"Neng jangan diliatin gitu? Samperin aja." Bisik teh Yuni saat melihat dirinya terus memandangi Arga dari arah kejauhan.
Dirinya menggeleng, dia masih tidak bisa menghampiri Arga walaupun saat ini Arga tepat berasa di dekatnya.
"Kenapa? Neng malu?" Tanya teh Yuni yang kembali di balas gelengan kepala olehnya.
"Terus karena apa?" Teh Yuni kembali bertanya.
Namun belum sempat dia menjawab, Arga tiba-tiba saja datang menghampiri nya bersama dengan mang Herman yang sedari tadi terus banyak mengobrol.
Memang setelah acara pukul memukul siang tadi, entah kenapa dia melihat hubungan antara suami dan ketiga saudaranya menjadi lebih baik.
Bahkan mang Herman juga kini ikut mengobrol bersama dengan Arga dan ketiga saudara nya, termasuk kang Ajie, orang yang berhasil memberikan banyak pukulan di wajah tampan Arga.
"Jangan diem diluar, masuk ya dingin?" Ucap Arga sembari membawanya masuk kedalam rumah.
Jika dirinya yang merasa kembali canggung jika di dekat Arga, tapi berbeda dengan Arga yang terlihat biasa-biasa saja. Seolah tidak pernah terjadi sesuatu yang buruk antara mereka berdua.
"Kang malam ini jadi nginep kan?" Tanya Jaya yang juga ikut mengekori kami masuk ke dalam rumah.
"Jadi dong malah saya akan tinggal disini sampai istri saya mau ikut pulang." Jawab Arga berhasil membuat dirinya langsung menatap wajah Arga.
"Bagus, bagus, selama tinggal disini kamu tidur di rumah ini saja sama si neng." Balas mang Herman.
Dirinya sedikit kesal karena baik mang Herman atau pun Arga tidak meminta persetujuan dirinya terlebih dahulu.
"Ya udah kalian istirahat, biar besok pas acara syukuran sama siraman bisa lebih fit." Ucap mang Herman yang langsung pergi keluar rumah melewati pintu belakang rumahnya, begitu pula dengan Jaya yang juga mengikuti mang Herman.
Suasa semakin canggung karena di rumah itu hanya ada dia dan juga Arga.
Terlebih dia semakin merasa canggung karena Arga terus menatap wajahnya.
Dia bisa menebak banyak sekali hal yang ingin Arga tanyakan padanya, salah satunya alasan nya yang memilih pergi meninggalkan Arga dalam kondisi tengah berbadan dua.
Dia sudah merangkai kata termasuk jawaban apa yang akan dia ucapkan nanti.
Namun rasa khawatir nya tidak beralasan, Arga justru malah memeluk tubuhnya dengan sangat erat dan menangis.
Dirinya memilih diam, sambil mendengarkan tangisan Arga yang bagaikan lagu pengantar tidur baginya.
..........
Dirinya tidak menyadari bahwa selama dia menangis di pelukan Wanda, justru istrinya itu malah tertidur.
Mungkin karena Wanda merasa lelah akibat kejadian siang tadi hingga membuat tubuh Wanda menjadi gampang tertidur.
Selesai mengangkat tubuh Wanda dan menidurkan nya di atas ranjang, dirinya segera mengambil ponsel untuk mengabari Rea karena mungkin selama seminggu ke depan dia akan tinggal di desa ini karena masih harus membujuk Wanda.
Beruntung nya Rea tidak banyak berbicara atau mengomel seperti dulu, Rea justru merasa bersyukur karena akhirnya dia bisa menemukan Wanda.
Rea bahkan meminta agar Arga tinggal di Pangalengan sedikit lebih lama, mungkin sampai hati Wanda sedikit lebih melunak.
Gedoran di pintu berhasil membuat dia segera menyimpan kembali ponselnya kedalam saku celana dan melihat siapa orang yang mengetuk pintu rumah.
Begitu pintu terbuka dia melihat Juna datang sambil membawa beberapa potong pakaian ganti untuk dirinya, Juna juga datang membawa sepiring penuh makanan ringan khas hajatan Sunda seperti tape ketan, dan berbagai hidangan manis khas Sunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua ✔ Winter feat Jaehyun & Sungchan
FanfictionMenjadi istri kedua bagaikan memakan buah simalaka alias serba salah. melanjutkan pernikahan salah, bercerai juga salah. Menyesal? Tentu saja, siapa yang tidak menyesal menjadi istri kedua? apalagi dia menjadi istri kedua dari suami Rea Alluna San...