PART 25

43 10 62
                                    

Jika di setiap pertemuan pasti ada perpisahan, namun belum tentu di setiap perpisahan ada pertemuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika di setiap pertemuan pasti ada perpisahan, namun belum tentu di setiap perpisahan ada pertemuan. Maka dari itu, lakukan lah perpisahan ini dengan sebaik-baiknya yang di penuhi dengan momen-momen yang sangat indah. Jika kita sudah berpisah, maka kita tidak bisa merasakan apa yang kita rasakan selama ini.

 

Tinggal menghitung beberapa hari lagi kelompok KKN AL-FARUQ akan selesai masa-masa tugas nya. Mereka akan kembali ke tempat mereka masing-masing dan sibuk dengan membuat laporan-laporan untuk bahan skripsi nanti. Rasanya baru kemarin mereka berada disini, namun menghitung beberapa hari lagi mereka akan meninggalkan tempat ini. Tempat dimana yang selalu diisi dengan penuh canda tawa, haru, belajar bersama, kekompakan, dan persahabatan. Berawal yang tarinya mereka tidak kenal namun justru sekarang mereka malah akrab dengan warga-warga sekitar daerah sini.

Beberapa mahasiswi sedang menyiapkan kegiatan rutinitas nya yaitu memasak, dimana pada laki-laki yang sedang memotong dan mengiris olahan-olahan untuk makanan yang mereka masak. Sekalian dalam rangka makan bersama sebelum mereka tempat ini.

Masakan yang mereka masak yaitu menu nya ikan asin sebagai makanan favorit khas warga dengan sambal terasi serta tempe dan sayur asem. Sangat sederhana namun justru membuat para warga merasa senang, dan juga ada beberapa makanan khas dari daerah masing-masing yang dibuat dengan ide para mahasiswi. Begitu telaten mereka membuat dengan penuh semangat dan kompak.

Beberapa warga pun ikut membantu, dan ada beberapa mahasiswa yang sedang berbincang menemani pak rt berbicara dengan beberapa warga lainnya. Kebetulan mereka bukan sedang menunggu makanan saja, mereka baru saja menyelesaikan kegiatan aktivitas gotong royong bersama di hari minggu ini. Setelah gotong royong mereka pun menunggu makanan yang mereka makan nanti.

Aqil, Wahyu, dan juga Kahfi sebagai dibilang trio macan karena disalah satu nya memiliki sifat random sekali. Ketiga pria itu tidak membantu melainkan menemani pak RT dan beberapa warga lainnya. Pak RT melirik ke arah Aqil. “Qil, rasanya kalau saya punya anak perempuan saya ingin mengajukan anak perempuan saya ke kamu, Qil.” Ujar pak RT membuat beberapa orang terkejut. Pak RT memang tidak memiliki anak perempuan, anak nya laki-laki semua. Kedua anak pak itu laki-laki, anak pertama berusia 24 tahun dan anak ke dua 17 tahun.

Aqil gugup, ia merasa tidak nyaman atas ucapan pak RT itu. Padahal beliau sudah ia anggap seperti orang tua nya tanpa ada unsur seperti itu. Lagi pula anak pak RT laki-laki semua. Mana mungkin kan? Lagi pula kehadiran nya disini yaitu untuk menuntut ilmu bukan untuk mencari jodoh. Urusan jodoh sudah di atur, karena manusia tidak tahu jodoh itu kapan datang nya.

“Maaf, saya nggak ada maksud lain, nak. Oh ya, kalian menghitung beberapa hari lagi, ya? Keknya baru kemarin saya menerima kalian tugas KKN, ya? Sekarang udah mau meninggalkan tempat ini.” Pak RT pun melirik ke arah ketiga mahasiswa itu. Yang tak lain adalah Aqil, Wahyu, dan juga Kahfi.

“Iya, pak. Berkat KKN di desa ini kami banyak tahu arti pembelajaran selama disini, kami yang awalnya tidak mudah bergaul dengan orang asing, jadi mudah bergaul seperti warga-warga disini. Rasanya kami juga ingin lama-lama disini, tempat ternyaman kami yaitu mendapatkan tempat KKN yang desa nya seperti yang kami inginkan, bahkan sangat terjaga sekali,” ujar Wahyu yang memang benar sekali apa yang dikatakan pria itu.

MAHASISWA DAN SISWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang