1. Tentang Mereka

3.8K 168 1
                                    

Alur maju mundur bertebaran, baca pelan-pelan aja..





-11 April 2006-

Ini adalah tahun kelima Juno dan Kaliasha menjalin hubungan kekasih sejak mereka SMA kelas tiga. Kaliasha atau kerap disapa Asha kini tengah tersenyum menatap kekasihnya yang tengah memesankan sebuah permen kapas, oh ayolah manis sekali! Juno si paling peka.

"Acha.."

Gadis itu menoleh. -Ya! Juno mempelesetkan nama Asha menjadi Acha, panggilan kesayangan katanya, biar gemes juga-. Asha menoleh, rupanya lelaki itu tengah mengambil gambarnya dengan kamera hand cam yang tengah trending saat itu.

"Ih Juno!" Gadis itu memekik tak terima, namun sang pelaku hanya tertawa manis menatap gadisnya.

"Acha, manisku.. Selamat ulang tahun, dan selamat hari jadi kita yang kelima tahun.. Juga selamat kamu udah lulus kuliah dengan nilai paling tinggi. Sekarang Juno cuman bisa kasih Acha ini, tapi nanti kalo Juno sukses, semua Juno kasih buat Acha manisku" mata gadis itu memanas akibat perlakuan kekasihnya, sungguh manis dan menyentuh. Dilihatnya gelang lucu dan juga beberapa aksesoris yang memikat hati Asha. Ini terlampau lucu!

Tangannya mulai memeluk erat Juno, Asha menenggelamkan wajahnya didada bidang sang kekasih cukup lama. Tangan kekar itupun tak tinggal diam, ia mengusap surai sang gadis dengan lemah lembut.

"Gabrian Juno Zeeshan, I Love You" ujar Asha pelan namun masih terdengar ditelinga lelaki itu, ia lantas tertawa pelan lalu mempererat pelukannya.

"I Love You More, Kaliasha Juani Maharth" jawabnya sambil mengecup sekilas pipi sang gadis yang kini semakin merona merah.

"JUNO!"

"Hahahaha I Love You, Acha"

-14 Februari 2007-

"Acha Manisku!!" Sang empu hanya tersenyum kala Juno menghampirinya dengan sebuah boneka beruang dan coklat kesukaan Asha dihari itu.

"Acha-ku selamat hari valentine!" Katanya

"Selamat hari valentine juga, Juno-ku" jawab Asha yang langsung dihadiahi kecupan, jika sebelumnya dipipi, maka sekarang kecupan itu mendarat di dahi mulus Asha

"Acha, coba buka itu kotak coklatnya" titah Juno.

Gadis itu menurut, ia membuka kotak itu. Nampak sebuah cincin disana, Asha menautkan kedua alisnya heran. Ia menatap Juno yang kini mulai berlutut dan memegang jemari Asha, jujur saja Asha salah tingkah dengan kelakuan Juno.

"Kaliasha Juani Maharth, Cantikku, Manisku, Gadisku.. Kita sudah menjadi sepasang kekasih selama lima tahun, selama itu juga kita sering menghabiskan waktu bersama kita saling mengenal satu sama lain, keluarga pun sudah saling mengenal. Acha-ku mungkin sekarang saatnya, aku Gabrian Juno Zeeshan menginginkan engkau Kaliasha-ku untuk menjadi pendamping hidupku.. Aku sudah mantap, aku sudah mampu.. Acha-ku, bersediakah menikah denganku?" jantung Juno berdebar begitu kencang ia takut jika Asha belum siap dan menolaknya.

"Juno, hanya satu jawaban. Ya" jawab Asha dengan mantap yang membuat binar mata Juno semakin bertambah. Senyumnya mengembang lebar, tangannya mulai mengambil cincin itu lalu memasangnya pada jari lentik sang kekasih.

Keduanya berdiri saling berhadapan, kedua tatapan itu bertemu. Haru, bahagia, senang dan ingin menangis semua menjadi satu, Juno lantas membawa gadisnya kedalam hangatnya pelukan Juno. Ia memejamkan matanya dipundak sang gadis yang sebentar lagi akan menjadi pasangan hidupnya.

"Terima kasih, Juno" ujar Asha dengan haru

"Aku juga, terima kasih, Acha-ku" jawabnya dengan posisi yang masih sama. Juno kini merubah posisi mereka menjadi tegak seperti sebelumnya. Juno mulai mengikis jarak antara wajahnya dengan Asha, deru napas gadisnya begitu terasa.

"Bolehkah, Acha?" tanya Juno. Asha yang paham pun hanya mengangguk sekilas, pipinya memanas kala jarak antara dirinya dan Juno semakin terkikis, hembusan napas Juno terdengar menderu ditelinganya.

Tangan Juno mulai menarik pelan tengkuk Asha, mata gadis itu sedikit membulat kala benda kenyal itu bertemu dan menghisap bibirnya dengan lembut. Awalnya Asha kewalahan, namun Asha mulai sedikit bisa mengimbangi Juno, hingga Asha membutuhkan oksigen untuk bernapas. Juno melepas pagutan tersebut keduanya berebutan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Bibir Juno mulai melengkung lalu tertawa ringan yang juga dilakukan oleh Asha, Juno kembali memeluk Asha dengan erat begitupun sebaliknya.

"Acha, I Love You"ujar Juno

"Ratusan kali kamu bilang itu, No. I Love You more and more and more!" jawabnya

-23 April 2007-

Jika hari jadian Juno dan Asha adalah saat ulang tahun Asha, dan hari Juno melamar Asha adalah saat Valentine. Maka hari pernikahan mereka adalah tepat dihari ulang tahun Juno. Pria itu kini tengah berdiri didepan Altar, menunggu ayah mertuanya membawa pasangannya memasuki Altar, berkali-kali Juno tertangkap oleh Defanto -papanya- tengah gugup. Papa Juno mulai menenangkan putranya, memastikan semua akan berjalan lancar.

Kini, tiba saatnya pengantin wanita memasuki Altar pernikahan. Semua mata kini menatap perempuan dengan gaun putih panjang itu, dengan tangan yang digandeng sang ayah membuat aura perempuan itu semakin cantik dimata siapapun.

Juno sendiri sampai melongo melihat Asha, begitu cantik, ah tidak amat sangat cantik dari hari biasanya. Sampai sebuah tangan menyentuh pundaknya, itu Suryo, Ayah Asha. Ia tersenyum lalu memeluk Juno sekilas.

"Ayah titip anak Ayah, Juno. Bahagiakan Asha seperti Ayah bahagiakan Asha ya" Juno tersenyum lalu mengangguk, ia pun mulai mengenggam tangan Asha dan membawanya menuju Altar dimana sudah ada seorang Pendeta disana yang akan menikahkan keduanya.

Keduanya saling berhadapan dan saling memandang satu sama lain. Juno mengambil napasnya dalam dan dalam satu tarikan napas untuk bersumpah dihadapan Tuhan

"Saya mengambil engkau Kaliasha Juani Maharth menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus." Napas Juno sedikit lega kala ia berhasil berucap tanpa harus mengulang.

Air mata Asha akan segera meluncur, namun ia tahan.

"Saya mengambil engkau Gabrian Juno Zeeshan menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus." Akhirnya, airmata kebahagiaan itu lolos dari kubu pertahanan Asha. Sungguh ia sangat bahagia, tak terbendung rasa bahagia itu sampai ingin berteriak.

Seluruh tamu undangan bertepuk tangan termasuk orang tua keduanya yang tersenyum haru melepas putra dan putrinya. Sorakan itu semakin riuh kala Juno mencium bibir ranum itu untuk kedua kalinya, matanya terpejam Juno seolah ingin menghentikan waktu saat ini, biar hanya dirinya dan Asha yang berada disini.

•••

NAWASENA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang