Bintang di pagi hari

831 85 28
                                    

Tubuhnya terasa berat seolah-olah saat ini ada sesuatu yang tengah menindih nya, dengan mata yang masih berat, Wanda mencoba membuka matanya dan dia di kagetkan dengan sosok Arga yang saat ini tengah memeluk tubuhnya dengan erat, bukan hanya tangan tapi satu kaki Arga pun kini melingkar di atas perutnya seolah dia ini sebuah guling.

Sembari mendesis, Wanda mencoba mengangkat kaki Arga yang masih anteng membelit perutnya.

Masih tengah mencoba melepaskan kungkungan Arga, tiba-tiba saja kedua mata Arga terbuka dan dia justru menyungging kan senyum manis ke arahnya. "Selamat pagi." Sapaan hangat Arga berhasil membuat dia terdiam sepersekian detik.

Wajah tampan Arga saat bangun tidur, menjadi pemandangan yang begitu indah.

Dia tidak munafik bahwa suaminya itu memiliki wajah yang di atas rata-rata. Pantas saja mbak Rea bisa se-cinta itu dengan Arga, belum lagi dengan sikap Arga yang terkadang berhasil membuat dia tersipu. Ya walaupun hampir setiap saat dia mencoba menutupi perasaan nya, tapi sepertinya untuk saat ini dia tidak akan bisa menutupi hal itu karena terbius oleh se-sosok makhluk yang tampan bak dewa Yunani.

"Sepertinya istri saya begitu terpesona dengan ketampanan suaminya?" Kekeh Arga sembari menatap wajahnya dengan satu tangan Arga yang dia gunakan untuk menumpu kepala Arga agar bisa dengan leluasa menatap wajahnya yang saat ini masih terpesona akan sosok Arga.

"Apa yang aku ucapkan memang benar kan?" Tanya Arga yang entah bagaimana sudah berhadapan dengan wajahnya.

Bahkan jarak antara dirinya dan Arga begitu dekat, dia bisa merasakan dengan jelas hembusan nafas Arga yang membelai wajahnya. "Boleh Saya minta ciuman selamat pagi?" Tanya Arga yang sebelum dia menjawab pun sudah melakukan apa yang Arga inginkan.

Lagi dan lagi dia tidak bisa menolak tubuh dan fikiran nya kembali tidak bisa sejalan.

Dia terlalu terbuai akan ciuman lembut Arga yang begitu memabukan.

Gigitan, lumatan dan hisapan dia terima dengan baik. Bahkan saat Arga mulai menggerayangi di sekitar dada, dia hanya bisa terdiam, tidak menolak seolah-olah dia membiarkan Arga meras puas menjelajahi tubuhnya.

Dirinya tersadar begitu Arga menghirup dalam-dalam belahan dadanya dari balik baju tidur yang masih melekat di tubuhnya.

"Saya ingin lebih, tapi waktu tidak bisa di ajak bercanda." Ucap Arga sembari melirik ke arah jam dinding yang menunjukan waktu 05.12 pagi.

"Sudah waktunya shalat subuh." Kata Arga sembari menurunkan kedua kakinya dari atas ranjang.

"Mau saya duluan atau kamu yang duluan masuk kamar mandi?" Tanya Arga sembari melirik nya yang masih diam mematung dengan perlakuan Arga tadi.

"Sa-saya duluan." Jawabnya yang langsung berlari masuk kedalam kamar mandi hingga melupakan untuk mengambil baju dan pakaian dalam dari dalam lemari.

Di dalam kamar mandi, dia menatap cermin dan melihat wajah dan rambutnya yang berantakan.

Sembari memegangi dadanya yang terus berdebar tak karuan, satu tangan Wanda dia gunakan untuk mengelus bibir bawahnya yang terasa basah dan bengkak akibat kegiatan mereka barusan.

Mengenyahkan segala pemikiran absurd dan bayangan kegiatan panas saat malam dan sehabis bangun tidur, Wanda menggelengkan kepalanya dan dengan terburu-buru dia melepaskan baju yang saat ini tengah dia pakai.

Istri Kedua ✔ Winter feat Jaehyun & SungchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang