Ninni yang sedang asik dengan makanan tak menyadari kedatangan seseorang di hadapannya.
Ninni tersentak kaget saat tangannya di tarik oleh guru olahraga yaitu pak Hartono.
"Ninni, Kamu masuk tim kedua " , ucap pak Hartono sambil menarik tangan Ninni menuju arah lapangan.
"Tapi pak, saya ngak bisa" , ucap Ninni berusaha melepaskan tangan pak Hartono dari tanganya.
"TIDAK ADA ALASAN, MASUK!!", Ucap pak Hartono membentak Ninni.
"Pak, pak taukan kalau fisik Ninni lemah", ucapan Ninni tak di gubris oleh pak Hartono, ia di dorong dengan sedikit kearah lapangan voly.
Ninni hampir saja terjungkal jika Diana tak menahannya.
"Nin, kok Lo yang masuk sih, fisik Lo kan lemah nanti sakit gimana?", Diana menatap khawatir pada Ninni yang sedang memegangi pergelangan tangannya yang memerah akibat cekalan tangan pak Hartono.
"qw juga ngak tau, tiba-tiba aja pak Hartono ngedorong qw masuk ", ucap Ninni.
"Yah gimana nih, pertandingan udah mau di mulai", panik Diana.
"Ngak papa Diana, qw bisa ko",ucap Ninni terseyum menyakinkan pada Diana.
Pertandingan kedua pun dimulai.
Peliut mulai berbunyi menandakan permainan di mulai.
Ninni mulai berkeringat dingin, kaki ya terasa lemas, tatapan para penonton seakan ingin memakannya dan suara teriakan yang ricu membaut Ninni gagal fokus, jantung Ninni seakan ingin copot.
"Dintara Lo dimana, tolongin qw" gumamnya dalam hati , tubuh Ninni terasa kaku bahkan mengerangkan tangannya saja terasa susah.
Ninni hanya bisa berharap Dintara segera datang.
Diseberang sana lawan tim mulai memukul bola dengan kencang dan memasuki area tim Ninni.
Ninni yang di posisi tengah, hanya bisa diam kaku, tanganya yang bergetar mulai ia angkat saat bola datang di hadapannya, tangan ninni reflek memukul bola itu karna terkejut dan mengenai permukaan wajahnya bahkan bola itu melaju dengan kencang.
Ninni Memengang wajannya yang terasa sakit dan nyeri akibat hantaman bola.
"Nin, Lo ngak papa",kata Diana yang di jawab anggukan oleh Ninni.
Ninni masih memegang pipinya yang terasa sakit bahkan menimbulkan kemerahan itu , Ninni mendengar teriakan dan tertawa mengejek serta cacian dari para penonton.
"Gitu aja ngak bisa".
"Dasar lemah".
" Sok Sokan sih"
"Bikin malu sekolah aja"
Dan BLA BLA BLA BLA BLA
Berbagai umpatan keluar dari mulut para penonton, mereka tak segan-segan melemparkan botol air ke arah Ninni yang kini di tarik paksa oleh pak Hartono.
Pak Hartono Manarik paksa tangan ninni kelaur dari lapangan dengan suara keras dan lantang" KAMU INI, LEMAH SEKALI, MENAHAN BOLA SAJA TIDAK BECUS!!!.
Semua orang yang berada di sana menyaksikan tindakan pak Hartono dan segala ucapan kasarnya pada Ninni, mereka tertawa dengan keras keara Ninni. Hati Ninni sakit mendengar perkataan pak Hartono, Ninni juga merasa malu.
Seorang gadis yang menyaksikan kejadian itu hanya diam, ia menikmati pemandangan ini, hal ini yang ia tunggu sejak lama dan akhirnya terjadi.
Gadis itu berdiri dari duduknya lalu pergi meninggalkan lapangan.
Ninni menundukkan kepalanya dengan berlari kecil ia menuju taman belakang sekolah , ia menagis tertahan mendapatkan cacian itu , Ninni benar-benar malu.
Andai Dintara ada mungkin hal itu takkan terjadi.
Sebenarnya Ninni tidak terlalu di kenal di sekolah Garuda hanya teman sekelasnya saja dan sebagian teman sekelas Diantara.
Dintara yang masih berada di kelas, bermain game di kejut kan dengan kedatangan teman sebangkunya Dino
Yang datang² menggebrak meja tempat pada meja Dino.Brakkkkk..
Dino mengebrak meja Dintara yang sedang serius bermain game, Dintara tampak tak terkejut sama sekali terbukti ia tak melempar benda pergi itu,
Dino merasa kikuk saat Dintara tak terkejut sama sekali.
" Ehhh, Din sih Ninni Keknya lagi nagis deh", ucap Dino sedikit gugup saat menyampaikan hal tersebut.
Mendengar ucapan Dino Dintara reflek berdiri, bahkan dirinya membanting handphone nya yang mahal itu.
"Dimana?", Hanya satu kata yang keluar namun Dino merasa aura di sekitarnya terasa suram dan membuat Dino merinding.
"qw liat tadi Ninni berlari ke arah taman belakang", usai mendengar perkataan Dino, Dintara langsung melangkah keluar dari kelas menuju ke Taman belakang tempat dimana Ninni berada.
"Untung jantung qw kagak copot", ucap Dino mengelus dadanya yang rata sekaligus deg-degan karena berhadapan dengan Dintara seperti halnya berhadapan dengan malaikat maut.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dintara melangkah ke arah Ninni yang sedang duduk di atas kursi bersih, dapat Dintara dengar suara isakan tangis lirih Ninni.
Entah mengapa melihat Ninni menangis membuat hati Dintara sesak.
"Kenapa hmm", Dintara mengelus Surai Ninni saat sudah berada tepat di hadapan Ninni. Dintara mengepalkan tangannya saat melihat bulir-bulir air bening kelaur begitu saja dari kelopak mata Ninni, ia kan membalas mereka yang sudah membuat gadis ya eh Ninni menangis seperti ini.
Ninni mendongkakkan kepalanya saat mendengar suara Dintara, tanpa ba-bi-bu
Ninni langsung memeluk tubuh tengap Dintara erat , Ninni menangis histeris di dalam pelukan Dintara yang terasa hangat.Tangan Dintara mengelus dengan sayang Surai panjang Ninni, Dintara sesekali mencium Surai itu lalu membalas pelukan Ninni.
"Udah, jangan nagis, coba cerita", ucap Dintara melepaskan pelukan dari Ninni yang masih terisak pelan.
Ninni menatap Dintara dengan wajah yang masih menangis.
Dintara mencubit hidung Ninni karna gemas, tangan besar Dintara menyeka air mata Ninni yang masih saja kelaur
" Udah jangan nagis nanti cantik ya hilang Lo", Ninni seketika diam lalu menyeka air matanya kasar, menatap Dintara kesal."Iih calon istri aku gemas banget"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jangan lupa
Komen
VoteSorrya klw gaje hehe
SEE YOU NEXT CHAPTER.🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
my boy cousin
Teen FictionUntuk melupakan perasaannya yang melebihi kata sepupu Ninni menerima pernyataan perasaan dari seorang anak basket tanpa tau Alasan mengapa anak basket itu menembaknya. Dan Ninni menerima fakta bahwa dia Dan Dintara bukanlah......... Dan Ninni juga...