"Dia kembali mengusik orang-orang kita Bos. Ada sedikit keterlambatan pengiriman karena mereka." Ujar salah seorang pengawal mengabari Octo lewat telepon.
Smirk an tajam terlihat jelas di wajah lelaki yang umur nya sudah tidak muda itu. Octo menghisap rokoknya kuat-kuat lalu membuangnya ke udara.
Semua informasi yang di beberkan pengawalnya tentu bukan sesuatu yang mengejutkan baginya.
"Bereskan saja tikus-tikus itu. Habisi semua yang berkhianat." Ucap Octo lalu menutup teleponnya.
————
"I'm back home."
Suara teriakan dari Tao memenuhi seluruh ruangan. Gangguan itu tentu saja membuat percakapan serius antara Armand dan Anna langsung berakhir.
"Ada apa ini?" Tanya Tao menatap Armand dan Anna bergantian.
"Kalian tidak menyambutku?" Sambung Tao dramatis. Wajahnya menggambarkan raut kecewa.
"Apa ini rumahmu?" Tanya Armand pada akhirnya menanggapai Tao walaupun dengan nada sinisnya.
Anna hanya melirik kecil tapi tak ikut menanggapi lebih memilih untuk langsung membuang pandangannya. Berpura-pura kembali fokus pada makanan.
Tao memperhatikan dua manusia di hadapannya. Dan langsung mengerti, seketika memutar matanya sebal. Tao mulai merasa bosan melihat hubungan Anna dan Armand yang tak juga ada peningkatan. Beberapa hari akur tapi kemudian bertengkar lagi. Selalu seperti itu.
"Duduk." Titah Armand Tangannya menarik kursi di sebelah lelaki itu. Perilaku nya dilakukan agar Tao berhenti memperhatikannya mereka dengan tatapan anehnya itu.
Tao hanya memberikan cengiran bodoh lalu mengambil mangkuk dan langsung menuangkan sup ayam itu dan mulai memakannya.
Suasana meja makan terasa begitu canggung. Kebungkaman Armand dan Anna tentu saja sangat berefek pada manusia ekstrovert seperti Tao. Matanya beberapa kali menatap Anna dan Armand bergantian. Melihat dua insan itu yang sama-sama hanya memasang wajah dingin.
Tak lama, Emliy datang dengan sebuah bunga yang sebelumnya Ody berikan. Tapi bedanya bunga itu sudah di masukkan ke dalam sebuah vas.
"Armand ini bunga yang kau bawa. Kau ingin meletakkannya dimana?" Ketiga orang itu langsung memfokuskan perhatiannya pada Emliy.
"Jadi dia memberimu bunga?" Celetukan Tao membuat Armand dan Anna saling tatap. Anna yang semula tak mau peduli pun mau tak mau ikut menatap Armand, menunggu lelaki itu menjawab.
Beberapa detik menunggu, tak lama kepala lelaki itu mengangguk kecil, "Ku bilang untuk merawatnya, kau bisa meletakannya dimana pun." Jawab Armand terlihat acuh.
Mendengar itu Emliy sedikit tergagap, matanya melirik Anna sekilas lalu mengerti dengan situasi saat ini. "Ku pikir mereka memberi informasi yang salah, kalau begitu akan ku coba tanam di rumah hijau." Ucap Emliy lalu berlalu dari sana.
Kepergian Emliy tentu saja bukan akhir dari ketegangan ini. Nyatanya suasana semakin dingin. Armand tak berani menatap Anna sedangkan Anna terus berpura-pura tidak peduli dengan itu. Tangan dan mulutnya sibuk menghabiskan sup.
"Apa dia masih tetap cantik? Dulu kau bilang dia sangat cantik, salah satu wanita tercantik dikampus."
Armand langsung menoleh menatap Tao, matanya menatap Tao malas, Tao selalu mengada-ada. "Kapan aku mengatakannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire Prison
Mystery / Thriller[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertinggal." Ucap tegas lelaki jangkung dengan rahangnya yang mengeras. "Baik sir, tapi bagaimana dengan w...