Di sekolahmu, siapa yang nggak kenal sama seorang Jeon Jungkook? Laki-laki ganteng anak pengusaha terkenal dan kaya raya. Tingginya nyaris 180 cm, untuk ukuran anak SMA, tubuhnya udah cukup atletis. Jago basket dan anak band. Nyaris sempurna hidupnya.
Tapi sayang, anaknya ngeselin, langganan dipanggil BK, dan tukang berantem. Meski nggak tawuran sih, Jungkook tipe orang yang 1 lawan 1, nggak keroyokan. Dulu dia sempet kursus karate katanya, jadi bela dirinya juga bagus. Kabarnya sih seringkali yang ribut sama Jungkook ini, orangnya pasti babak belur, gak pernah tuh ada kabarnya Jungkook yang kalah.
Karena semua itu, meskipun disukain sama banyak cewek-cewek di sekolah, tapi nggak ada yang berani deketin Jungkook. Maklum, Jungkook orangnya baperan, senggol dikit dibacok. Tapi, kamu. Kamu berhasil bikin Jungkook diam seribu bahasa karena kamu berani lawan dia. Kalau dia ngomong, kamu pasti bisa jawabnya. Kamu nggak pernah kalah dari Jungkook kecuali Jungkook pake kekerasan. Sejauh ini sih, Jungkook nggak pernah pake kekerasan sama kamu, kalian cuma akan berakhir adu omong sampe mulut berbuih.
"Heh, lo, beliin gue es kelapa dong di kantin, pake uang lo dulu, nanti gue ganti." Jungkook menyuruh salah seorang cowok yang lewat di depannya.
"Bakso yang dua hari lalu belom lo gantiin." Balas si cowok itu.
"Iye elah ribet amat, nanti gue ganti sekalian." Jawab Jungkook malas.
Kamu yang kebetulan lewat nyeletuk, "Kaki ada dua, sehat wal'afiat, duit banyak, jarak kelas sampe kantin nggak sampe 50 meter, masih aja nyuruh. Orang yang kayak gitu mending diapain, Lis?" Kamu bicara ke arah temanmu tapi sebetulnya ditujukan pada Jungkook.
Merasa tersindir, "Orang kalau mau ngomong tuh langsung depan muka, kalo di belakang namanya gibah, dosa." Jungkook berkata kasar.
Kamu mulai geram, lalu berjalan menghampiri Jungkook dan berdiri di hadapannya. Kamu menatap wajahnya tajam, "Bisa gak sih lo gak nyuruh-nyuruh orang?"
Tak mau kalah, Jungkook menjawab, "Bisa gak sih lo gak ikut campur urusan orang?"
"Loh, emangnya lo orang? Gue kira peliharaan yang suka menggonggong."
"Elo tuh yang suka menggonggong setiap ada gue."
"Ya lo cari masalah terus."
"Ya lo gak usah ikut campur."
"Ya lo kebiasaan. Orang kaya suka seenaknya."
Jungkook terdiam seribu bahasa. Ia membenci setiap orang yang selalu membawa kasta jika ribut dengannya. Kalau kamu itu cowok, mungkin Jungkook sudah memukulmu kencang sampai gigimu rontok saking bencinya.
"Lo gak tau apa-apa." Jungkook berkata tajam lalu meninggalkan kelas dan nggak kembali sampai pulang sekolah.
Malamnya, kamu menghampiri orangtua mu yang sedang menonton berita di tv. Berita tentang kasus korupsi. Kamu mencermatinya perlahan, ternyata tersangkanya berasal dari perusahaan ayah Jungkook. Lantas kamu kaget dan merasa bersalah setelah mengatainya. Meski bukan ayah Jungkook yang menjadi tersangka, tetap saja semua kerugian perusahaannya beliau yang tanggung karena beliau pemiliknya. Dan pasti sangat banyak pengeluarannya.
Esoknya kamu tidak bertemu Jungkook berkeliaran di sekolah seperti biasa. Kamu sama sekali tidak melihat batang hidungnya. Padahal kamu ingin meminta maaf atas perkataanmu kemarin yang kamu rasa terlalu kasar. Hingga pulang sekolah kamu menanyakannya pada temannya, lalu temannya menjawab bahwa Jungkook tidak masuk sekolah hari ini.
Kamu berjalan pulang, sempat kamu berpikir untuk mendatangi rumah Jungkook, tapi kamu tidak tahu alamatnya. Tanpa disangka, kamu melihatnya di hadapanmu, duduk tenang di atas ayunan padahal hari sudah mulai gelap. Kamu menghampirinya, duduk di ayunan satunya lagi tapi sepertinya Jungkook tidak menyadari kedatanganmu.
"Hei.." Sapamu halus.
Dia terperanjat dan menoleh ke arahmu. "Pergi." Ucapnya ketus.
"Jungkook.."
"Gue bilang pergi."
Kamu tetap diam sedikit merasa khawatir melihat wajah Jungkook yang mendung. Kamu berdiri di hadapan Jungkook yang menunduk. Maju satu langkah kamu memeluknya.
Jungkook berusaha mendorongmu dengan tenaga yang tersisa namun tentu saja tidak berhasil karena tenagamu lebih kuat. "Pergi.. Pergi (y/n).." Suaranya semakin melemah dan tangannya mulai membalas pelukanmu. Kamu merasakan bahu Jungkook mulai terguncang, ia menangis di dalam pelukanmu. Kamu dapat merasakan kesedihan yang dirasakan Jungkook. Kamu hanya membiarkannya menangis hingga dia ingin berhenti. Tak peduli seberapa pegal kakimu berdiri, kamu tetap rela melakukannya.
Sekitar 10 menit akhirnya Jungkook melepaskan pelukannya. Ia mengusap wajahnya kasar. Lalu kamu berkata, "Maaf soal perkataan gue yang kemarin."
Jungkook mengacuhkan perkataanmu dan malah berkata, "Makasih. Makasih lo gak pergi saat gue suruh lo pergi. Gue nggak sekuat yang orang-orang lihat." Ucapnya tidak berani menatapmu.
"Gak apa-apa. Lo kan manusia. Aneh juga kalo nggak ada sedih-sedihnya." Kamu terkekeh, "Gak usah sok kuat di depan gue. Karena gue udah lihat sisi lemah lo. It's okay buat datengin gue saat lo butuh sandaran, gue akan selalu ada disisi lo mulai sekarang." Kamu tersenyum, Jungkook tersenyum.
"Mau makan es krim?" Tanyanya lalu menarik tanganmu dan kalian berjalan bersama.
>>><<<
Kira-kira siapa member selanjutnya yang bakal dipublish? ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine • [You x Kpop Idols]
FanfictionSini mampir, kita halu bersama🙏 p.s. : kalau nyari yang gue x bias ada di part Daniel ke bawah yaaaa