Berbalut celana training dan hoodie, Gita siap mengawali sabtu dengan berolahraga pagi. Mengambil sepatu di rak, perempuan berkaus biru tergesa-gesa menuruni tangga.
"Pelan-pelan niel, nanti jatuh" peringat Gita.
"Hehehe. Takut di tinggal"
"Gak mungkin dong kamu saya tinggal, janjinya kan olahraga berdua"
Gita berjongkok, menali ulang sepatu Cornelia. "Lain kali pastiin tali sepatu kamu udah benar. Kalo talinya keluar selipin aja di bagian kanan atau kiri"
"Di mengerti bu bos" kata Cornelia seraya hormat pada Gita.
Yang memakai hoodie tersenyum simpul.
"Yuk!" ajak Gita.
Membutuhkan waktu sekitar sebelas menit dari perumahan Gita di Royal Residence menuju Royal Clubhouse. Bangunan yang dirancang layaknya resort menyuguhkan pemandangan indah. Konsep tropis minimalis dengan fasilitas listrik dan area parkir ini menyediakan kolam renang, lapangan tenis juga lapangan yang tengah Gita pakai. Lapangan basket.
"Kak Gita keren. Aku kira kakak gak jago main"
"Aturan pertama dilarang meremehkan saya"
"Iya deh" ucap Cornelia mengelap keringat di sekitar wajah Gita.
"Mau coba?" tawar Gita menyodorkan bola basket.
Cornelia menggeleng. "Aku cuma bisa dribbling"
"Gak ada peraturan di sini wajib jago basket"
Anggukan Cornelia menjawab tawaran Gita. Mereka berdua akhirnya bermain bersama. Tak jarang Gita yang dasarnya iseng merebut bola dari Cornelia saat si muda tengah mendrible.
Dia membesarkan matanya seraya berkacak pinggang di tengah lapangan. Dengan nada tinggi, Cornelia berkata. "Kak Gita, jangan jahil!"
"Hahaha iya-iya. Nih, bolanya"
Ketika menyentuh bagian depan bola, Gita secepat kilat menjauhkannya dari jangkauan Cornelia lalu mendrible benda oranye tersebut. Berbalik sekilas, ia menjulurkan lidah seolah meledek Cornelia.
Pembohong. Sebutan baru untuk Gita.
Cornelia membatin sebal. "Awas aja"
***
"Kecilin kompornya kak"
"Kompornya emang segini"
Cornelia menepuk jidat. "Maksud aku apinya"
"Oh... terus selanjutnya apa?"
"Cuci bersih udangnya" instruksi Cornelia.
Air kran yang semula mengalir, Gita matikan.
"Loh kok-"
"Saya remed kalo di suruh beginian" potong Gita.
"Kamu aja yang masak daripada rumah saya korbannya" Gita melepas apron kemudian memakaikannya pada Cornelia. "Fighting"
"Urus perusahaan bisa, giliran masak nyerah"
Selama memasak, Cornelia tak kunjung berhenti mendumel.
Mau marah tapi Gita yang punya rumah.
Udang goreng mentega dan cumi asam manis tersaji di atas meja. Semerbak harum masakan Cornelia menghentikan aktivitas Gita dari menonton Spongebob.
"Kakak weekend kemana?" Cornelia meletakkan piring berisi nasi serta lauk pauk ke hadapan Gita.
"Pengen keliling Surabaya"
"Kalau gitu, khusus hari ini aku bakalan jadi tour guide kak Gita"
"Gratis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Surabaya
FanfictionSurabaya Ibu kota Jawa Timur yang mempertemukan Gita Sekar Atmadja pada seseorang dari sekian banyaknya penduduk Surabaya. Barista cantik di sebuah cafe. Cornelia Vanisa Megantara. Prinsip yang semula pekerjaan nomor satu, seketika berubah setelah p...