18. Ruang Keluarga

497 51 6
                                    

Recommend Song : Sampai menutup mata - Acha Septriasa

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Takkan ku sakiti dia, hukum aku bila terjadi."

Lima bulan berjalan terasa begitu cepat, hari-hari Asha menebarkan senyuman manisnya. Tiada kata lelah ia mengurus ketiga buah hatinya juga dengan suaminya.

Keluarga kecil impian Asha sedari dulu memang. Juno mewujudkan mimpi indah itu, Asha bersyukur karena sesibuk apapun Juno ia akan memaksakan untuk mendampingi Asha dalam mengurus si kecil Rumi. Sama seperti Asha, Juno selalu tersenyum saat membantu Asha dalam mengurus Rumi dan tak pernah mengeluh sedikit pun, walaupun Asha sering menghela napasnya. Seperti saat ini.

"Acha!! Ini ngancinginnya gini kan?!" teriak Juno dari kamarnya.

Asha yang semula tengah memasak sarapan untuk keluarganya terpaksa harus mematikan kompor tersebut lalu menghampiri Juno yang tengah kebingungan untuk memasangkan baju bayi untuk Rumi.

Namun alangkah terkejutnya Asha melihat kedua laki-laki yang tengah beradu tabur bedak dimuka mereka. Ya, Delvin dan Gama memainkan bedak tabur milik Gama, tawa mereka menggelegar.

"Aduh Kak, Bang diem dulu dong, Papa lagi urus Adek nih. Papa panggil kalian tuh buat bantu Papa..." Ujar Juno

Namun bukannya berhenti keduanya malah semakin jadi, Gama mencoret muka sang Papa dengan bedak ditangannya, pun Delvin menjadi korbannya.

"Ah! Gama!" Delvin berlari mengejar Gama yang cekikikan dengan bedak ditangannya.

Delvin kepayahan menangkap sang adik. Juno disana masih diam, berusaha mengurus putri bungsunya tanpa bantuan Asha, Asha melongo dengan kelakuan tiga lelaki itu.

Asha membetulkan cepolan rambutnya, serta menggulung lengan baju panjangnya lalu menarik tangan Gama, lalu yang satunya ia gunakan untuk menahan Delvin.

"Seru mainnya?" tatapan dan senyuman mematikan Asha menghentikan kedua anak laki-laki itu.

Kedua anak itu meneguk salivanya masing-masing. Jujur jika Asha sebuah animasi kartun, mungkin sekarang sudah ada tanduk dikepala Asha, dan hidungnya mengeluarkan asap saking emosinya.

"S-seru Ma.. Hehe" Ujar si anak tengah dengan senyuman manisnya.

Asha menghela napas panjang, lalu melepaskan tangannya dari anak-anaknya, Asha luluh pada anaknya. Ia sekarang beralih pada Juno, lagi dan lagi Asha dibuat jengah, lihat Rumi sekarang begitu pasrah didandani oleh Papanya.

Plak!

"Aduh!" Ringis Juno kala Asha memukul bokongnya.

"Kamu apain anak Aku?" Kata Asha dengan tatapan galaknya.

"Duh, sakit lho Cha.. Katanya tadi dandanin Rumi" Juno mengusap bokongnya yang terasa panas.

"Ya nggak begini juga Gabrian Juno Zeeshan, suami ku yang ganteng, yang cengeng, yang manja... Masa Rumi kamu kasih celana pendeknya Gama waktu bayi sih! Rumi Perempuan Juno.." Ia mengusap wajahnya.

Asha tau Juno menemukan baju anak laki-laki mereka saat masih bayi itu dalam lemari khusus yang Asha sediakan, niat awalnya hanya untuk kenangan manis, masa-masa dimana anak laki-laki itu masih menggemaskan, belum menyebalkan seperti Papanya. Namun lihat sekarang, Rumi jadi bahan percobaan Juno. Tidak cukupkah ia memiliki dua anak laki-laki sampai harus menjadikan Rumi tomboy nantinya?

NAWASENA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang