Arga menyeret paksa tubuh Aska dan membawanya masuk kedalam rumah dengan sangat kasar.
Arga bahkan mendorong tubuh Aska hingga tubuhnya mengenai meja kaca yang ada di ruang tamu.
Mama yang kebetulan tengah berada di sana sampai terkejut dengan perlakuan kasar Arga kepada Aska.
Namun tatapan Arga sudah di penuhi oleh berbagai macam amarah.
"Abang! Kamu apa-apaan sih!" Mama buru-buru melindungi Aska yang kini tengah meringis saat punggung dan kepalanya membentur meja.
"Aska kamu gak apa-apa kan?" Mama langsung memeluk Aska dan menanyakan kondisi Aska.
Aska hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Tunggu semuanya hadir! Lo habis di tangan gue!" Bentak dirinya sembari menunjuk wajah Aska.
Namun dirinya lengah, saat dia tengah mencoba menghubungi Noval sebuah pukulan mendarat di belakang kepalanya.
Ternyata Aska memukul nya dengan sebuah kotak tissue.
Emosinya semakin menumpuk, dia tanpa ampun berbalik dan segera membalas Aska dengan pukulan yang bertubi-tubi.
Perkelahian pun terjadi, dia dan Aska saling memukul, dan mengucapkan berbagai macam bahasa kotor dan kasar.
Nama mencoba meleraikan mereka berdua namun tenaga Mama tidak sebanding dengan tenaga dirinya dan juga Aska.
Nama berteriak meminta tolong pun tidak ada yang bisa dan mampu memisahkan kami, hingga sebuah suara yang terdengar tegas dan sangat familiar di telinganya berhasil membuat dia dan Aska berhenti.
Dia melirik ke arah belakang dan melihat Papa yang baru saja keluar dari ruang kerja nya kini berjalan ke arah mereka dengan di bantu kruk sebagai sebuah penopang.
"Arga Papa tidak pernah ajarin kamu untuk kasar sama adik kamu!" Bentak Papa membuat dia melepaskan cengkraman di leher Aska.
"Dan kamu Aska! Apa pernah Papa didik kamu untuk tidak sopan dengan kakak kamu?" Kini Papa bertanya ke arah Aska dan Aska pun melakukan hal yang sama.
Dia buru-buru menurunkan tangan nya yang berniat akan memukul dirinya, Aska juga melepaskan tangan nya yang berada di atas dadanya.
"Kalian ini gak bisa apa membicarakan dengan kepala dingin? Apa perlu main kasar-kasaran segala!" Bentak Papa membuat dirinya langsung menundukkan kepala.
"Kalian itu sudah dewasa, gak perlu main kasar! Mulut itu di gunakan untuk bicara bukan? Bukannya di pakai buat ngomong kasar! Rasanya percuma Papa dari kecil didik kalian untuk jadi pribadi yang baik, kalau ujung-ujungnya mirip preman!"
"Sudah sana duduk! Sekarang bicarakan dengan cara yang baik dan kepala dingin!"
"Gak ada yang ngomong!" Bentak Papa karena baik dirinya maupun Aska sama sekali tidak bersuara.
"Nanti Pa, kita tunggu yang lain. Biar semuanya jelas." Ucap dirinya.
Papa mulai faham dan mengerti dengan situasinya dan mengangguk.
Begitu pula dengan Mama yang hanya banyak diam, dan tidak ikut berkomentar. Mama sesekali hanya mengomeli kami berdua saat Mama mengobati luka di wajah kami berdua.
Hingga sebuah mobil yang terus menerus masuk kedalam rumah membuat Mama mengernyit bingung. "Ada tamu?" Ucap Mama bingung.
Dirinya tidak menjawab, satu persatu orang mulai masuk kedalam rumah.
Di awali oleh Bramasta, lalu di susul oleh Noval dan juga Sherina.
Wajah-wajah asing mulai muncul, dan tak lama Wanda juga ikut hadir beserta dengan mbak Kiran dan juga bang Sultan yang bertugas untuk menjemput Wanda sebelum datang kesini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua ✔ Winter feat Jaehyun & Sungchan
FanfictionMenjadi istri kedua bagaikan memakan buah simalaka alias serba salah. melanjutkan pernikahan salah, bercerai juga salah. Menyesal? Tentu saja, siapa yang tidak menyesal menjadi istri kedua? apalagi dia menjadi istri kedua dari suami Rea Alluna San...