"Saat seseorang pergi, itu karena orang lain akan segera tiba." - Paulo Coelho
Memang tidak pernah ada waktu yang paling indah selain pagi hari. Kala matahari masih malu-malu tampil di lengkungan langit.
Sejak dua menit lalu tablet PC Gita terus bergetar tanpa henti. Bagai rutinitas sebelum mengantor, sejumlah pesan email akan selalu berada paling atas di notifikasi bar. Tersangka utama tentu saja Freya Jayawardana. Si sekretaris penyabar.
Semua karyawan sepakat menobatkan Freya sebagai one and only sekretaris tersabar seantero Atmadja Food Company. Terbukti hampir tiga tahun Freya setia menemani Gita, bos gila kerja dengan watak dingin dan cueknya.
Honda Jazz kuning telur berhenti di tempat langganan karyawan AFC memesan kopi. Begitu Gita membuka pintu kaca, lonceng berbunyi bersamaan aroma kopi yang menguar tercium nikmat. Ia terpesona pada interior cafe. Klasik namun modern
AFC : Atmadja Food Company
"Mau pesan apa kak?"
"Caramel latte satu, take away"
"Itu aja kak?" Gita mengangguk.
"Baik, silakan di tunggu"
Drrtt
Pip
"Selamat pagi bu bos Gita" sapa Freya ramah.
"Kenapa?" tanya Gita to the point
"Berdasarkan jadwal, pukul delapan kita meeting bersama Eden Company, saya harap bu bos datang tepat waktu"
Gita melirik arloji di pergelangan tangan kiri. "Iya"
"Bu bos dimana? Tumben jam segini belum di ruangan, biasanya paling rajin datang bu"
"Beli kopi"
Sambungan telepon Gita matikan secara sepihak. Netra hitam miliknya kembali memandang barista cantik yang menyita seluruh atensinya.
"Total 25rb kak"
Usai membayar, Gita keluar cafe. Satu meter sebelum Gita masuk mobil, seseorang mencegah. Menoleh belakang, perempuan memakai apron coklat susu berjalan mendekat.
"Maaf kak, dompetnya jatuh waktu kakak di kasir"
Gita menepuk jidat. Ceroboh.
"Terima kasih ya" ucap Gita tersenyum tipis sambil menerima sodoran dompet hitam berbahan kulit miliknya.
"Sama-sama kak"
Gita terpaku, lidahnya mendadak kelu. Senyuman manis tanpa gula terlihat indah membentuk dimple di pipi chubby bagian kiri. Dia orangnya, barista cantik yang menyihir Gita.
"Kalau begitu saya permisi kak"
"A-ah iya silakan"
***
Meeting di tutup dengan saling berjabat tangan, tanda kesepakatan kerjasama antara kedua belah pihak perusahaan. Atmadja Food Company dan Eden Company.
"Freya, MoM yang udah kamu buat kirim lewat email"
*MoM : Minutes of Meeting
"Baik bu" kata Freya mengikuti anak terakhir bapak Gracio dari belakang hingga depan ruang kerja Gita.
Memegang handle pintu, Gita berbalik. "Satu lagi, tolong kirim EDM ke semua staff perihal outing. Habis itu kamu ke ruangan saya bawa dokumen kemarin. Saya kasih waktu satu jam"
*EDM : Electronic Direct Mail
Freya menghentikan langkah, memastikan dirinya tak salah dengar. Ibarat kata sehabis bahagia datanglah kesal, begitulah kiranya gambaran Freya saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Surabaya
Fiksi PenggemarSurabaya Ibu kota Jawa Timur yang mempertemukan Gita Sekar Atmadja pada seseorang dari sekian banyaknya penduduk Surabaya. Barista cantik di sebuah cafe. Cornelia Vanisa Megantara. Prinsip yang semula pekerjaan nomor satu, seketika berubah setelah p...