Bab sebelumnya
Getaran ponsel, layar menyala. Ia hendak mengabaikan pesan email yang entah dari siapa itu, tetapi ketika matanya tak sengaja membaca nama Cornelia, Gita secepat kilat memasukkan enam digit angka sandi handphonenya.
Anonim
Lokasi
Itu tempat Cornelia disekap
Segera selamatkan dia dan berhati-hatilahHappy reading semua
Gita mengamati gudang kosong di depannya. Jika diperhatikan lagi tempat ini sama persis dengan foto yang dikirim seseorang ke email-nya.
Tanpa pikir panjang, Gita ditemani Freya berjalan pelan mendekati gudang tanpa penjagaan tersebut.
"Bu, apa perlu saya hubungi polisi?" tawar Freya mengawasi sekitar, berjaga-jaga jika hal buruk menimpa mereka.
"Gak usah. Saya sudah meminta bantuan Cangcorang dan teman-teman Cornelia"
"Baik bu"
Gita mengintip dari jendela samping. Sepi dan sunyi. Dimana Reva menyembunyikan Cornelia? Apa jangan-jangan Reva tahu jika dirinya datang kemari?
Mata Gita terus meneliti. Hingga sudut pojok kanan yang penuh dengan tumpukan koran menjadi perhatiannya.
"Itu... Cornelia?"
"Mana bu?" tanya Freya berjinjit di sebelah Gita. Dia mengedarkan pandangan kesana-kemari sampai penglihatannya jatuh pada objek yang sama dengan Gita.
"Freya, ikuti saya"
"Siap bu" patuh Freya.
Derit pintu kayu menciptakan suara di tengah kesunyian gudang. Gita memimpin jalan, menghampiri sudut pojok kanan ruangan dimana Cornelia tergeletak tak sadarkan diri.
Derap kaki lain turut memecah keheningan, menghentikan langkah mereka yang tersisa setengah. Gita menengok ke arah pintu begitupun Freya.
Lima detik saling pandang, Gita menarik Freya, membawanya bersembunyi di dalam lemari kosong yang tidak dikunci.
Cklek
"Belum bangun ternyata. Baguslah. Gue berharap lo tidur selamanya deh, biar gue dan kak Gita hidup bahagia berdua"
Kepala mereka menoleh berbarengan, membuat tatapan mereka bertemu.
"Fiony?" batin keduanya.
"Gue gak nyangka akan semudah ini mengalahkan lo. Memanfaatkan sifat posesif Reva untuk menculik pacarnya sendiri. Miris. But, gue harus berterimakasih sama dia, kalau bukan karena dia mana mungkin lo bisa disini Cornelia Vanisa Megantara"
Api amarah berkobar dalam hati Gita. Ia tak mengerti jalan pikiran Fiony yang begitu terobsesi dengannya.
Brak
"Angkat tangan anda!"
"Fre, kita keluar sekarang" perintah Gita mendapat anggukan dari Freya.
Kriet
Semua mata tertuju pada pintu lemari yang perlahan terbuka. Fiony beku di tempat. Di sana, sekitar lima meter dari posisinya, Gita berdiri tegap dengan wajah tanpa ekspresi serta sorot mata yang menakutkan seolah siap menerkam mangsanya hidup-hidup.
Hawa dingin tercipta di setiap langkah kaki Gita. Fiony susah payah menelan ludah. Inilah sisi lain yang tidak pernah Gita tunjukkan di hadapannya.
"Pantas saja hati saya selalu menghindari kamu" celetuk Gita.
"Kak-"
Gita menyela. Ia tak mau mendengar alibi Fiony. "Bawa dan beri dia hukuman yang seberat-beratnya pak"

KAMU SEDANG MEMBACA
Surabaya
FanfictionSurabaya Ibu kota Jawa Timur yang mempertemukan Gita Sekar Atmadja pada seseorang dari sekian banyaknya penduduk Surabaya. Barista cantik di sebuah cafe. Cornelia Vanisa Megantara. Prinsip yang semula pekerjaan nomor satu, seketika berubah setelah p...