"Woi! Woi!"
Bian berteriak kencang. Mereka yang sedang dalam kegiatan masing-masing pun melihat Bian. Cowok itu berdiri di pinggir sungai, mengangkat satu ekor ikan yang lumayan besar untuk satu orang.
"Wahahah anjir! Dapet ikan dia cok!" Altezza berseru semangat sambil menghampiri Bian dengan tergesa-gesa.
"Bakar-bakar kita coy!" Regar juga ikut menyusul dengan yang lainnya.
"Cari lagi, yan!" Seru Aksa.
"Cari bareng-bareng aja!" Teriak Tama.
"Iya, biar dapet banyak!" Ucap Aruna sambil tertawa.
"Kocak abis. Gimana caranya dia nangkep ikan pakai tangan?" Ucap Nala sambil ketawa-ketawi.
"Bian mah tangan dewa, Na. Nangkep nyamuk pake jari aja pasti bisa tuh!" Ucap Mira diiringi tawa sambil memukul pundak Nala pelan.
"Sumpah deh, Bian ini tiap harinya full of suprise banget." Ucap Nindi ikut tertawa juga.
Sementara cewek-cewek tertawa. Cowok-cowok bener-bener berusaha untuk mendapatkan ikan seperti Bian, setidaknya cukup untuk mereka semua makan pagi ini.
"Diem, diem." Ucap Angga. Mengikuti mangsanya yang berenang kesana kemari sebelum akhirnya tangannya dengan cepat menangkap ikan tersebut.
"Wohoho! Gue dapat!" Angga menyorak semangat. "Aruna! Gue dapat ikan!"
Aruna bertepuk tangan dari tempatnya sambil ketawa gemas. "Tangkap lagi!"
"Gak mau kalah Gue!" Ucap Regar, dengan fokus dia mencari ikannya.
Di sisi lain, Andra juga mendapatkan ikannya kemudian diikuti oleh Bian lagi.
"Gue kapan dapatnya?" Teriak Altezz frustasi.
"Lo kalo ribut gitu, kabur semua ikannya!" Ujar Pandu agak kesel. Karena sedari tadi dia juga tidak kunjung mendapatkan ikannya sementara kini Bian sudah mendapatkan empat ikan.
Altezza pun diam. Berusaha memfokuskan dirinya sampai apa yang di mau pun di dapatkan. Ia tidak bisa menahan kegirangan itu berteriak-berteriak.
"Gue akhirnya dapet ikan! Dapet!"
Nala tersenyum memandangi Altezza yang bahagia dari tempatnya. Sangat sayang untuk di lewatkan.
"Ah teuing ah. Udah cukup juga kan ikannya?" Regar akhirnya menyerah. Padahal dia semangat sekali tadi.
"Iya udah cukup. Makanya gak terlalu serius banget Gue. Kalo serius, wah penuh tangan kita sama ikan!" Ucap Tama dengan nada di buat-buatnya.
"Omongan doang Lo gede!" Mira menyoraki Tama dari jauh. Sedangkan di soraki hanya memeletkan lidahnya.
"Udah yuk, kita balik!"
Regar yang mau beranjak ketika di ajak Nindi jadi berhenti waktu Altezza menahannya, "Eh bentar! Foto dulu dong kita sama hasil tangkapan."
KAMU SEDANG MEMBACA
RENNALA (On Revisi)
Genel Kurgurahasia tetap diam tak terucap, meski hati bergemuruh berisik meminta untuk menyelami diri sang pemilik hati. - rennala dan pernak pernik masa muda. lavendherr, 2023. cover from pinterest.