(y/n) berlari menaiki setiap anak tangga yang mengantarnya ke rooftop apartemen. Dia butuh udara segar untuk menetralkan kemarahan, kekecewaan, dan kesedihan yang kini bercampur aduk dalam dirinya. Sampai di rooftop gedung bertingkat 13 ini, (y/n) berteriak sekuat tenaga, berharap emosinya bisa turut keluar bersamaan dengan suaranya yang menggelegar.
Puas berteriak, (y/n) duduk bersandar pada tembok dan membiarkan air matanya jatuh. Hari ini adalah hari patah hatinya yang pertama dalam 19 tahun. Wajar bukan (y/n) merasa begitu tersiksa?
Pintu rooftop terbuka dan seseorang keluar dari pintu tersebut. (y/n) buru-buru mengelap air matanya dan menyembunyikan wajahnya di dalam lipatan tangan. Terdengar langkah orang tersebut mendekati (y/n).
Tak lama terdengar suara, "(y/n)? Lo ngapain di sini sore-sore?"
(y/n) sangat mengenal suara itu. Siapa lagi kalau bukan Kang Taehyun, tetangganya sejak kecil? Wajah (y/n) terangkat untuk melihat Taehyun berdiri di hadapannya dengan tatapan bingung.
"Lo abis nangis?" Nada bicara Taehyun terdengar khawatir di telinga (y/n). "Kenapa sih? Ada masalah?"
(y/n) diam. Bukannya tidak ingin bercerita pada Taehyun, tapi membahas apa yang terjadi hari ini rasanya butuh tenaga yang sangat besar. "Gue putus sama Beomgyu."
Taehyun diam sebentar, lalu melangkahkan kaki mendekati tembok pembatas rooftop dan menghadap ke matahari yang bersinar jingga. "Oh, akhirnya putus?"
(y/n) mengernyit. Perempuan itu berdiri di sebelah Taehyun dan menatapnya dengan alis bertaut, "Lo kok ngomongnya gitu?"
"Bukannya dari lama dia emang udah gak baik sama lo? Lo gak sadar sesering apa lo nangis di sini gara-gara dia?"
Ucapan Taehyun membuat (y/n) terdiam. Beberapa menit keduanya cuma sama-sama menatap langit dan membiarkan angin menerpa wajah mereka. Sampai akhirnya (y/n) berucap, "Taehyun, gue bodoh ya?"
Taehyun menghela nafas, "Wajar. Cinta emang kadang bikin orang jadi merasa bodoh. Tapi sebenernya, bukan berarti lo bodoh beneran. Lo cuma gak sadar sama setiap pilihan yang lo punya. Ketika mencintai seseorang, pilihan lo itu jadi cuma terpusat ke satu orang meskipun sebenernya lo punya pilihan lain di luar orang tersebut."
"Kayak lo memilih untuk tetep bertahan di sampingnya Beomgyu meskipun udah disakitin berkali-kali. Padahal sebenernya lo punya pilihan buat terlepas dari semua itu dan mulai perhatiin orang lain di sekitar lo yang mungkin punya rasa sama lo." Lanjut Taehyun.
Matahari mulai terbenam. Cahaya jingganya membuat gradasi pada langit yang setengahnya berubah menjadi gelap.
"Lo pernah denger lagunya Teuku Rizky yang Matahari dan Malam gak sih, (y/n)?" Tanya Taehyun tanpa sedikit pun melepaskan fokusnya pada matahari yang terbenam.
(y/n) menatap Taehyun dengan tatapan bingung. Tidak mengerti kenapa dalam kondisi seperti ini tiba-tiba Taehyun menanyakan sebuah lagu.
"Lagunya nyeritain soal matahari yang selalu menyinari hari dan malam yang mencintai matahari. Tapi malam nggak bisa memiliki matahari karena matahari dan malam nggak bisa bersandingan. Mereka akan saling menyingkirkan satu sama lain. Bedanya, matahari punya orang-orang yang ingin disinari di siang hari. Sementara malam cuma bisa menunggu orang- orang tidur sekaligus menunggu matahari yang dia kagumi untuk kembali menyinari hari."
(y/n) masih diam menunggu Taehyun melanjutkan kalimatnya.
"Sorry ya kalau kesannya gue gak peduli soal masalah lo yang baru putus sama Beomgyu. Gue cuma mau bilang, selama ini lo itu matahari." Taehyun diam sejenak menatap matahari yang tinggal ujungnya saja siap sepenuhnya diganti dengan langit malam sebelum melanjutkan, "...dan gue adalah malam."
>>><<<
Short and deep. By the way, aku suka sekali lagu Matahari dan Malam. Yang belum dengar, dengar yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine • [You x Kpop Idols]
FanfictionSini mampir, kita halu bersama🙏 p.s. : kalau nyari yang gue x bias ada di part Daniel ke bawah yaaaa