BAB 08

763 72 7
                                    

27 Oktober 2021

Sekitar satu jam sepuluh menit di udara, kelimanya tiba di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta.

Berlima? Iya. Cangcorang plus Cornelia.

Singkat cerita, tanpa sepengetahuan Cornelia, Gita diam-diam menemui Flora. Membujuknya agar memperbolehkan Cornelia libur sehari. Tanpa dibujuk pun Flora jelas mengizinkan.

"Non Gita!" panggil Pak Bondan, sopir Gracio.

"Wah, Pak Bondan. Apa kabar Pak?"

"Saya baik Non. Mari non, nyonya dan tuan sudah menunggu di rumah" ajak Pak Bondan memimpin jalan.

"Pak Bondan, mobil papa dibawa siapa?"

"Saya non" sahut Pak Atmo berdiri di samping pintu kemudi, kemudian Pak Atmo mendekati Gita, menyerahkan kunci mobil.

"Terima kasih Pak Atmo"

"Sama-sama non"

"Pak Bondan, Pak Atmo, titip teman-teman saya ya Pak, tolong di antar sampai rumah"

"Iya non, siap" kompak Pak Bondan dan Pak Atmo.

Gita menahan pergelangan tangan Cornelia, tak membiarkannya ikut bersama Cangcorang serta kedua supir pribadi keluarga Atmadja.

"Kamu bareng saya"

***

Honda City silver memasuki pekarangan rumah Gracio dan Shani. Terparkir sempurna di belakang deretan mobil lain, Gita turun pertama baru setelahnya membukakan pintu bagian penumpang depan.

"Ante Gitaa" suara riang menyambut, disusul tubuh mungilnya yang sengaja dia tubrukan ke Gita.

"Gendong ante gendong" pintanya sambil lompat-lompat.

Gita menurut. Ia mengangkat badan keponakannya itu. Merapikan poni yang hampir menutupi mata belonya. Gita mengecup kedua pipi sang ponakan berulang-ulang membuat si empu kegelian.

"Ante stop" ucapnya menahan wajah Gita.

"Gak mau"

"Stop ante, stop"

Cornelia turun tangan. "Udah kak, kasihan"

"Gemesin dia. Pengen saya karungin bawa pulang"

"No no. Aku ndak mau" tolaknya menggeleng.

"Eve?! Kamu dimana?!"

"Kak Jinan"

Si pemilik nama membalikkan badan.

"Nih kak, anaknya" kata Gita menurunkan Eve.

"Kok bisa sama kamu dek?"

"Tadi ketemu di halaman depan, dia lagi lihat kolam ikan. Acaranya udah dimulai kak? Maaf, datang telat"

Mereka jalan ke taman belakang rumah.

Jinan mengabaikan Gita. "Siapa dek? Kayak familiar"

"Saya Cornelia kak, teman kak Gita"

"Oh..." Jinan mengangguk. "Saya Jinan, kakak Gita"

Perkenalan singkat itu berakhir. Gita memisahkan diri dari Jinan, membawa Cornelia menemui kedua orang tuanya.

"Happy anniversary ma, pa. Semoga mama papa selalu bersama sampai maut memisahkan" ucap Gita memeluk Shani dan Gracio bergantian.

"Amin. Terima kasih sayang"

Gadis berpipi dimpel itu turut mengucapkan.

Gracio bertanya. "Teman kamu dek?"

"Iya Pa, namanya Cornelia"

SurabayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang