Setelah menghantar siswi tadi, Aqil menyetir kan mobil nya menuju ke tempat KKN yang lokasinya lumayan tak jauh dari rumah Hanum. Selama di perjalanan, mereka memang tidak mengobrol setelah berbicara hal tadi. Hawa yang sibuk membuka handphone nya yang sedang melihat sosial media nya, dan Aqil yang fokus menyetir mobil nya sekali-kali sedang memikirkan perempuan tadi.
“Kak?!” panggil Hawa melirik ke arah Aqil.
“Iya?” sahut Aqil melirik Hawa meskipun kedua tangan nya di gunakan untuk menyetir mobil.
“Di usia kakak yang seperti ini, apa nggak ada niatan untuk jatuh cinta?” tanya Hawa.
Aqil berdehem pelan. “Percuma jatuh cinta kalau ujung-ujungnya bakal jagain jodoh orang,” sahut nya dengan wajah datar. Benar memang apa yang di katakan Aqil, jatuh cinta kepada orang yang belum jadi sah kita itu akan sakit hati.
“Saya boleh tanya balik sama kamu dek?” Kini Aqil yang bertanya.
“Pendapat kamu tentang pacaran sebelum nikah itu apa sih?”
“Nggak tahu, kak. Kan, Hawa belum pernah pacaran, lagi pula dosa kan?”
Aqil mengangguk kepalanya, ternyata adik nya ini benar-benar menurut perkataan nya. Aqil selalu melarang Hawa untuk tidak berpacaran apalagi berinteraksi dengan laki-laki yang bukan mahram nya. Aqil dan Hawa memang saudara sepersusuan wajar bila mereka dekat, dan Hawa yang tak punya abang di takdirkan harus bertemu abang seperti Aqil walaupun sepupu.
Aqil yang posesif karena takut adik nya menjadi seorang yang seperti di luaran sana. Aqil yang terlalu mengekang demi kebaikan Hawa. Aqil yang selalu menjadikan Hawa sebagai ratu. Mereka selayak adik kakak namun ketika orang lain melihat mereka seperti seorang kekasih yang sedang bucin-bucin nya.
Hawa bersyukur meskipun abang sepupu nya selalu membuat diri nya kesal, di luaran sana mereka ingin mempunyai abang yang benar-benar menyayangi selayak seperti adik kakak. Meskipun mereka bukan satu darah namun mereka sepersusuan.
“Kakak emang nggak bingung gitu kenapa banyak sekali remaja di sana memilih untuk berpacaran? Padahal kenapa nggak langsung nikah aja.” Ucap Hawa.
“Soal itu kakak nggak tahu, dek. Biarkan itu urusan mereka, kita boleh menegur nya namun harus dengan sopan dan perlahan. Dan, kenapa remaja banyak sekali seperti itu? Karena kita sedang di uji nya oleh setan, dan rata-rata mereka justru memilih untuk terjerumus ajaran setan. Bisikan setan itu lebih parah dan nggak baik. Maka nya, kakak menyarankan ke kamu agar kamu harus kuat iman dan tetap jaga diri kamu. Kalau ada pria yang mengajak kamu berpacaran, alangkah baik nya ketemu kakak dan ketemu ayah kamu.” Ujar Aqil dengan panjang lebar.
Hawa tertegun dengan ucapan kakak nya itu, benar-benar memasukkan ke dalam hati. Hawa pun selalu di nasihati oleh kakak nya jika ada laki-laki yang mengajak nya pacaran harus bertemu kedua pria itu. Aqil dan juga ayah nya Hawa.
“Lagi pula pernikahan itu bukan hanya sekedar kamu beli seblak yang ayo-ayo aja, pernikahan itu ibadah yang benar-benar harus kita siapin dulu. Apalagi seorang suami, harus bertanggung jawab kepada sang istri dan anak-anaknya kelak. Seperti menafkahi nya, menanggung dosa yang ada di istri dan di anak nya. Dan begitu pun seorang istri, harus bisa menyenangkan suami nya, intinya pernikahan itu bukan main-main.”
Jika kalian yang mendengar kan nya secara langsung sudah pasti kalian kagum apa yang di ucapkan oleh pria itu. Benar-benar nasihat nya yang membuat hati Hawa tersentuh. Hawa memikirkan bagaimana jika kakak sepupu nya memiliki seorang istri? Sudah pasti istri nya yang akan beruntung memiliki Aqil. Selain itu, ucapan nya yang lembut, cara menegurnya yang tak terlalu keras namun sangat lembut, yang memiliki sifat kasih sayang, dan begitu pun sangat perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHASISWA DAN SISWI
Teen FictionSingkat cerita, dan singkat deskripsi ini... Saya membawakan cerita baru di awal tahun 2023 dengan alur anak mahasiswa dan anak sekolah. Pertemuan singkat antara anak kuliahan dan anak sekolah yang menjadi momen berharga bagi seorang siswi bernama H...