Chap 58

1.6K 116 23
                                    

Haiii apa kabar semua??
Bagaimana hari-hari menunggu cerita Ar-An ini?
Chap kali ini lumayan panjang, kalau masih kurang bisa komen :)

JANGAN LUPA RAMAIKAN CHAP INI YAA :)
Budayakan vote sebelum baca, terima kasih










—————

Di suatu hari, di sebuah percakapan singkat. —

"Jika mati aku ingin di kubur di sebelah makam kedua orang tuaku."

Armand langsung menoleh, matanya menatap Anna dengan tatapan yang sulit di artikan. Merasa aneh mendengar Anna tiba-tiba saja membuat wasiat.

"Apa? Aku hanya bilang, bukan untuk sekarang, tapi di masa tua nanti jika aku tiada, aku ingin dimakam kan di sana." Lebih jelas Anna.

"Kenapa kau mengatakan itu padaku? Memangnya kau ingin menua bersamaku?"

Anna langsung mengalihkan pandangan, reflek menggigit bibir nya kecil, astaga tanpa sadar membuat seolah dirinya ingin hidup bersama Armand. Tidak ingin membuat lelaki itu besar kepala Anna pun jelas mengelak, "aku hanya mengatakan____untuk diriku sendiri, tidak padamu."

Armand hanya mangut-mangut mendengarnya, ujung bibirnya samar-samar naik, apalagi melihat pipi merah wanita itu.

"Aku berpikir sepertinya ketampanan ku ini terlalu sayang jika dianggurkan, aku harus memacari 20 wanita dulu sebelum aku mati."

Anna mendengkus kecil, "semoga keinginan mu terwujud."

Armand tertawa kecil mendengar Anna bicara sebal begitu. Lelaki itu lantas terdiam sejenak, tiba-tiba saja terlintas sesuatu dibenaknya.

"Bagaimana dengan mu? Kehidupan seperti apa yang kau inginkan setelah semua ini selesai?"

"Hanya seperti orang-orang pada umumnya.." Jawab Anna mantap.

Armand menaikkan sebelah alisnya, merasa masih butuh penjelasan lebih.

"Aku ingin hidup di sebuah tempat yang jauh dari keramaian. Tempat yang membuatku merasa damai."

"Damai?"

"Ya. Yang tidak terlalu dekat dengan kota, agak sedikit terpencil, tapi tidak membuatku kesepian."

"Kau tidak ingin kembali ke rumah orang tua mu?"

"Maksudmu yang Daniel tempati saat ini?"

Armand mengangguk kecil, "Mungkin akan butuh waktu, tapi jika kau mau menunggu, aku bisa mendapatkannya lagi. Dengan cara apapun."

"Benarkah?" Anna melihat Armand lekat, "Aku sangat berterima kasih jika kau melakukan nya untukku." Ucap Anna sambil menatap Armand. Awalnya hanya sebuah tatapan biasa, tapi beberapa detik berjalan tiba-tiba saja berubah sendu.

Anna menunduk, "Di sana ada banyak kenangan, memang bukan kenangan bersama orang tuaku. Tapi masa kecil orang tuaku, masa muda mereka di habiskan di rumah itu." Jelasnya. "Walaupun tidak semuanya kenangan indah, paling tidak aku bisa mengenang beberapa hal." Sambungnya.

The Billionaire PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang