Cinta

83 12 0
                                    

Cintanya akan tetap sama hingga akhir, rasa yang tercipta sejak lama itu akan tetap bertahta. Dia pernah terluka oleh cinta dan dia juga dibuat bahagia oleh cinta.

Hari ini adalah hari dimana semua akan diperlihatkan dan dipertaruhkan. Apakah ego akan menjadi pemenang ataukah kepercayaan? Jangan libatkan cinta, tapi lihatlah bagaimana janji dan keadaan menjadi benang kusut yang terbentuk.

Tidak ada yang berbeda dari makan malam kali ini dan baik Biu atau Jeff tidak ada yang mengungkit kejadian ciuman tadi pagi. Namun sejak tadi raut gelisah Jeff terlihat jelas.

Ada apa? Menatap khawatir pada Jeff.

Apakah kau akan meninggalkanku? Jeff menunduk tak berani menatap biu.

Apa terjadi sesuatu? Biu menatap penuh tanya pada jeff berharap Jeff mau berbagi cerita dengannya.

Bisakah kita bersama selamanya Biu? Mata Jeff kini mulai berkaca-kaca.

Jeff, jangan membuatku cemas. Biu kini merasa ada yang tidak beres dengan ucapan Jeff.

Maaf jika aku pernah membuatmu kecewa dan terluka sangat dalam. Bahkan jika aku memohon pengampunan darimu itu tak akan pernah cukup. Jeff menggenggam tangan Biu perlahan. Menatap mata indah yang pernah membuatnya menjadi pria egois.

Jeff kau membuatku takut, apa ayahmu memarahimu lagi? Memukulmu? Mengancammu? Atau apa? Katakan Jeff. Biu membalas genggaman tangan Jeff padanya.

Aku tidak punya pilihan lain Biu. Hanya ini caraku satu-satunya agar kau bisa kembali pada mereka tanpa harus mengorbankan nyawamu. Air mata yang ditahannya sejak tadi akhirnya jatuh tanpa bisa terbendung lagi.

Kembali? Biu semakin bingung.

Saat aku mengajakmu keluar itu bukan karena aku benar-benar memintamu menemaniku karena begitu bosan ditempat ini tapi agar mereka melihatmu masih hidup. Suara tangis masih terdengar meski sudah tidak sekeras tadi.

Ucapan Jeff sontak membuat Biu kaget, bahkan terkesan khawatir.

Apa kau gila? Jeff, kenapa kau bertindak gegabah? Dengan suara yang bergetar dan nada suara yang sedikit meninggi Biu berbicara pada Jeff.

Maafkan aku tapi jika tidak nyawamu dalam bahaya. Jeff mencoba meyakinkan Biu.

Jeff, Kau seha. Belum selesai Biu menyelesaikan ucapannya suara baku tembak terdengar dari arah luar rumah.

Baru saja Biu ingin membawa Jeff bersembunyi ditempat aman langkahnya dihentikan oleh suara seseorang yang begitu ia rindukan sejak 2 tahun terakhir.

Berhenti ditempat, angkat tangan atau aku tidak segan-segan untuk menembakmu Jeff. Terdengar jelas suara gemeteran barcode dan tangan yang sedikit gemetar sedang menodongkan pistol pada Jeff.

Barcode, lepaskan senjatamu dan suruh mereka untuk menurunkan senjata. Ucap tegas dan khawatir biu.

Misiku adalah menyelamatkanmu, jika ada yang akan tertembak dan mati itu bukan urusanku. Ta menatap tajam pada Jeff dan terus mengarahkan senjatanya pada Jeff.

Ta, ini perintah dariku. Biu menatap sengit pada ta bahkan dia kini berdiri tepat didepan Jeff.

Tidak. Ucap mantap ta.

aku tidak akan kemana-mana sebelum Jeff bisa kupastikan berada ditempat yang aman. Jika misimu menyelamatkan aku maka aku juga memiliki target untuk kubunuh hari ini. Jadi kau bisa bersiap mengirimkan berita pada tuanmu bahwa misimu gagal dengan kematian targetmu. Biu menatap sengit dan mengarahkan pisau pada lehernya sendiri.

Akibat terlalu menekan pisau, dia membuat goresan dikulitnya walau tidak cukup dalam namun tetap mengeluarkan darah, apa yang dilakukan Biu mampu membuat barcode dan ta khawatir.

Kau bahkan bersedia mati untuknya? Dengan suara bergetar Bible mengucapkan kalimat itu pada biu.

Entah sejak kapan Bible sudah ada disana namun itu mampu membuat Biu menurunkan pisau yang diarahkan ke lehernya.

Bible. Kini air mata Biu jatuh.

Sesuai keinginanmu. Jangan ada yang menembak. Amankan target dan lakukan sesuai keinginannya. Biblepun meninggal Biu tanpa berniat menatapnya.

Kini Biu kembali kerumah utama keluarga Bible, sementara untuk Jeff dia berada dirumah aman (rumah yang dijaga ketat oleh bodyguard pilihan) jaraknya tak begitu jauh dari rumah utama.

Tidak ada yang berubah dari rumah utama, kehangatan keluarga masih begitu terasa disini.dia masih diperlakukan keluarga ini seperti anak sendiri. Sejak kembalinya kerumah utama dia tidak pernah melihat Bible dan itu bukan hal yang baik untuknya.


Berhentilah tuan Bible, ruanganmu sudah cukup berantakan karena ulahmu. Apa perlu aku menyuruh orang untuk merubuhkan kantormu? Job cukup kaget dengan apa yang terjadi dengan ruangan bosnya ini. dia hanya meminta cuti beberapa saat tapi tuannya sudah seperti kesetanan.

Ini mungkin hukuman yang dia berikan untukku karena pernah menyakitinya. Ini sangat sakit job, disini sangat sakit dan sesak sekali rasanya.  Bible kini mulai menangis.

Aku akan menunggu diluar, jika butuh sesuatu panggil saja aku. Permisi. Job memberikan waktu untuk tuannya melupakan segala rasa sakitnya.

Bersambung

Mari Akhiri (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang