"Armand mengabari untuk langsung menuju kantor. Dia tidak bisa kemari." Ucao Tao setelah menutup teleponnya.
Anna mengerutkan kening, "Kenapa?"
Tao mengendikkan bahu, "Tidak sempat." Balasnya singkat
Tao pun berjalan keluar, setelah beberapa menit yang lalu masuk ke sebuah ruangan lantaran menerima telepon dari seseorang. Sekarang Anna tahu telepon itu berasal dari Armand.
Mata Anna langsung tertuju pada jam di dinding.
Masih pukul 2. Batin Anna."Dia harus segera menghadiri rapat begitupun aku, jadi kita juga harus pergi sekarang." Seru Tao saat menyadari perubahan raut wajah Anna.
Anna cukup terkejut mendengar Tao bicara. Tidak menyangka pergerakannya tertangkap oleh lelaki itu.
Dia pun segera bangkit saat melihat Tao yang sudah meraih tas kerjanya dan berjalan ke arah Matio.
"Kami pergi dulu. Jaga kesehatan mu, kau sudah tidak muda lagi." Gurau nya.
Matio mendengkus kecil, "Kau yang harus menjaga kesehatanmu. Kematian terus mengintai kita." Balas Matio.
Tao menanggapinya dengan tawa kecil, lain hal nya dengan Anna yang menatap Matio dengan tegang. Perkataan nya itu cukup membuat Anna tertegun.
"Aku hanya bercanda Anna." Ucap Matio sambil tersenyum. Mendengarnya seketika membuat Anna bernafas lega. Kedua tangannya merentang memberi Anna sebuah pelukan hangat.
"Semoga kita bisa berkumpul dengan lebih bebas nanti." Ucap Anna juga membalas pelukan Matio.
Setelah berpamitan, Anna dan Tao pun melangkah keluar. Melewati pakaian-pakaian yang tergantung sebelum akhirnya masuk ke mobil. Anna masih melihat Matio yang memperhatikan mereka dari balik jendela.
"Ya, aku sudah di mobil bersama Anna."
Mendengar namanya di sebut, Anna pun menoleh. Terlihat Tao sedang menelpon seseorang.
"Bawa dia ke sini. Tolong bawa mobilnya sepelan mungkin. Sampai aku mendengar laporan kalau kau mengendarainya dengan ugal-ugalan maka..."
"Ku matikan." Ucap Tao langsung mematikan sambungannya. Anna melihat itu penasaran.
"Jadi kau akan mengantarku pulang dulu?"
Tao menggeleng, "Armand menyuruh agar kau ikut ke kantor." Jawabnya lalu langsung menancap gas.
"Anna." Panggil Tao, Anna pun menoleh. Menatap Tao cukup lama karena lelaki itu tak juga bicara.
"Ada apa? Katakan saja." Desak Anna melihat penuh keraguan milik Tao.
"Kau serius tak ingin melanjutkan pernikahan ini? Bukankah kalian saling mencintai?"
Anna terkesiap, "Kata siapa aku mencintai Armand? Aku tidak..."
"Tidak perlu berbohong." Potong Tao, "semua sudah terlihat dari matamu." Sambungnya lalu tersenyum miring.
"Mataku?" Kening Anna mengkerut bingung.
"Hmm... ku koreksi. Bukan hanya matamu, tapi juga raut wajahmu, gestur mu, tingkah lakumu semuanya menjelaskan kalau kau menyukai Armand. Dan begitupun sebaliknya." Jelas Tao.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire Prison
Mystery / Thriller[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertinggal." Ucap tegas lelaki jangkung dengan rahangnya yang mengeras. "Baik sir, tapi bagaimana dengan w...