Chap 53

4.4K 165 66
                                    


Suara detik jarum jam mengalun lembut. Di ruangan yang sunyi terlihat hanya ada satu orang yang mengisi tempat sebesar ini. Anna. Wanita itu sedang duduk termenung di sisi ranjang. Dengan pandangan yang kosong, matanya menatap jendela kamar yang terbuka lebar. Mengantarkan semilir angin yang kecil dan lembut yang menerpa wajahnya secara perlahan dan menerbangkan helai rambutnya.

Wajahnya pias tanpa ekspresi, tapi dalam hatinya berteriak keras. Tapi jelas tak bisa ia utarakan. Dirinya merasa putus asa. Dalam pikirannya terus terngiang soal kejadian semalam. Bagaimana dengan bodohnya, perasaannya ini mengambil alih pikirannya hingga membuatnya hilang kendali. Seharusnya ia tidak menyesal. Itu yang Anna inginkan, Anna sudah berpegang teguh untuk tidak akan merasa menyesal dengan apa yang sudah ia katakan pada Armand. Walaupun begitu sisi pengecutnya tetap muncul hingga membuatnya kehilangan rasa beraninya itu.

Sebelumnya Anna sudah berpikir, jika nantinya keadaan melenceng dari apa yang ia ekspetasikan maka yang perlu Anna lakukan adalah menghindar. Ya, dia hanya perlu menghindar, pikirnya saat itu. Tapi.... Sepertinya cara itu tidak akan mungkin.

'Armand memanggilmu untuk segera turun untuk sarapan. Tao pergi lebih awal, dan Armand bilang dia tidak ingin makan sendiri.'

Setelah apa yang Emliy katakan beberapa menit lalu tubuh Anna langsung kembali terhempas ke ranjang. Semangat untuk memulai hari kembali surut.

"Aisshh,.. apa yang harus ku katakan saat bertemu Armand? Apa harus bersikap biasa saja? Melupakan kejadian semalam?" Anna bertanya pada diri sendiri. Reflek mengusak rambut yang sebelumnya sudah tertata rapi.




———


"Hmm." Suara deheman dari lelaki di hadapannya. Anna meliriknya singkat lalu kembali mengalihkan pandangan.

Pada akhirnya Anna memutuskan untuk turun juga. Anna hanya perlu memasang muka tebal. Menganggap kalau tidak terjadi apapun di antara mereka.

"Bagaimana dengan kelasmu kemarin?" Suara Armand menghentikan sunyinya suasana dimeja makan. Matanya menatap Anna yang tampak bingung dengan pertanyaannya. Memang bukan pertanyaan yang sulit bahkan biasanya Anna langsung mengeluarkan segala keluhannya tapi kondisi saat ini sedikit berbeda.

"Lumayan." Jawabnya lalu tersenyum simpul. Lalu kembai fokus pada makanannya.

Sedari awal Anna mengamati sikap Armand yang terlihat tidak begitu berbeda dari sebelumnya. Entah dia sedang berusaha tampak bisa atau memang karena tak peduli, entahlah Anna tak yakin. Yang pasti Anna patut mengucap syukur melihat lelaki itu yang berusaha membuatnya mengalir seperti biasa.

"Hari ini jadwalmu masih sama."

Perkataan Armand lantas membuat kunyahan Anna berhenti wanita itu diam sejenak, "Apa aku tidak bisa masuk kelas secara resmi?" Jujur saja, belajar sendiri, di tempat yang hanya beberapa langkah dari kamarnya itu lebih cepat membuatnya bosan.

"Untuk sekarang lakukan seperti ini." Jawab Armand yang terlihat tak ingin di bantah. Anna pun hanya diam. Kembali melanjutkan makanannya. Sejenak Anna berhenti, dirinya teringat soal Tao. Anna juga sebenarnya sangat penasaran kenapa Tao pergi mendahului Armand. Memang tampak biasa saja, tapi Anna yakin ada rencana lain di balik ini.

"Kau kemarin kemana?" Tanya Anna pada akhirnya.

Mata Armand reflek menatap Anna, "Kau tidak perlu tahu."

Mendapat jawaban itu, Anna membuat mendesah berat. "Kau akan melakukan yang sama juga hari ini?"

Lelaki itu tak langsung menjawab, dia terlihat diam menatap Anna "Aku akan mengabarimu jika aku pulang terlambat." Jawabnya tiba-tiba. Kening Anna mengkerut heran dengan jawaban tak nyambung itu.

The Billionaire PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang