Jeon Wonwoo / Hangat

3.2K 166 21
                                    

Panas + Dingin = Hangat

Panas + Dingin = Hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wonwoo sunbae, tolong terima surat ini." Kamu menyodorkan sebuah surat yang kamu tulis sendiri sambil menunduk kepada kakak kelasmu, Jeon Wonwoo yang sangat terkenal di sekolahmu. Tidak bisa dihitung lagi berapa perempuan yang menyukai Wonwoo. Wajahnya tampan dan dia sangat pintar, namun Wonwoo adalah orang paling dingin di sekolahmu, itu sudah bukan rahasia lagi, semua orang mengetahuinya.

Wonwoo terdiam sebentar lalu mengambil surat itu dari tanganmu. Saat itu kamu merasa jantungmu akan segera meledak saking kencangnya detak jantungmu. Seketika kamu mengutuk dirimu yang memiliki inisiatif untuk memberi surat cinta kepada Wonwoo. Ya, surat cinta, isinya pernyataan cintamu untuk Wonwoo.

Kamu melirik Wonwoo yang sedang membaca suratmu lalu kembali menunduk. Kamu takut akan penolakan, tapi kamu melakukannya. "Oke."

Kamu langsung berdiri tegap, matamu mengerjap menatap Wonwoo. "Ah?" Tanda kamu kurang mendengar apa yang Wonwoo katakana atau justru sebenarnya kamu hanya tidak yakin dengan jawaban Wonwoo.

"Ya, kau diterima." Ucap Wonwoo memperjelas namun tidak ada perubahan dari mimik wajahnya yang tetap datar.

Kamu terpaku di tempat, tidak percaya dengan apa yang terjadi saat itu. "Kalau udah selesai, gue pergi." Wonwoo pergi meninggalkanmu yang masih terpaku.

Kamu mengerjap sekali lagi. "Ah, Sunbae. Terimakasih."

Hari-hari berikutnya tidak ada yang berubah, tidak ada yang special. Kamu dan Wonwoo tidak pernah makan di kantin bersama atau pulang bersama. Wonwoo tidak pernah menghampirimu ke kelasmu, dan begitu pun kamu yang tidak berani menghampiri Wonwoo ke kelasnya. Bahkan kalian tidak pernah tegur sapa, kamu tidak berani untuk menyapanya duluan, sesekali kamu hanya melempar senyum ke arahnya yang hanya akan dibalas lirikan tanpa membalas senyummu.

Kalian jarang berkomunikasi di layanan chat. Memang Wonwoo selalu membalas chatmu setiap hari meski seringkali terlambat beberapa jam. Kamu juga tidak ingin mengganggunya dengan mengirimi dia chat terlalu banyak. Setiap kamu mengajaknya untuk berkencan, Wonwoo selalu menolaknya dengan alasan malas dan tidak suka hal-hal seperti itu.

Tibalah saatnya hubungan kalian berada di puncak satu bulan, kamu mulai lelah dengan semuanya dan mulai berpikir apakah kalian lebih baik berpisah daripada harus seperti ini terus meski kamu sangat mencintai Wonwoo.

Hari itu, kamu menunggu Wonwoo di depan kelasnya, memberanikan diri untuk pertama kalinya. Kamu benar-benar memutuskan untuk mengakhiri hubungan kalian.

Tak lama, Wonwoo datang, lalu bertanya "Cari siapa?" masih dengan wajah datarnya.

Kamu menelan ludahmu, "Sunbae, ada yang ingin aku bicarakan."

"Ya?" Jawabnya.

"Mungkin ini sudah saatnya kita mengakhiri hubungan kita. Rasanya akan lebih baik jika kita tidak terpaut lagi oleh sebuah hubungan." Kamu tersenyum pedih, "Terimakasih karena telah membuatku merasa senang meski tidak untuk waktu yang lama. Permisi." Kamu pergi meninggalkan Wonwoo yang bingung di tempatnya.

Kamu pikir, Wonwoo akan memberhentikanmu dan memintamu untuk bertahan. Namun ternyata itu semua hanya harapanmu. Harapan yang tidak akan terkabul tanpa keajaiban. Wonwoo justru tampak tidak peduli dan masuk ke kelasnya tanpa raut wajah yang berubah. Kamu mati-matian menahan air matamu yang sudah berdesakan ingin melompat dari kantung matamu dan berusaha meyakinkan diri bahwa itu memang pilihan yang tepat.

Sepanjang hari tubuhmu lemas, tidak ada semangat belajar yang biasanya selalu ada pada dirimu, kamu juga tidak ingin berbicara pada siapapun, bahkan kamu beberapa kali hampir menabrak tiang bangunan di koridor depan kelasmu.

Yang paling parah adalah, saat ini kamu baru menyadari datangnya bola basket yang akan menyentuh kepalamu. Kamu menunduk sambil menutupi kepalamu dengan kedua tangan. Namun, dalam hitungan 5 detik, bola tersebut tidak mengenai kepalamu juga. Kamu membuka matamu perlahan, tubuhmu ditutupi oleh bayangan tubuh tinggi yang berdiri di hadapanmu.

Kamu terpaku, Wonwoo menangkap bola itu dengan sigap dan melindungimu. Setelah melemparkan bola tersebut kembali kepemiliknya. Wonwoo berbalik, "Gak kenapa-napa kan?"

Kamu mengangguk perlahan, lagi-lagi kamu dibuat tidak percaya oleh perilaku Wonwoo. "Baguslah, aku akan mengantarmu." Wonwoo menarik tanganmu, namun tubuhmu masih terpaku. "Kenapa?" Wonwoo menatapmu.

Kamu tersadar beberapa detik kemudian. "Tidak usah, Sunbae. Kita sudah tidak ada apa-apa lagi." Kamu juga berusaha melepaskan genggaman tangan Wonwoo di tanganmu.

"Mana mungkin bisa? Sejak tadi kamu hanya memutuskan sepihak, kamu tidak bertanya apa aku setuju atau tidak. Aku tidak setuju." Ini merupakan kalimat paling panjang yang pernah kamu dengar dari bibir Wonwoo. Kamu hanya terdiam sambil menatap Wonwoo.

Wonwoo menunduk sambil meraih tanganmu yang sempat terlepas. "Maaf. Aku memang salah, tapi bisakah kita memulainya kembali dari awal?" Wonwoo menatapmu lekat tepat di mata. Kamu menunduk malu lalu mengangguk.

"Iya, Sunbae." Jawabmu,

"Hey, panggil aku Oppa, karena aku pacarmu sekarang." Protes Wonwoo.

Kamu terkekeh. "Iya, Wonwoo Oppa."


>>><<<

Halo semua! Panggil aku sesukamu.

Aku menghadirkan cerita imagine alias imajinasi dalam bentuk cerpen yang insyaallah bisa menghibur pembaca-pembaca semua. Ini adalah kali pertamaku untuk bikin cerita fiksi penggemar. Semoga pengawalanku ini bisa diterima oleh pembaca-pembaca semua.


Salam hangat, Yeoljin.

Imagine • [You x Kpop Idols]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang