Terlahir sebagai seorang putri satu-satunya tidak membuat Rea hidup dengan nyaman dan mudah.
Sejak kecil, Rea harus sudah bekerja banting tulang sebagai aktris cilik. Segala kebutuhan keluarganya sudah di beban kan pada Rea kecil.
Rea berpikir bahwa ini memang sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai putri dan saudara perempuan satu-satunya.
Sampai Rea menyadari bahwa dia tidak memiliki tempat di keluarga nya jika dia tidak bisa memberikan mereka uang.
Rea kira dengan sering memberikan keluarganya uang, lambat laun keluarganya akan menyayangi dirinya. Namun tebakan nya salah, justru karena selalu di berikan uang hampir setiap saat keluarganya menjadi pemalas, serakah.
Terlebih kakak nya, Jimmy. Pria yang saat ini bekerja sebagai manajer nya.
Di luar gaji nya perbulan, setiap seminggu sekali Jimmy selalu meminta uang dengan dalih ingin memenuhi kebutuhan istrinya, Aria yang memiliki perkumpulan dengan para sosialita ibu kota.
Rea sudah beberapa kali menolak memberikan Jimmy uang di luar gaji nya sebagai Manajer, tapi Jimmy justru mengadukan hal itu kepada sang ibu.
Sang ibu datang dan memohon agar mengabulkan keinginan Jimmy sambil menangis. Rea tidak kuasa melihat sang ibu, akhirnya lagi dan lagi dia mengabulkan keinginan Jimmy.
Pola yang sama pun di lakukan oleh sang ibu dan sang ayah. Rea bekerja keras selama bertahun-tahun demi membayarkan semua hutang milik kedua orang tuanya.
Hutang akibat judi, investasi, dan tentunya untuk memenuhi kebutuhan sang ibu yang juga sama selalu menghambur-hamburkan uang.
Muak?
Tentu saja, Rea sudah muak dan lelah.
Tapi dia bisa apa? Dia tidak bisa jika harus bersikap tega dan kejam kepada keluarga nya, terlebih kepada sang ibu.
"Maafin mama ya sayang, mama harus kerja." Pamitnya saat dia selesai memberikan asi pada si kecil Vanya. Bayi cantik berusia 2 bulan harus Rea tinggalkan karena pekerjaan dia sebagai aktris striping pada saat itu.
Rea kemudian melihat Kenzo yang tengah tertidur pulas sambil memegang dot nya.
Putra kecilnya yang belum lama ini berumur 1 tahun.
"Kamu hati-hati di jalan." Bisik Arga saat mengantarkan dia menuju mobil yang di depan nya sudah ada Jimmy.
Sejujurnya Rea begitu berat meninggalkan kedua anaknya yang masih kecil untuk bekerja.
Rea juga ingin seperti ibu-ibu yang lain diam di rumah, mengerjakan berbagai macam pekerjaan rumah, memasak, mengasuh, merawat anak mereka. Tapi Rea sadar bahwa dia tidak bisa seperti itu. Dia harus bekerja, harus memberikan nafkah untuk keluarganya.
Beberapa kali Arga membujuk agar dia bisa berhenti bekerja, tapi dia seperti biasa menolak.
Bukan, bukan karena dia tidak percaya pada Arga. Tapi dia merasa malu, karena Arga harus membayarkan semua hutang orang tuanya.
Rea tidak bisa menerima pandangan meremehkan saat nantinya orang-orang tahu bahwa Arga membayarkan hutang orang tuanya.
Apalagi keluarga Arga termasuk salah satu konglomerat terkaya di Indonesia. Bukankah pandangan orang-orang akan semakin buruk padanya?
"Re, Kenzo di rawat di rumah sakit, kamu masih mau kerja?!" Arga berteriak frustasi karena dirinya tetap sibuk memasukan barang-barang nya ke dalam tas.
Kejadian yang sudah berulang kali Rea lakukan. Tetap pergi bekerja disaat anaknya sakit.
"Aku harus kerja, aku gak bisa batalin pemotretan ini, Ga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua ✔ Winter feat Jaehyun & Sungchan
FanfictionMenjadi istri kedua bagaikan memakan buah simalaka alias serba salah. melanjutkan pernikahan salah, bercerai juga salah. Menyesal? Tentu saja, siapa yang tidak menyesal menjadi istri kedua? apalagi dia menjadi istri kedua dari suami Rea Alluna San...