Pagi di hari Senin ini Hanum harus datang lebih awal karena ia harus menjadi salah satu petugas upacara di hari Senin yaitu bagian pembaca doa. Sebenarnya ia tidak begitu terlalu minat untuk menjadi pembaca doa, namun teman-teman yang lain sudah mendapatkan petugas hingga akhirnya Hanum lah yang harus menjadi petugas pembacaan doa.
Selama beberapa hari kelas 12 OTKP 1 latihan saat pelajaran jam kosong yaitu di lapangan. Ini adalah tugas yang begitu mendadak bagi Hanum. Yang awal nya menjadi seorang petugas pengibaran bendera lalu tiba-tiba di suruh pembaca doa.
Setiba sampai nya di sekolah, Hanum terkejut melihat gerombolan orang-orang yang memakai almamater biru. Ada lima orang laki-laki dan lima orang perempuan. Mereka sama-sama menggunakan almamater berwarna biru dengan logo universitas. Hanum begitu tidak tahu mereka memakai almamater dari universitas mana, karena Hanum begitu tidak memerhatikan ia langsung menuju tangga. Karena kelas nya di bagian lantai tiga paling atas banget, tentu itu sudah sangat capek.
Saat hendak menuju ke tangga, pandangan nya tertuju kepada seorang laki-laki yang memakai kacamata minus di tambah dengan almamater biru serta rambut rapi nya yang membuat Hanum semakin kagum melihatnya. Ia akui bahwa Hanum adalah wanita yang menyukai pria secara random. Random seperti melihat seorang cowok yang memang sangat idaman sekali terkadang malah langsung suka setelah sudah tidak ketemu lagi, rasa suka nya hilang.
Ada yang sama?
Hanum tak menggubris hal itu, ia langsung menaiki tangga menuju lantai tiga, sebenarnya capek namun sudah di takdirkan seperti ini. Hanum terkadang heran, bayaran mahal, namun kenapa tidak menggunakan eskalator saja atau pun lift? Dari pada menggunakan tangga dari lantai pertama sampai ke lantai tiga, apakah tidak capek? Tentu capek.
Setiba sampai di kelas, Hanum langsung menaruh tas nya pada tempat duduknya. Ia duduk sebangku dengan teman nya bernama Risa Syabilla Ladeika. Saat Hanum hendak membuka handphone suara pekikan membuat Hanum terkejut, siapa lagi kalau bukan ulah Risa—Teman sebangku Hanum yang memiliki sifat jahil. Entah lah kenapa teman nya ini selalu membuat ulah apalagi selalu membuat orang-orang terkejut karena suara nya yang begitu sangat nyaring. Meskipun sejahil apa pun Risa, bagi Hanum Risa adalah teman yang paling terbaik di antara yang terbaik. Kenapa begitu? Selama satu kelas dengan Risa, Hanum begitu takjub dengan Risa yang meskipun memiliki sifat jahil tetapi ucapan nya tidak pernah menyakiti hati Hanum.
Hanum memiliki teman banyak, bahkan sangat banyak. Namun, bagi Hanum apakah mereka pantas di sebut teman apalagi ucapan nya pernah menyakiti hati orang lain? Dan, orang itu lupa mengucap kata maaf, padahal ucapan nya begitu menyakitkan. Hanum tidak lebay, apalagi baperan, tapi cobalah kalau kalian di omongin tidak enak apa itu hal biasa? Bagi Hanum hal itu sangat tidak cocok bagaimana kalau orang lain sakit hati lalu orang lain itu kecewa sama kamu karena ucapan kamu?
Lupakan hal itu, sekarang mari kita bertemu dan berlanjut dengan Risa.
“Hanum! Gue punya cerita! Mau dengar, nggak?” siapa yang punya teman seperti ini? Setiap datang selalu mempunyai cerita yang entah kadang itu penting atau tidak. Bahkan teman nya ini selalu menceritakan hal random, menceritakan tokoh fiksi yang tak pernah nyata, menceritakan crush nya yang beda kota, dan lain-lain.
Karena Hanum pendengar yang baik, tentu Hanum langsung menaruh ponselnya ke meja, setelah itu menatap ke arah Risa dengan wajah serius. Sedangkan Risa yang tak tahan melihat wajah sahabat nya sangat serius itu ingin sekali tertawa. Tapi, kalau seperti ini tidak boleh tertawa. Perjanjian bagi mereka yaitu setiap salah satu ingin bercerita tidak boleh mengalihkan pandangan ke arah lain. Ingat hal itu.
“Di luar ada mahasiswa dari universitas Islam syekh Yusuf Tangerang, gue lihat salah satu mahasiswa itu sangat ganteng! Apalagi wajah nya itu, beuhh Masya Allah..., nikmat mana lagi yang engkau dustakan!!” ujar Risa dengan wajah penuh berharap itu.
Hanum yang mendengar pun hanya mengangguk ternyata itu mahasiswa mahasiswi dari universitas Islam syekh Yusuf Tangerang atau yang di sebut UNIS TANGERANG. Bahkan Hanum saja tidak memerhatikan nama universitas nya ia hanya bisa melihat almamater berwarna biru, ia pikir itu adalah alumni-alumni di sekolah SMK FRANSAKTI ini ternyata tidak.
“Setelah itu?”
“Sebenarnya yang gue maksud sih di sini cowok nya pakai kacamata minus, rambut nya pun rapi gitu. Dia menurut gue orang nya hitam manis.”
Deg!
Jadi, Risa mengagumi orang yang sama? Hanum langsung kagum dengan mahasiswa yang Risa maksud tetapi Hanum tidak seperti Risa yang heboh sendiri, is hanya diam mengagumi bukan memiliki.
“Tapi meskipun dia kek gitu, yang mau gue maksud orang nya bukan yang itu!”
Hanum sedikit lega mendengar nya, ia takut kalau sahabat nya menyukai atau mengagumi orang yang sama. Hanum semakin kepo di buat nya ia langsung bertanya-tanya.
“Satu lagi pokoknya ada, entah lah nama nya siapa! Intinya orang nya itu Masya Allah kek cowok fiksi yang gue suka itu loh,” ucap nya dengan penuh heboh.
Risa ini termasuk perempuan yang menyukai fiksi, bukan Risa saja. Namun dengan Hanum, mereka sama-sama menyukai cowok fiksi dan mereka pun sedang mencari cowok fiksi versi nyata nya. Mereka sama-sama menyukai membaca namun ketika di suruh membaca buku mata pelajaran mereka malah malas. Beda hal nya dengan membaca novel yang selalu ingin baca terus. Sebenarnya, apa boleh kita boleh membaca sebuah cerita karangan seorang penulis? Boleh saja. Asal yang paling utama yaitu Al-Quran terlebih dahulu.
“Iya.” Sahut Hanum singkat.
“Bagi siswa siswi kelas 12 OTKP 1 yang sekarang menjadi petugas upacara, di harap turun menuju lapangan!” suara speaker dari bawah di lapangan sudah menggema, mereka pun bergegas menuju lapangan.
Risa hanya menjadi petugas paduan suara, karena jika ia mengikuti petugas upacara yang lain nya Risa sedang memiliki penyakit kecapekan. Maka dari itu Risa tidak mau mengikuti petugas upacara terlebih dahulu.
Setiba sampai di lapangan, Hanum buru-buru mengambil buku pembacaan doa di teman nya itu. Pandangan nya tertuju kepada seorang mahasiswa yang memakai kacamata minus. Hanum ingin menyapa, namun ia tidak mau membuat pria itu ilfeel. Padahal dalam hati nya ingin sekali menjadi reog. Mereka memang sudah terbiasa dengan sifat Hanum yang bar-bar itu. Walaupun begitu, mereka tidak masalah karena mereka di sini pun sama memiliki sifat bar-bar. Tetapi kalau bar-bar di dalam kelas bisa jadi Hanum yang menjadi bahan pembicaraan mereka.
Hanum selalu di bilang caper, alay, nggak jelas, tetapi itu semua hanya di ucapin di mulut teman sekelas nya. Meskipun Hanum petakilan, tetapi Hanum tidak menyukai dengan teman sekelas nya. Kenapa ia harus bisa bertempat di kelas tersebut? Hanum yang selalu menjadi bahan perbincangan mereka, Hanum yang selalu di bilang jelek sama mereka, Hanun yang tak pernah di hargai oleh mereka, bahkan mereka semua malah julid dengan Hanum. Memang nya Hanum salah? Hanum bukan wanita polos, ia bisa aja ingin marah kepada mereka, apa boleh Hanum marah karena sakit hati dengan ucapan mereka?
Tapi, kenapa di saat mereka petakilan di dalam kelas, mereka seolah-olah biasa aja? Kenapa tidak di julid? Giliran mereka di balas dan di peringati baik-baik seolah-olah mereka tidak terima? Kenapa tidak adil? Entah lah.
Upacara pun mulai, cuaca hari ini sebenarnya panas banget karena matahari sangat mencorong di atas kepala, hingga siswa-siswi pun mulai berkeluh kesah karena kepanasan. Hingga di bagian doa, Hanum pun memulai nya. Tetapi justru saat Hanum hendak membaca doa lagi-lagi ia di tatap atau di lirik oleh mahasiswa itu.
“Dia punya mata, wajar dia lihat lo, Han.” Ucap Hanum membatin sebelum memulai membacakan doa upacara.
**
Istirahat pun tiba, Hanum dan Risa sekarang akan jajan di warung belakang sekolah. Di warung belakang sekolah terdapat jajanan seblak, cilok kuah, bakso, mie ayam, dan es. Warung belakang milik Pok Iyem yang menjadi warung favorit siswa-siswi di sekolah SMK FRANSAKTI ini. Jadwal Hanum akan memakan seblak. Sebelum nya ia sudah izin terlebih dahulu kepada kedua orang tua nya saat telepon tadi dengan syarat hanya satu kali.
Hanum memiliki penyakit magh dan lambung, saat ia memakai pedas setiap hari lambung nya bermasalah hingga saat itu Hanum ke rumah sakit di rawat selama satu Minggu lamanya.
Saat hendak ke belakang sekolah, mereka sama-sama terkejut dengan kehadiran dua orang mahasiswi dari UNIS TANGERANG salah satu nya mereka ada yang menggunakan jilbab hitam pashmina serta satu lagi menggunakan jilbab berwarna coklat. Mereka menghampiri Hanum dan Risa yang hendak keluar sekolah.
“Assalamualaikum,” ucap nya dengan sopan.
“Waalaikumsalam..,” jawab Hanum dan Risa bersamaan dengan sopan nya.
“Kalian mau jajan ke mana?” tanya salah satu mahasiswi tersebut.
“Mau jajan seblak, kak.” Jawab Hanum.
“Boleh kami ikut?”
“Tentu boleh!” sahut Risa dengan wajah semangat.
Mereka pun hendak menuju warung belakang sekolah. Saat hendak menuju warung belakang sekolah, seorang yang memanggil salah satu dari mereka membuat mereka berhenti melangkah kaki nya. Dia adalah mahasiswa yang di maksud Hanum tadi. Hanum terkejut melihat kehadiran pria itu. Dia benar-benar seperti mimpi di samperin langsung.
“Hawa, Syifa, kalian mau ke mana?!” tanya nya dengan tegas.
Hanum dan Risa yang tak tahu pun hanya melihat kedua mahasiswi yang ada di samping mereka. Di dalam hati Hanum seperti menahan rasa sakit namun tak berdarah. Entah lah kenapa diri nya bisa selemah ini, padahal mereka sama-sama satu kampus, tapi jika melihat orang yang di sukai akrab dengan orang lain rasanya seperti sakit tapi tak berdarah.
“Jajan, lah!” sahut Hawa tak kalah tegas.
Nama lengkap nya Halwatun Nisa yang kerap di sapa Halwa. Ada pula yang memanggil nya dengan panggilan Hawa. Panggilan Hawa biasanya panggilan orang terdekat nya, seperti keluarga dan sahabat. Biasanya orang asing selalu memanggil nya panggilan Halwa dan juga Nisa. Halwa lebih menyukai di panggil Hawa. Seperti seorang perempuan di zaman jahiliah dulu. Wanita yang cemburu kepada nabi Adam alaihi wasalam, saat nabi Adam telat pulang, padahal Hawa wanita satu-satu nya saat itu.
“Beli apa?”
“Kakak kebanyakan nanya! Udah lah, mending kakak sama yang lain aja. Hawa mau jajan! Jangan ganggu!” kesal Hawa pada pria itu.
“Hawa! Jangan keras kepala!” teriak Aqil dengan tegas.
“Kakak yang keras kepala! Kenapa sih? Hawa kan, mau jajan, kak. Masa nggak boleh,” kesal nya. Hawa sampai menghentakkan kaki nya karena merasa kesal dengan pria itu. Pria itu adalah Aqil. Hawa dengan Aqil saudara sepersusuan. Entah kenapa Hawa harus di takdirkan mempunyai kakak seperti Aqil yang suka menyuruh-nyuruh dan melarang untuk makan makanan yang ia inginkan.
“Kakak khawatir sama kamu, Hawa!”
“Tapi, janji, ini sekali aja kok, nggak makan pedas. Besok-besok nggak lagi deh, suwerrrr....!!” bujuk Hawa dengan puppy eyes nya. Sebenarnya ini rada geli dan jijik karena Hawa begitu tak suka ketika melakukan hal seperti ini di depan Aqil.
“Kalian kalo ada masalah yang belum selesai, tolong kelarin. Kami mau jajan. Kalau gitu, saya duluan ya, kak?! Assalamualaikum!” pamit Hanum meninggalkan mereka.
Hanum merasa cemburu, karena Hawa dan pria yang ia sukai nya malah terlihat dekat. Hanum tak tahu mereka sedekat apa dan memiliki hubungan apa. Karena ia lihat mereka sangat cocok. Tetapi, Hanum tak percaya kalau Hawa yang pakaian nya alim bisa pacaran?
“Gara-gara kakak! Aku di tinggalin sama mereka. Udah tahu, kami tidak tahu jalan, mereka pasti mikir aneh-aneh, deh.”
“Iya memang nya kenapa? Toh kita kan adik kakak,”
“Ogah sih kalau Hawa mah,”
“Serah.”
**
**Hayooo??? Siapa yang nunggu kelanjutannya 😗
Vote dong💗.
Revisi ; 21 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHASISWA DAN SISWI
Teen FictionSingkat cerita, dan singkat deskripsi ini... Saya membawakan cerita baru di awal tahun 2023 dengan alur anak mahasiswa dan anak sekolah. Pertemuan singkat antara anak kuliahan dan anak sekolah yang menjadi momen berharga bagi seorang siswi bernama H...