Rea berkali-kali berjalan mondar-mandir di kamarnya. Hari ini harusnya jadwal Arga tidur bersamanya, namun sudah hampir tengah malam Arga belum datang juga.
Rea resah, dia takut Arga akan kembali menginap di rumah Wanda dan melupakan janjinya untuk bersikap adil.
Sejujurnya dia tidak rela Arga terus menginap di rumah Wanda, dirinya tidak ikhlas tapi mau bagaimana lagi, takdir mereka bertiga mengharuskan agar mereka selalu ikhlas, adil, dan sabar.
Ingatan demi ingatan selama sebulan ini terus menghantui Rea. Ingatan dimana pertama kalinya dia tidur tanpa Arga di sisinya.
Juga ingatan saat Arga menarik paksa tangan Wanda untuk masuk ke dalam mobil dan berciuman, dia ingat itu dan itu menjadi kenangan yang sangat menyakitkan.
Hingga dia melupakan tujuan awal dia untuk menghadiri pembukaan galeri milik sahabatnya dan memilih pulang dengan dalih masih bekerja, padahal semua itu hanya kebohongan nya untuk menutupi sakit hatinya.
"Lo beneran gak mau dateng?" Tanya bang Jimmy sembari menatapnya dari balik dashboard mobil.
Dirinya tidak menjawab dan memilih untuk menutup kedua matanya erat-erat, berharap segala sakit hatinya saat melihat kejadian tadi sedikit berkurang.
Hingga sebuah panggilan dari Arga membuat dia menyerahkan ponselnya kepada bang Jimmy dan meminta sang kakak agar sedikit berbohong.
"Sayang bisa bantu aku packing baju buat nginep di rumah Wanda?" Sebuah perintah keluar dari mulut Arga berhasil membuat hatinya kembali mencelos sakit.
Apa Arga tidak faham, bahwa apapun yang berkaitan dengan Wanda sangat menyakiti hatinya?
"Aku minta tolong ya." Ucapnya sembari memberikan kecupan di kening.
Dirinya diam mematung. Ingin rasanya dia menolak dengan tegas, namun melihat ekspresi senang Arga membuat dia urung.
Dia tahu bahwa Arga sudah berusaha dengan semaksimal mungkin agar bisa bersikap adil, ya walaupun jatah Arga menginap dirumah nya lebih lama di banding rumah Wanda tapi tetap saja perasaan tidak ikhlas selalu ada.
"Aku nginap di rumah Wanda cuman seminggu 2 kali." Ucap Arga sembari mengelus lengan nya.
Dirinya tetap diam, tidak mau banyak berkomentar yang justru akan berujung pertengakaran dengan Arga.
Dan benar setelah itu Arga memang melakukan rutinitas nya dengan selalu menginap di rumah Wanda setiap hari selasa dan jumat.
"Hubungan kamu sama Wanda gimana? Ada kemajuan?" Tanya teh Kiran di saat mereka berdua berada di rumah Papa.
Saat ini Papa dan Mama sudah kembali begitu pula dengan adik iparnya yang juga sedang berlibur kemari.
"Ya begitu lah Teh." Jawabnya karena merasa tidak perlu ada yang di sembunyikan bahwa hubungan dia dan Wanda tidak bisa dibilang baik.
Walaupun beberapa kali Wanda terlihat berhati-hati di depan nya dengan cara selalu memisahkan diri dan selalu menghindar jika pada saat bersamaan ada Arga di sampingnya.
Bukankah itu wujud dari sikap baik Wanda yang menghargainya? Makanya setelah melihat sikap Wanda, dirinya pun mencoba bersikap baik dengan cara mencoba bertingkah biasa saja di depan Wanda, dia juga berbasa-basi selalu menanyakan kabar dan kegiatan Wanda akhir-akhir ini.
Ya walaupun tanpa Wanda ceritapun dia sudah tahu kegiatan Wanda dari bi Sumi.
"Teteh salut banget sama kamu Re, jarang bahkan hampir gak ada wanita yang mau berbagi suami kaya kamu." Ucap teh Kiran.
"Kalau boleh jujur aku masih harus belajar ikhlas teh."
"Teteh faham, memang sulit. Bahkan teteh gak yakin kalau teteh di posisi kamu, teteh bakalan bisa sekuat kamu." Kata Teh Kiran lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua ✔ Winter feat Jaehyun & Sungchan
FanficMenjadi istri kedua bagaikan memakan buah simalaka alias serba salah. melanjutkan pernikahan salah, bercerai juga salah. Menyesal? Tentu saja, siapa yang tidak menyesal menjadi istri kedua? apalagi dia menjadi istri kedua dari suami Rea Alluna San...