Tidak Ada Penjelasan

246 38 0
                                    

Ini sudah cukup larut biu, kenapa masih disini? Bible mendudukkan dirinya tepat disamping Biu.

Aku sedang meredam suara yang begitu berisik dikepalaku dan sesak didadaku. Ucap Biu apa adanya dan kembali menatap langit malam yang hanya memperlihatkan beberapa bintang.

Kau membuat adikmu sampai khawatir, dia menunggumu dirumah. Ayo kita pulang. Bible mencoba menarik lengan Biu agar pergi dari sana.

Kau pulanglah duluan, temani dia aku masih ingin disini. Biu melepaskan genggaman bible.

Biu, jangan bersikap seperti ini. Bible malah semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Biu. Menarik Biu untuk segera berdiri dari duduknya yang nyaman ditaman itu.

Atas perlakuan Bible membuat Biu mau tidak mau menurutinya. Bukan karena alasan dia masih mencintai bible tapi karena dia tidak punya tenaga lagi untuk berdebat dengan orang yang sekarang ad dihadapannya.


Bible lalu membukakan pintu mobil untuk biu, memasangkan sabuk pengaman padanya dan sebelum dia menjalankan mobil dia menghubungi barcode untuk memberikan kabar bahwa dia telah menemukan Biu.

📞 barcode, kamu tidak perlu khawatir, Biu sekarang bersamaku. Kami akan segera pulang. Kau bisa tidur lebih dulu jika kau sudah mengantuk.

📞 terimakasih, baiklah.

Selama diperjalanan tidak ada satupun dari kami yang berbicara hanya suara mesin mobil yang terdengar samar-samar sepanjang perjalanan dan suara musik yang diputar Bible. Butuh 15 menit untuk sampai dirumah, saat sampai Biu menemukan adik kesayangannya itu sudah barcode dan Biblepun sudah kembali pulang kerumah.

Ku pandangin wajah menggemaskan adikku, ada banyak rasa yang kini ku rasakan namun rasa sayangku jauh lebih mendominasi ketimbang rasa kecewaku. Saat asik memandangi wajah barcode tiba-tiba aku mengingat Jeff, setelah memastikan barcode tidur dengan nyaman aku kemudian meninggalkan kamarnya. Setelah sampai di kamarku, aku mencoba menghubungi jeff untuk membicarakan tentang keinginanku kembali menguras bisnis ayahku.

📞 Jeff, maaf jika aku menganggu waktumu.

📞 sejak kapan kau memgangguku? Aku hanya mendengar kembali beberapa lagu yang sudah aku rekam tadi siang jadi sudah dipastikan Aku tidak begitu sibuk.

📞 lagu baru? Aku harap bisa menjadi orang pertama yang mendengar lagu yang sedang kau kerjakan.

📞 tentu saja jika kau mau. Kapan kau ada waktu aku akan mengajakmu ke studio ku. Kau bisa mendengar semua lagu yang sudah aku rekam sebelum ku rilis.

📞 aku akan menagih ucapanmu itu. Jeff, aku ingin membicarakan tentang mengurus kembali bisnis ayahku.

📞 baiklah. Itu bagus, kapan kau akan kembali mengurusnya.

📞 bulan ini, jadi bisakah kau mengurus keberangkatanku lebih cepat? Aku ingin berangkat dua hari lagi

📞 terkesan sangat buru-buru tapi aku suka mendengarkannya. Ini berita baik. Aku akan mengurusnya besok dan lusa kita akan berangkat

📞 Terimakasih banyak jeff.

📞 untukmu Biu.

Setelah selesai menelpon Jeff. aku lalu mempersiapkan barang apa saja yang akan aku bawa. Mulai dari pakaian dan surat-surat penting. Tanpa aku sadari disaat kesibukanku memasukkan pakaian kedama tas, barcode sedang berdiri diambang pintu kamarku.

Kak, sedang apa? Barcode memandangku penuh tanya.

Barcode, kau membuat kakak kaget. sejak kapan kau berdiri disitu? Biu menara kaget kearah barcode sambil memegangi dadanya.

Kakak mau kemana? Barcode mendekat kearah Biu.

Biu yang melihat adiknya mendekat lalu mengambil posisi duduk dan memberikan isyarat agar adiknya duduk disampingnya. Biu menggenggam tangan barcode.

Maaf jika ini terdengar sangat mendadak namun kakak sudah memikirkan ini yang terbaik yang bisa kita lakukan. Kakak akan kembali mengurus bisnis ayah yang selama ini dikelola oleh ayah jeff. Kita tidak bisa terus menerus merepotkan keluarga jeff. Menggenggam tangan barcode lebih erat dan berbicara selembut mungkin mencoba meyakinkan agar barcode mau setuju dengan keinginan biu.


Lalu aku? Apa kak Biu tidak akan membawaku? Barcode kembali menatap penuh pengharapan agar Biu mau membawanya juga.

Aku ingin sekali membawamu tapi sekarang kau masih sibuk mengurus sekolahmu yang sebentar lagi akan ujian dan kau sudah bertunangan. Sekarang aku tidak bisa memutuskan sesuatu secara sepihak. Biu sekali lagi mencoba untuk meyakinkan adiknya agar mau memahami perkataannya.

Barcode mulai menangis, Biu memeluknya lalu mengusap lembut punggung sang adik mencoba menenangkan adiknya itu agar berhenti menangis. Biu hampir meneteskan air matanya tapi tapi dia tidak ingin terlihat lemah dan dia tidak ingin membuat barcode semakin bersedih.


Aku harus pergi mengurus apa yang sudah terlalu lama ditunda. Aku akan secepatnya kembali, jika aku belum selesai dengan urusanku dan memakan waktu yang lama kau bisa berkunjung sesekali menemui aku disana. Jangan menangis aku tidak meninggalkanmu. Ucap Biu tulus.

Aku ingin mempercayai ucapan kakak tapi ini begitu tiba-tiba. Apa ini juga ada hubungannya dengan aku yang menerima lamaran kak Bible? Barcode kembali menangis dalam pelukan Biu.

Bukan seperti itu, ini bertepatan saja. Kau tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu kau khawatirkan. Biu kembali mencoba menenangkan adiknya yang semakin terisak dipelukannya

Maafkan aku kak, maafkan aku. Ucap tulus barcode.

Berhentilah menyalahkan dirimu. Aku tidak suka melihatmu menangis. Aku suka adikku yang ceria. Jika kau kau terus menangis aku akan menggigit pipimu itu, Hahahaha. Biu mencium pipi adik gemasnya dan mulai mecoba menggelitiknya.

Akhirnya barcode berhenti menangis dan sekarang mereka malah tertawa. Setelah lelah bercanda barcodepun sudah tertidur disamping Biu dan Biu kembali membereskan barang-barangnya.
















Sementara ditempat lain ada seseorang yang terlihat begitu marah.

Segera temukan siapa pelakunya, aku tidak perduli dia hidup atau mati. Bible mengepalkan tangannya.


Bersambung

Mari Akhiri (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang