PART 12

64 26 76
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!! Apakabar nih? Semoga baik-baik aja ya!!

Selamat membaca💗



“Allah menciptakan manusia saling memiliki kekurangan. Karena apa? Allah pun menciptakan dua insan bersatu untuk melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain. Jadi, jangan bilang bahwa tidak ada orang yang menerima kekurangan mu, karena kalau sekarang bukan saat nya, mungkin suatu saat nanti ada laki-laki yang ingin melengkapi dan menyempurnakan satu sama lain.”

 

Quotes bye: Siti Karmilah.

 

Di hari jumat para siswa dan siswi telah berkumpul di lapangan karena akan membaca surah Yasin bersama dan berzikir bersama. Hanum bersama Risa karena dua manusia ini jikalau berpisah maka bisa jadi seperti orang bengong. Terdapat Hanum dan Risa di bagian barisan kedua yang lumayan tak jauh.

Selama zikiran berlangsung Hanum sekali-kali melirik ke arah Aqil yang memang duduk nya di bagian depan. Ia pun diam-diam memfoto untuk di jadikan kenangan. Aneh memang! Hanum memfoto nya sangat diam-diam tanpa sepengetahuan yang lain meskipun di belakang Hanum yaitu adik kelas jadi mereka tak kenal siapa mahasiswa di depan itu mungkin terlihat dari belakang ada yang menyindir kan nya.

“Ya Allah, tampan amat ciptaan mu yang itu.” Gumam Hanum melirik ke mahasiswa bernama Aqil.

Risa yang menyadari hal itu langsung menyenggol bahu Hanum membuat wanita itu menoleh ke arah Risa. Risa yang hanya cengengesan tanpa suara membuat Hanum bingung. “Lo kenapa?” tanya Hanum. Harusnya Risa lah yang tanya kenapa teman nya itu, ini malah sebaliknya.

“Gue? Nggak kenapa-napa, lo yang kenapa? Dari tadi senyum nggak jelas,”

“Kepo!” jawab nya dengan cepat. Padahal Risa sedari tadi memerhatikan sahabat nya itu yang tengah senyum-senyum melihat mahasiswa di depan nya. Bisa aja mengelak nya, tak tahu saja dia menyadari hal itu.

Selama zikiran berlangsung, tak ada henti nya Hanum melihat mahasiswa bernama Aqil dan Risa yang tak ada henti nya melihat mahasiswa bernama Ibnu yang posisi duduk nya tak jauh dari mahasiswa bernama Aqil. Mereka berharap bahwa dengan zikiran berlangsung di hari jumat membuat dua manusia itu luluh pada nya.

Diam-diam Hanum mengambil ponselnya dan membuka kamera di handphone nya, ia langsung memfoto mahasiswa itu dengan cara di Zoom. Meskipun satu foto yang ia ambil namun itu sangat cakep yang Hanum foto.

“Pantes senyum-senyum sendiri di depan nya ada mahasiswa yang lo suka,” sindir Risa membuat Hanum menoleh. “Lo tahu nggak sih? Manusia kek kak Aqil tuh sangat lengkap banget. Beruntung banget yang nanti jadi istri nya,”

Memang benar bahwa pria itu secara di lihat-lihat sangat paket lengkap. Selain itu, pria itu memiliki sifat yang mungkin berbeda. Pria itu lulusan pesantren namun wibawa nya seperti tak terlihat anak pesantren, seorang CEO penerbit tapi yang lain tak tahu bahwa Aqil seorang CEO penerbit. Memiliki sifat penyayang kepada perempuan. Terbukti bahwa menyayangi kepada adik sepupu yang sepersusuan itu sangat berbeda menyayangi nya, bagaimana menyayangi istri nya nanti?

Selesai yasinan bersama, Hanum dan Risa tak ke kelas dulu namun lebih memilih jajan di kantin. Kalau tak jajan terlebih dahulu maka otak nya sangat keluar asep mungkin? Karena di hari Jumat ini mata pelajaran nya matematika dan keuangan. Dua pelajaran itu isi nya hitung perhitungan.

Hitung perhitungan yang satu bertemu x dan y jika yang mata pelajaran keuangan bertemu kas keluar, kas masuk, arus kas, pendapatan, dan lain-lainnya. Mungkin kalau mata pelajaran keuangan masih bisa di pahami karena menghitung angka yang sangat banyak angka nol nya. Tapi? Kalau matematika? Bertemu dengan x dan y itu sudah sangat pusing. Apalagi pembahasan tentang trigonometri, sudut bilangan, dan lain-lain.

MAHASISWA DAN SISWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang