13. Ketukan Pintu

447 54 3
                                    

Recommend Song : Perahu Kertas

.
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING

Vote + Coment

Juno pergi bersama dengan Asha setelah semua jadwalnya selesai, Juno menemani Asha untuk memeriksa kandungannya yang kini sudah memasuki usia lima bulan kepada dokter terpercaya mereka. Keduanya kini tengah duduk dihadapan dokter kandungan setelah melakukan beberapa pemeriksaan. Juno mendengarkan dengan seksama penjelasan sang dokter, begitupun dengan Asha yang setia mendengar setiap kata yang keluar dari mulut sang dokter.

"Mungkin itu saja, ada yang ingin ditanyakan dahulu Ibu? Bapak?" Dokter tersebut tersenyum lalu menatap keduanya, Juno melirik Asha dan memberinya kesempatan untuk bertanya.

"Em, apa jenis kelaminnya sudah bisa diketahui, dok?" tanya Asha, sang dokter terkekeh pelan lalu menatap Asha.

"Sudah Saya duga Bu Asha akan bertanya demikian, sama seperti kehamilan sebelumnya, iya kan, Pak Juno?" Juno tertawa kecil disana, ia seperti bernostalgia menemani Asha memeriksa kandungannya beberapa tahun kebelakang.

"Istri Saya ini memang selalu begitu, penasarannya sangat tinggi" Juno menatap Asha dengan senyumannya.

"Juno.." Peringat Asha pada pria itu mengingat Asha mudah sekali merona kala Juno menggodanya.

"Iya Iya" Jawab pria bermata bulan sabit itu.

"Baiklah, Saya kasih tau saja ya? Bu Asha tidak sabaran sepertinya.. Kalau dari hasil USG yang kita lakukan tadi, bayi yang ada di dalam kandungan Ibu Asha berjenis kelamin.. " Sang dokter menggantungkan perkataannya, Asha menggengam tangan Juno sembari mendengarkan kata selanjutnya yang akan disebutkan oleh wanita dengan jas putih diseberangnya.

"Perempuan" Lanjut sang dokter diiringi dengan senyuman.

Mata Asha terbelalak, ia menoleh kearah Juno dengan wajah terkejutnya. Lain dengan Juno yang tersenyum merekah menatap Asha. Tak bisa berkata-kata untuk beberapa detik, saling menatap satu sama lain.

Dokter diseberang sana pun ikut tersenyum menatap keduanya.

"Selamat ya, Bapak Ibu, ini pasti yang ditunggu-tunggu oleh Bapak dan Ibu" Kata sang dokter.

•••

Diperjalanan pulang, senyum tak pernah luntur dari bibir Asha. Matanya menatap jalanan, satu tangannya digenggam erat oleh Juno yang tengah mengemudikan Pajero Sport berwarna hitam miliknya menggunakan satu tangan saja.

"Kamu seneng banget keliatannya" Juno tersenyum dengan pandangan masih lurus kearah jalanan yang sedikit lengang karena masih berada di jam kerja.

"Tentu! Aku udah lama pengen punya anak perempuan" Asha menatap Juno dengan senyuman terbaiknya.

Juno ikut tersenyum.

Saat asyik menatap lengangnya jalanan, ponsel Asha berdering dan tercantum nama 'Gabriel' disana. Asha melepaskan genggaman tangan Juno dan mengangkat video call dari putra sulungnya.

"Hal.."

"MAMA!!!!" teriak kedua putranya dari seberang sana, Asha terpejam sesaat kala kedua anak laki-lakinya memanggilnya dengan keras.

"Iya Kak, Bang kenapa?" Kini Asha bersuara

"Mama sama Papa dimana sih?! Kok gak jemput kita?!" Si sulung protes dengan wajah sebalnya, dilayar handphone Asha terlihat Gama tengah mengambil alih handphone Delvin.

NAWASENA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang