VOTE WEH VOTE!!!!
Sider ku cubit nie ☺15+
"Asha milik Juno, dan Juno milik Asha"
Juno baru saja kembali dari rumah Keenan, ia kini melangkahkan kakinya gontai menuju lantai dua dimana kamarnya dan Asha berada. Namun langkahnya terhenti kala sebuah tangan memeluk kakinya.
"Hehe, Papa!" ujar orang itu
"Lho, Gama kok belum tidur? Udah jam sepuluh lho.. Besok sekolah kan?" Gama hanya memamerkan gigi putihnya pada sang Papa.
"Mau tidur sama Papa" Juno tersenyum lalu mengangguk
"Masuk kamar duluan Papa lepas jaket dulu"
Perkataan Juno membuat anak itu girang, lalu melompat ringan. Senyuman itu selalu terukir diwajah Gama.
"Oke Papa, Gama tunggu"
Juno menggeleng pelan sembari tertawa, ia lantas melepas jaket kulit miliknya dan mencuci kaki serta wajah tampannya. Lalu ia bergegas menuju kamar bungsunya Zeeshan.
Nampak dipandangannya, Gama sudah hampir terlelap diatas kasurnya. Ya memang saat Gama memeluk kakinya tadi mata anak itu sudah merah mengantuk, Juno lantas berjalan lalu berbaring disebelah putranya sambil memeluk erat sibungsu.
Sampai Gama terlelap, Juno perlahan melepaskan pelukan itu, membiarkan Gama tidur dengan nyenyak dan bermimpi indah didalam sana. Ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya, pandangannya teralih pada Asha yang tengah menatap keluar jendela.
"Acha.."
Tubuh wanita itu kini menegang kala mendengar bariton milik Juno. Asha membalikkan badannya tanpa menatap Juno sedikitpun, ia menjatuhkan dagunya. Tak berani menatap sang suami, Asha hanya dapat menahan airmata yang entah kapan saja bisa meluncur ke pipinya.
"Mana Delvin?" Asha bertanya dengan suara yang bergetar.
"Di rumah Keenan, Delvin mau main sama Tamara katanya. Sekalian temenin Kenneth"
Namun pikiran Asha berkata lain. Asha tahu, Delvin pasti sedang enggan bertemu dengannya, ayolah ucapan Juno siang tadi berhasil membuatnya seperti ini. Airmata yang Asha bendung sedari tadi, kini dengan mudahnya meluncur membasahi pipinya.
"Juno, aku bukan ibu yang baik.. Tamara lebih kenal anakku daripada aku sendiri, Juno.." tangis Asha pecah
Juno langsung menghampiri istrinya, membawa Asha kedalam pelukan hangatnya. Ia membiarkan sang istri melepas tangisnya, tangan milik Juno mengusap lembut punggung sang istri, sesekali mengecup puncak kepalanya dengan sangat lembut. Ia terus menenangkan Asha yang menangis dipelukannya, tak berhenti mengusap punggung sang istri sampai tangisnya reda.
"Acha... Manisku.. Dengerin aku ya.." Wanita itu mulai mendongak, mata sembab dan hidung merah itu membuat Juno hampir terkekeh. Ya Habisnya, Asha lucu sekali.
Juno menangkup kedua pipi Asha lalu tersenyum.
"Acha-ku ibu yang hebat. Acha-ku ibu yang baik, sangat! Acha selalu yang terbaik. Acha, gak ada sedikitpun Delvin berpikir tentang itu, kamu Mama yang terbaik buat Delvin sama Gama, Acha-ku.. Jangan berpikiran seperti itu lagi, Juno gak suka, Acha"
Bola mata indah itu semakin berair, Asha kembali memeluk Juno dengan erat. Kali ini Asha tersentuh dengan kata-kata yang Juno lontarkan. Asha bersyukur sekali Juno menjadi pasangannya, Juno tak pernah meninggikan suaranya, Juno selalu sabar, Juno memiliki segalanya yang Asha suka. Juno adalah miliknya, dan Asha tak akan memberikannya pada siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWASENA ✔️
FanficMenikahi orang yang menemanimu dalam kurun waktu yang lama adalah impian beberapa orang. Namun, bagaimana jika Kau berhasil bersamanya, tapi ujian terlalu banyak untukmu dengannya?