Chap 23

5.9K 165 4
                                    

Bagaimana bisa, mata tanpa ekspresi
yang menghunus tajam itu terasa lebih hangat,
di banding dengan sebuah senyuman yang datangnya dari orang yang paling ramah di dunia?

-

"Kalian sudah akan pergi?" Diana yang baru turun dari lantai dua langsung berjalan menghampiri Anna dan Armand yang sedang berdiri di ruang tamu. Mengamati para pelayan membawakan barang-barang mereka.

"Mom tidak akan ikut?"

"Tidak, ini adalah moment pertama kalian menghabiskan waktu berdua." Ujar Diana lalu tersenyum kecil, lalu matanya melirik ke belakang tubuh Armand. Kepalanya menoleh menatap Matt yang sedang berdiri tegap.

"Matt jika keadaan tidak terlalu penting, berilah Mr dan Mrs.Bail waktu untuk berdua. Kita juga harus mulai memikirkan penerus. Ku harap kau mengerti."

Matt terlihat cukup terkejut namanya di panggil namun berhasil tersadar lalu mengangguk pasti.
Untuk Matt yang memang memiliki status sebagai anak buah maka perintah Diana pun bukan masaah besar baginya, dia memang harus selalu siap mematuhi setiap perintah yang datang, tapi lain hal nya dengan Armand. Dia langsung memberikan tatapan tak suka mendengar sang ibu yang bicara melantur.

"Matt adalah pengawal ku, dia terikat pada perintahku bukan padamu mom." Keluhnya tegas.

"Perintahmu dan Anna. Kalian sekarang sudah menikah, maka apapun itu, harus di bagi sama rata."

Anna yang tiba-tiba namanya di sebut pun langsung mendongak. Dia tidak terlalu mendengarkan percakapan mereka jadi hanya bisa memberikan tampang polos tanpa menyahut.

Armand benar-benar tak suka dengan gagasan yang baru saja ibunya cetuskan. Jika itu menyangkut materi, maka itu bukan masalah baginya. Tapi mengatakan hal itu langsung di depan Anna, menurutnya itu bukanlah ide yang baik. Armand tak ingin gadis ini semakin merasa berada di atas awan.

"Dan dia pun terikat pada perintahku." Armand menatap Anna. Kalimatnya berisi penegasan akan statusnya. Perkataan bernada sindiran itu tepat menusuk di hatinya. Anna benar-benar paham apa yang di maksud lelaki di hadapannya ini.

"Karena dia adalah istriku, maka dia harus menuruti perintahku mom." Sambung Armand menghilangkam gurat tanya pada kening Diana.

"Ya, kau benar."

"Anna nikmatilah honeymoon kalian. Mom akan pergi untuk sementara waktu. Selalu kabari mom." Ucap Diana lalu memeluk Anna dan Armand bergantian sebelum akhirnya pergi berlalu. Meninggalkan Anna yang masih termenung, meraba situasi yang kian semakin buruk melingkupinya.

Sekarang harus pada siapa dia bersandar?


———-

Anna terpaku di tempat melihat pemandangan di hadapannya. Lagi-lagi hatinya dibuat bergetar dan seketika bulu kuduknya meremang. Melihat kendaraan besar yang ada di depannya ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Billionaire PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang