18

176 14 1
                                    

Setelah keluar nya renjun dari mobil,pengawal huang segera masuk bersama karina

Karina menyuntikkan biaus pada jaemin,hingga jaemin melemah hanya dapat duduk dan untuk berbicara pun sulit

"kalian akan membawa ku kemana?" ijar lemah jaemin saat melihat kejendela

Ini bukan jalan menuju vila nya lagi,jaemin pasra akan dibawa kemana lagi setelah ini

Cukup lama di dalan mobil akhirnya jaemin di gendong masuk kedalam rumah sakit,rumah sakit jiwa

"jika kau berulah,kau akan mendapat tempat yang lebih buruk" ujar karina dan setelah itu ia pergi meninggalkan jaemin

Jaemin dibantu untuk memakai pakaian pasien dan setelah itu jaemin di bantu berbaring oleh perawat disana

"nah nyonya,bagaimana hari mu akhir akhir ini?" tanya perawar tersebut pada jaemin,agar jaemin tak merasa kesepian

"hari?" isak jaemin dan setelah itu ia menangis sejadi jadinya

Perawat disana hanya diam menemani jaemin,hingga jaemin tertidur dan baru lah ia keluar dari kamar jaemin dan menguncinya

Matahari sudah naik,namun jaemin tetap tak ingin makan ia hanya menatap makanannya yang berada di meja lipat kasurnya

Jaemin melipat kakinya dan menyembunyikan kepalanya di belahan lututnya

"nyonya kau tak ingin makan?,bagaimana bisa sembuh jika tak makan ? " bujuk perawat tersebut pada jaemin

Jaemin tak bergeming sedikitpun,setelah itu hal tak terduga, jaemin melempar makanan tersebut hingga berserakan di lantai

Perawat tersebut segera mengemasinya dan" jika tak ingin tak perlu dibuang nyonya" ujar lembut perawat tersebut setelah itu ia meninggalkan jaemin sendirian lagi

"kenapa mereka bersikap seperti itu pada ku?" lirih jaemin

Tidak lama dari situ seseorang masuk dan duduk di depan jaemin

"jaemin" panggilnya pada jaemin

Hanya terdengar suara isakan jaemin yang tersembunyi di balik pahanya,

"aku lelah"

Hanya dua kata yang dapat jaemin sampaikan pada orang di depannya,dan setelah itu ia kembali menangis dan menghiraukan panggilan orang tersebut

Semua terasa jauh ,jaemin merasa ia benar benar tak dapat mendengar jelas apa yang di bicarakan nya dan segera ia menatap mata orang tersebut

"jisung.....aku tidak mau hidup berlama lama dalam penderitaan ini.....hidup memang menyiksa,tapi aku harus tetap hidup karena sudah terlahir ke dunia ini,aku menginginkan kebahagian"parau jaemin

"Lalu bagaimana dengan kebahagianku?" tanya jisung yang menunjuk dirinya

"kenapa kau menanyakan kebahagianmu padaku?"

"aku.....orang tua ku....kami tak pernah bersama,kami terpisah.....rasanya aku ingin menangis dan menyesal untuk hidup,kau tau ayah ku dan buna ku mereka saling mencintai,tapi takdir terlalu kejam pada mereka"jelas jisung dan mengenggam tangan mungil jaemin

"aku...selalu berdoa kepada tuhan agar hidupku nomal seperti orang lain,aku berdoa mati matian,lalu sampai kapan aku akan merasa gelisah,sampai kapan?,sampai aku mati ,aku ,aku membenci diriku,aku merindukan bayi ku jisung,aku merindukan jeno ku" racau jaemin pada jisung

Mereka menangis bersama ,hingga jisung meninggalkan jaemin sendirian dikamar rawat nya,karna jaemin kembali tak terkontrol lagi,tanpa sepatah kata pun jisung mengucapkan perpisahan dengan jaemin,jisung tak akan ingin membahas bayi bersama jaemin

Avaritia NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang