peduli lagi, biarkan aku mati bersama anak ini"
Rara saat itu sangat amat terpukul, dan nyari kehilangan akal sehatnya.
"Hentikan noona, kumohon jangan lukai dirimu dan juga anakmu"
"Alu tidak mau anakku lahir tanpa kasih sayang ayahnya" rara terus saja memukul mukul perutnya.
"Saranghae noona, saranghae, aku akan menjadi ayah untuk anakkmu ini, dan aku yang akan memberikan kasih sayang untuk anakmu nanti noona, ku mohon berhenti menyakitinya"
Rara pun terpaku mendengarnya. Pernyataan macam apa ini.
"Haechan, apa kamu sudah gila? Aku ini jauh lebih tua darimu, dan aku juga bersuami dan akan segera menjadi ibu"
"Aku gak perduli noona, aku hanya ingin menjagamu, aku menyukaimu noona."
Kata haechan bersungguh-sungguh dan sambil memegang tangan rara."Ijinkan aku menyayangimu noona,saranghae"
Entah apa yang harus rara lakukan saat ini.
Hatinya hancur melihat perlakuan suaminya. Namun di sisi lain ada perasaan berbeda yang ia rasakan terhadap haechan."Ahh,, sakit"
Tiba-tiba saja perut rara pun terasa sakit dan keluar sedikit darah di kakinya.
"Apa ini noona?" Haechan pun kebingungan.
"Tolong aku, sakit sekali sepertinya aku mau melahirkan"
Tanpa pikir panjang lagi haechan menggendong rara dan membawanya ke rumah sakit.
Bersambung !!
YOU ARE READING
My bias My love
FanfictionStory Dua Bestie Yg Tak Di sangka Bisa Menggapai Sesuatu yg tidak mungkin Menjadi Mungkin .