17. Hidup dan Harum

481 58 0
                                    

Recommend Song : Saat Kau Telah Mengerti -Virgoun

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING

Vote + Komen.

"Delvin, Gama, dan Rumi adalah bagian terbaik dari berbagai rangkaian cerita yang kutulis bersama Penaku" - Juno

Setelah banyak air mata yang keluar kemarin hingga tadi pagi, malam ini cukup hangat dan tak semenyedihkan bagaikan hari lalu. Juno setia disana, duduk disamping Asha yang telah dipindahkan ke kamar rawat inap, ia pun mulai berangsur pulih. Juga dengan kedua putra mereka yang telah diizinkan untuk melepas jarum infus mereka dan dinyatakan diperbolehkan untuk pulang, Delvin bersama Gama tengah asyik bercengkerama tanpa adanya pertengkaran sedikitpun.

Pun dengan si bungsu yang Juno minta untuk dipindahkan keruangan Asha. Juno terus menggengam jemari itu dengan lembut, sorot mata Asha kembali menyinari dunia yang sempat mengalami kesuraman.

"Kamu udah makan?" tanya Asha dengan suara yang sedikit serak. Juno menggeleng lembut dengan tatapannya yang teduh.

"Makan dulu, sekalian sama Kakak Abang juga" titahnya

Juno tersenyum sangat manis.

"Iya Achaku.." Juno melepas genggaman tangannya lalu berdiri menghampiri kedua putranya.

"Kakak sama Abang mau makan apa? Biar Papa beliin ke kantin" Keduanya berhenti tertawa kala Juno menghampiri mereka.

"Aku mau ikut Pa!" ujar Gama

"Aku bungkusin aja ya, Pa. Aku mau temenin Mama" Delvin tersenyum kepada Juno, tangan kekar pria itu mengusap surai hitam putra sulungnya. Sungguh, Juno sangat bersyukur memiliki Delvin yang begitu dewasa melebihi umurnya, Delvin tak egois untuk meninggalkan Mamanya sendirian, ia lebih memilih bosan didalam ruangan daripada harus meninggalkan Mamanya sendirian.

"Yaudah, mau apa? Biar Papa bawain" tanya Juno

"Nasi goreng! Pedes ya!" Delvin tersenyum, matanya melirik kearah sang mama yang sudah memasang wajah sedikit garangnya.

"Eh, nggak kok, Ma. Nggak, gak jadi. Nasi goreng biasa aja" Katanya sambil tertawa canggung yang sontak mengundang tawa baik dari Asha maupun Juno dan Gama.

Juno tersenyum sekilas lalu menoleh kearah Asha.

"Aku sama Abang keluar dulu ya? Kalau ada apa-apa, panggil susternya aja. Kakak, tolong jagain Mama sebentar ya" ujar Juno, sementara itu Delvin bersikap hormat bendera pada Papanya.

Juno berjalan keluar, namun sebelum pintu ditutup ia berpesan pada Delvin untuk menghubunginya jika terjadi sesuatu lalu ia melengang keluar.

Kini hanya tersisa Asha dengan Delvin diruangan. Remaja itu kini menghampiri inkubator untuk melihat adik bungsunya. Senyuman remaja itu mengembang bahkan satu tangannya terulur untuk mengelus lembut pipi gembul sang adik.

"Cantik banget adeknya Kak Delvin.." ujarnya

Asha dari sana tengah duduk bersandar, tanpa sadar ia pun ikut tersenyum melihat interaksi kedua anaknya. Delvin nampak begitu menyayangi adik-adiknya, tak ada sedikitpun yang Delvin bedakan. Delvin menyayangi Gama, pun dengan Rumi. Delvin pun terkekeh pelan kala ia melihat sang adik yang tengah tertidur pulas disana seolah tak terusik dengan tangannya yang terus mengusap pipinya.

NAWASENA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang