Istri Kedua ✔ Winter feat Jaehyun & Sungchan

Arga Mahendra Sulistiyo

Gadis manis nan cantik yang selama 5 bulan terakhir menjadi istrinya. Gadis cantik yang menyimpan banyak luka, kesedihan dari wajahnya. Gadis cantik yang tanpa di sengaja telah membuat hidupnya merasakan perasaan yang sangat bersalah. Gadis cantik yang berhasil membuat kehidupan nya bak menaiki roller coster naik, turun, dan berliku. Gadis cantik yang, hah terlalu banyak perumpamaan yang mendeskripsikan sosok tentang Wanda, istri barunya.

Pernikahan antara dirinya dan Wanda memang bukan pernikahan yang di inginkan oleh keduanya dan tentunya oleh Rea.

Semua ini karena keinginan dari sang ayah yang entah kenapa meminta dirinya menikahi Wanda.

Penolakan secara baik-baik maupun dengan cara kekeras kepalaan dirinya tetap tidak mengubah pendirian sang ayah untuk tetap menikah kan dirinya dan juga Wanda.

Berbagai cara pun sudah dia lakukan termasuk membujuk sang adik, Aska. Agar mau menggantikan dirinya untuk menikahi Wanda. Namun nihil, Aska menolak meskipun dia menghampiri Aska yang tengah melakukan studi di negara ginseng, Korea, Aska tetap menolak walaupun dia memakai berbagai cara untuk membujuk, Aska tetap kukuh pada pendirian nya, Menolak.

Hingga sehari setelah kepulangan nya dari Seoul, Rea menghampirinya dan berkata bahwa dia setuju untuk di madu.

Pertengkaran dan perdebatan mulai menghiasi hari-hari rumah tangga nya yang damai. Rea tetap berusaha membujuk dirinya agar setuju, dan dia tetap dalam pendirian nya, menolak.

Hingga pertengkaran mereka berada pada puncak nya. Dia tanpa sengaja menampar wajah cantik Rea, dan itu berhasil membuat hatinya merasakan sakit yang sangat dalam.

Dengan tangan bergetar, dia berusaha merengkuh Rea dalam pelukan nya. Namun sang istri langsung menghindar, dan berkata bahwa dia kecewa padanya.

Berhari-hari hubungan antara dirinya dan Rea semakin memburuk, tak ada lagi sapaan sayang, kecupan ringan di pagi hari, pelukan hangat saat menyambut nya pulang bekerja.

Semua itu tak pernah Rea lakukan lagi, hingga akhirnya dia mengucapkan sebuah kata sakti yang justru menjadi boomerang dalam kehidupan rumah tangga nya.

"Apa yang kamu mau supaya kamu mau maafin aku.." ucapan lirih dengan perasaan yang sangat menyesal sambil menunduk kan kepalanya dia lakukan saat duduk berhadapan dengan Rea yang tengah asyik membaca buku.

Rea menutup buku nya rapat, dan menatap dirinya dengan senyuman simpul. "Yang aku mau, kamu juga tahu." Jawabnya yang membuat dirinya tercekat, lidah nya begitu kelu.

"Apa gak ada pilihan lain? Aku janji akan lebih baik dan berhati-hati lagi, aku gak akan main tangan lagi. Tapi aku mohon untuk menikah lagi aku tidak bisa."

"Terus kamu mau nama kita di coret di hak waris?!" Rea menatap nya dengan tatapan nyalang.

"Kenapa dalam permasalahan ini kamu selalu membawa warisan dan harta?! Apa pekerjaanku tidak cukup untuk memenuhi segala kebutuhan kamu dan anak-anak!" Habis sudah rasa kesabaran yang selama beberapa menit ini dia tahan.

"Ya! Memang tidak cukup! Dan jangan lupa saat kamu menolak perjodohan, segala aset dan investasi Papa akan di tarik! Aku gak sanggup, aku gak bisa!" Rea berteriak.

Dirinya menutup erat kedua matanya, menahan rasa emosi yang sudah berada di puncak nya.

"Rea, dengarkan aku." Dia menarik bahu Rea agar mereka saling berpandangan. "Kekayaan bisa kita cari lagi, kita mulai lagi dari awal. Aku akan cari Investor lain selain Papa. Aku janji gak akan buat kamu dan anak-anak hidup susah." Ucapnya.

Rea memegang tangan nya yang masih berada di bahu Rea. "Maaf tapi aku gak bisa, aku gak bisa hidup sederhana. Kamu tahu sendiri semua pendapatan aku, aku bayarkan untuk hutang kedua orang tuaku yang jumlahnya gak sedikit. Belum lagi aku juga harus mengirimkan jatah uang untuk keluarga kakak ku, uang bulanan untuk kedua adikku. Kamu tahu sendiri seberapa besar pengeluaran bulanan ku."