Recommend Song : Amin Paling Serius - Sal Priadi ft. Nadin Amizah
.
.
.
⚠️ 2k+ words⚠️
.
.HAPPY READING
"Sungguh, permainan Tuhan tak dapat ditebak"
Ini adalah hari Senin yang sibuk, baik para pekerja, mahasiswa maupun pelajar sekolah akan memadati kawasan umum. Tepat jam makan siang dari ketinggian kantornya yang berada di lantai 28, Juno dapat melihat hiruk pikuknya kota hari itu. Bumantara siang ini nampak begitu dipenuhi dengan mega kelabu, tanah disanapun basah dan mengeluarkan petrikor yang mengudara memasuki indera penciuman setiap insannya. Bagaikan singa yang tegas, Juno membalikan badannya seperkian detik kala pendengarannya menangkap suara pintu terbuka."Ah, Lukas. Ada apa?" Juno mendesah lega kala melihat kepala keamanan, sekaligus pengawal terpercayanya yang berada diambang pintu.
"Di bawah ada Pak Markus" Jawab Lukas
"Suruh Dia naik aja, dan tolong bilangin sama Gibran buat kosongin semua jadwal Saya" Titah Juno yang langsung diangguki Lukas dan segera pria itu laksanakan.
Tak lama berselang, Markus muncul dengan sneli yang ia tenteng, Juno pun menyambutnya dengan hangat. Markus pun demikian, Ia tersenyum lebar pada kawannya itu.
Juno meminta pada staff kantornya untuk memberikan hidangan ringan untuk dirinya dan Markus. Juno pun mengajak sahabatnya itu untuk duduk disofa panjang yang tersedia diruangan tersebut.
"Langsung aja ya, Mark. Gue kenapa?" Juno bertanya pada teman sekaligus dokter pribadi dihadapannya itu. Terlihat sang dokter tampan itu menghela napas panjang sebelum Ia menyerahkan surat hasil laboratorium milik Juno.
Flashback 2 minggu lalu
Juno kini duduk dihadapan Markus dengan meja sebagai sekatnya. Mata sipitnya menatap sang dokter pribadi sekaligus sahabat terdekatnya itu dengan tatapan tajam.
"Tumbenan mau periksa kesehatan sendiri biasanya harus dibujuk Asha dulu baru mau" Ujar Markus sambil membetulkan stetoskop yang menjuntai indah di lehernya.
"Ya Gue lagi ngerasa gak enak aja sama badan Gue. Ya Gue mau jaga-jaga biar istri sama anak Gue gak ketularan, kelebih lagi ada bayi kan dirumah" Jelas Juno yang direspon oleh Markus ber-oh ria diseberang meja kayu itu.
"Emang apaan yang Lo rasain akhir-akhir ini? Lo sering begadang kah?" Tanya Pria beralis panjang itu
Juno bersandar sebentar pada sandaran kursi yang Ia duduki sambil berdesis pelan tanpa menatap sang dokter.
"Gue akhir-akhir ini ngerasain nyeri diperut Gue, terus kayak begah gitu kan. Gue juga gak selera makan terus, padahal setiap Asha masak, Delvin masak Gue habis 2 piring Mark. Terus beberapa hari lalu Gue mual ujungnya muntah padahal Gue gak masuk angin lho" Jelas Juno Panjang lebar
Markus menatap temannya dengan dalam. Ia pun berdiri dari tempatnya lalu membuka tirai yang membatasi antara tempat ia memeriksa pasiennya dengan tempat ia biasa duduk saat bertugas.
"Dih mau ngapain?" Tanya Juno
"Kita ambil darah Lo, kita tes laboratorium aja, Gue gak mau menduga-duga. Udah sini Lo rebahan anggep aja kasur kamar Lo" kata Markus
"Separah itu emang?" Tanya Juno lagi
"Ck! Mau kagak?"
"Iya anjir sabar ngapa, galak amat orang yak" Umpat Juno sembari melakukan apa yang dititahkan oleh Markus yang posisinya adalah seorang dokter yang menanganinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASENA ✔️
FanficMenikahi orang yang menemanimu dalam kurun waktu yang lama adalah impian beberapa orang. Namun, bagaimana jika Kau berhasil bersamanya, tapi ujian terlalu banyak untukmu dengannya?