"Sepertinya kau sangat mencintainya, sampai rela mengeluarkan uang 100 juta demi dia?" tanya Jack disambung dengan tawa dibelakang. Kepala Jack menggeleng mengingat tingkah Armand, dia tahu benar sifat Armand, jika Armand sudah bertekad maka apapun yang menghambatnya bisa ia singkirkan dengan mudah.
"Aku rela mengeluarkan berapa pun untuk orang yang ku cinta." ucap Armand, lalu bibirnya menyesap rokok dan mulai mengepulkan asapnya ke udara. Sekarang Armand sudah terlihat seperti seseorang yang benar-benar dimabuk cinta. 'Kekasih' itulah yang Armand ucapkan pada Jack. Menurutnya, itulah alasan termudah, Armand tidak mungkin menjelaskan secara rinci permasalahan dan segala rencananya pada Jack.
Jack mengambil botol wine diatas meja dan menuangkannya ke gelas miliknya dan Armand. Saat ini mereka tengah berbincang di sebuah tempat pribadi milik Jack.
"Aku bisa menyuruh Merie untuk membawanya kesini kalau kau mau." ucap Jack
Armand langsung menggeleng, "Tidak perlu, aku sudah menyuruh anak buahku untuk membawanya kerumah."
"Kalau begitu aku harus membiarkan mu pergi, kau pasti sudah sangat merindukannya."
Armand tersenyum, "Kau ternyata sangat pengertian. Kalau begitu aku harus pergi. Hubungi aku jika kau memerlukan bantuan."
Setelah mengucapkan itu Armand pun bangkit. Bersalaman dengan Jack lalu pamit dari sana. Sekarang yang harus Armand lakukan adalah bertemu dengan Anna. Gadis yang sudah ia beli.
—————
"Anna, mereka akan membawamu." Merie masuk ke kamar dimana Anna ditempatkan di sana.
Anna yang mendengar itu langsung bangkit dari duduknya menatap Merie dengan raut kebingungan.
"Apa maksudmu? Siapa yang akan membawaku?"
"Tentu saja kekasihmu, sudah kubilang kan, kau tidak di jual di sini karena kekasihmu sudah membayar. Jadi sekarang kau akan di bawa ke tempat kekasihmu berada. Masa hal seperti ini saja harus aku yang menjelaskan, kekasihmu itu tidak menjelaskan memangnya?" tanya Meiri jengkel.
Anna reflek menggeleng. Raut wajahnya tidak berubah sama sekali. Semua penjelasan Merie benar-benar tidak ada yang masuk akal menurutnya. Anna ingat-ingat lagi, kenapa Merie selalu menyebut soal kekasih, padahal Anna saja tidak punya. Dan siapa tadi nama kekasihnya?
"Maaf, boleh ku tahu nama orang yang kau sebut kekasihku itu?"
Merie menghela nafas lelah. "Masa nama kekasihmu saja kau tidak tahu?" tanya Meria masih dengan nada kesal.
Merie diam sejenak, otaknya tiba-tiba teringat sesuatu.
"Ah I see, jangan-jangan kau memiliki banyak kekasih, ya? Jadi kau tidak tahu kekasih yang mana yang sekarang ini akan membawamu."
Anna semakin terdiam mendengar tebakkan Merie. Wanita di hadapannya ini kelihatannya saja garang dan berwibawa, tapi nyatanya dia sama saja dengan orang-orang lain yang Anna kenal. Sungguh pengarang yang handal.
Tak lama, ada tiga lelaki masuk ke kamar. Anna menatap menelisik kearah mereka. Mereka adalah lelaki yang yang terus memperhatikannya di awal, ya, Anna sangat ingat.
"Nah itu dia mereka." ucap Merie.
"Silahkan bawa." lanjut Merie mempersilahkan ketiga lelaki itu untuk membawa Anna.
Anna langsung mundur beberapa langkah. "Tunggu, siapa kalian? Kemana kalian akan membawaku?"
Diantara ketiga lelaki itu tidak ada satupun yang menjawab. Mereka hanya menatap lurus Anna tanpa ekspresi yang jelas. Lalu salah satu dari mereka, menoleh ke rekan sebelahnya, memberi anggukan isyarat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire Prison
Mystery / Thriller[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertinggal." Ucap tegas lelaki jangkung dengan rahangnya yang mengeras. "Baik sir, tapi bagaimana dengan w...