Park Sungjin / Confessed

196 13 1
                                    

(y/n) sedang berkutat dengan gitarnya ketika Jae, kakak laki-lakinya bersama temannya, Sungjin memasuki rumah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(y/n) sedang berkutat dengan gitarnya ketika Jae, kakak laki-lakinya bersama temannya, Sungjin memasuki rumah mereka. Kelihatan dari barang bawaannya –gitar beserta kabel-kabelan-, dua laki-laki itu baru selesai latihan band di studio yang kebetulan tempatnya nggak terlalu jauh dari rumahnya.

"De, mama kemana?" Tanya Jae menaruh tas gitarnya di sofa tepat di samping (y/n).

"Undangan sama Tante Astri." Jawab (y/n) singkat tanpa mengalihkan fokusnya dari gitar yang ada di tangannya. "Bang ini gitar gue putus senarnya, susah banget dipasangin yang barunya." Keluh (y/n).

Sungjin kemudian duduk di samping (y/n) dan menawarinya bantuan, "Sini sama gue."

(y/n) sedikit terkejut ketika Sungjin yang merespon ucapannya. Ia langsung memberikan gitar tersebut perlahan dan berucap, "Tolong ya, Bang Sungjin." Tersenyum manis ke arah Sungjin.

Sambil memasang senar gitar (y/n), Sungjin bertanya, "Nggak kuliah, (y/n)?"

"Nggak, Bang. Kan' hari Minggu libur." Jawab (y/n).

Sungjin tertawa, "Oh iya, gue lupa. Kalau gitu ganti deh pertanyaannya, nggak jalan-jalan, (y/n)?" Tanyanya ulang.

(y/n) tersenyum, "Nggak, Bang. Di rumah aja. Gak ada yang ngajak." "Emangnya nggak punya pacar?" Tanya Sungjin lagi.

Jae datang dengan segelas nutrisari merespon pertanyaan Sungjin, "Gimana mau punya pacar? Orang tiap hari kerjaannya diem doang di rumah. Mana jarang mandi."

(y/n) rasanya ingin memukul Jae tapi nggak jadi karena mendengar respon Sungjin, "Jarang mandi aja cantik. Gimana kalau rajin?" (y/n) jadi auto tersenyum.

"Gak usah senyum-senyum lo." Protes Jae.

(y/n) memeletkan lidahnya ke arah Jae, "Syirik aja sih lo."

Sungjin tertawa melihat pertengkaran kedua adik-kakak itu. Sebetulnya, sudah beberapa bulan terakhir, Sungjin tertarik pada (y/n). Adik temannya yang lebih muda 3 tahun itu terlihat begitu manis di matanya. Beberapa bulan terakhir juga Sungjin mencoba mencari cara untuk mengobrol dengan (y/n), mengorek sedikit demi sedikit informasi mengenai perempuan itu, dan memberikan sinyal ketertarikannya secara tidak langsung. 

Tentunya Sungjin berharap (y/n) menangkapnya. Kalau dilihat sejak pertama kali mereka bertemu dan dibandingkan dengan teman-teman Jae yang seringkali main ke rumah Jae, Sungjin dapat dengan percaya diri kalau dirinya sudah cukup dekat dengan (y/n) dan lebih dekat daripada teman-teman lainnya. Sungjin menganggap itu sebagai lampu hijau untuknya.

Namun, selain memikirkan kedekatannya dengan (y/n), Sungjin juga memikirkan restu dari Jae. Bukannya apa-apa, Sungjin adalah orang yang well- prepared, dia akan mempersiapkan segalanya sebelum ia memulai sesuatu. Maka, menurutnya mendapatkan restu Jae terlebih dahulu sebelum mulai mendekati (y/n) secara terang-terangan. 

Jae, temannya yang lebih tua 2 tahun itu merupakan tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal dunia. Ia jadi pemegang keputusan tertinggi di keluarganya. Oleh karena itu, ia akan meminta restu Jae terlebih dahulu sebelum pada mama (y/n).

Imagine • [You x Kpop Idols]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang