Chap 49

3.6K 148 21
                                    

HAIII
Apa kalian udah nunggu lama?
Maapkan akuu yang gak bisa update cepet 🙏
Kalau tidak ada halangan chap selanjutnya akan ku update secepatnya juga.
Jangan lupa ramaikan chap ini juga yaaa

Kalian bisa kasih sedikit apresiasi dengan tekan tombol VOTE atau KOMEN, gak sampe 5 menit kok :)

Terima kasih untuk perhatiannya 😊

Oke dehhh, dari pada nunggu lama, mari kita mulai!




——-




Anna duduk terdiam di sisi ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Anna duduk terdiam di sisi ranjang. Anna melirik sekali lagi ke arah yang sama, masih terdengar suara gemericik air dari kamar mandi yang menandakan Armand masih belum selesai dengan kegiatannya. Ini sudah lebih dari 30 menit waktu berlalu tapi lelaki itu masih belum keluar juga.

Selama menunggu Armand, Anna merenungkan kembali semua hal yang terjadi. Usai semua perkataannya itu, Armand memilih berlalu saja tanpa jawaban. Dan keterdiaman Armand membuat Anna tak tenang. Jika di pikir-pikir ucapannya memang telalu berlebihan dan terbilang tidak pantas di ucapkan untuk seseorang yang selalu berusaha untuk menolongnya.

Selama Anna tinggal bersama Armand. Ada satu hal yang ia yakini. Armand tidak akan melakukan perbuatan buruk jika tidak dipancing. Jadi pasti ada alasan tertentu saat lelaki itu berbuat kejam. Dan itu bisa dimaklumi. Walaupun pembalasannya akan berkali lipat. Tapi satu fakta itu membuatnya yakin jauh di dalam lubuk hatinya. Pasti ada rasa peduli yang mana membuat Armand selalu menjaganya.

Anna menggigit bibirnya kecil, dirinya sudah dilanda perasaan gugup juga khawatir. Anna kembali melihat pintu kaca yang masih tertutup rapat. Dirinya masih terus menanti. Hingga beberapa menit kemudian tidak ada lagi tempat itu terdengar senyap, sepertinya Armand sudah selesai.

Anna pun mempersiapkan diri. Diranya bangkit dari duduk. Matanya menatap ke arah kamar mandi seolah siap menyambut lelaki itu,

Dan benar saja, beberapa detik berikutnya. Armand keluar dari sana hanya dengan handuk yang melilit tubuh bagian bawahnya. Anna yang semula ingin mendekat pun kembali mengurungkan niatnya. Kakinya malah reflek mundur beberapa langkah. Kepalanya pun menunduk.

"Kenapa masih di sini?" Tanya Armand dengan sedikit nada dingin yang tersisa. Matanya melihat Anna yang berdiri diam. Keningnya menyengrit heran melihat pergerakan Anna yang tak biasa. Walaupun Armand merasa sangat marah pada wanita itu tapi jelas ia tetap mengkhawatirkannya. Melihat Anna dengan wajah dan pergerakan tubuh yang gelisah tak bisa membuat Armand berdiam diri.

Kepala Anna pun mendongak. Menatap Armand malu-malu. "Aku ingin bicara." Ucapnya lalu kembali mengalihkan pandangan. Wajah wanita itu kian memerah, tak sanggup melihat Armand yang kini bertelanjang dada.

Astaga. Anna kuatkan dirimu...

"Katakan." Titah Armand masih di tempat yang sama. Tak terlalu memikirkan respon malu wanita itu.

The Billionaire PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang