21

215 13 1
                                    

  Ninni terbangun dan mendapati dirinya berada di semua kamar mewah nan luas
"Gue dimana?", Batinya.
Terakhir kali ia ingat ia dikejar oleh Genta dan teman-temannya, setelah itu dia... Ninni tidak lagi mengingat apa-apa.

Ninni bangun dari tidurnya lalu melihat-lihat ke sekeliling kamar, Ninni berbalik saat mendengar suara pintu terbuka, disana seorang lelaki yang ia kenal tengah membawa nampan.

"Dintara?", Ucapnya pelan.

"Sudah bangun honey", kata Dintara mendekat lalu mencium puncak kepala
Ninni.

Ninni menjauh dari Dintara, ia merasa aneh pada panggilan Dintara"gue dimana?", Tanya nya.

"Rumah kita, honey", kata Dintara menampilkan seyum  manisnya.

Ninni mengerutkan keningnya bingung
"Gue mau pulang Dintara", ucapnya lalu berjalan menuju pintu,namun sebelum tubuh Ninni ditarik hingga Dintara memeluk dari belakang.

"Kau ingin meninggalkan suamimu, honey!?", Ucap Dintara dengan suara beratnya ia mencengkram pinggang Ninni.

"Maksud Lo apaan sih, kita sepupu Dintara!!!", Serunya melepas kan diri dari pelukan Dintara.

"Kita bukan bukan sepupu!! Dan kita sudah menikah dua hari yang lalu", jelasnya menatap wajah syok Ninni.

"Lo bohong kan!?", Kata Ninni memastikan.

"Aku hanya anak angkat dari Daddy Aden dan Mommy mika, otomatis kita bukan sepupu kan? Dan aku sudah menyukai mu sejak lama Ninni", Dintara mendekat dan mengelus rahang Ninni.

Ninni terkejut saat mengetahui satu fakta dan lebih terkejutnya lagi  saat Dintara mengatakan jika ia menyukainya.

"Gue tagih perkataan Lo".

"Perkataan apa". Bingung Ninni.

"Lo bilang bakal suka sama gue kalau kita bukan sepupu".

Ninni bingung harus menjawabnya apa di satu sisi ia memang mempunyai perasaan lebih pada Dintara namun karna mereka mempunyai hubungan saudara Ninni menerima Genta.... Namun Ninni tidak tahu menahu jika ia adalah target dari Genta.

Memikirkannya membaut Emosi Ninni kembali meluap.

"Sebenarnya g-ue j-uga s-uka sama Lo, tapi karna kita sepupu gue pendam perasaan ini", jujur ya , ia juga malu mengatakan pada Dintara.

Dintara tak bisa menyembunyikan rasa senangnya, dengan bahagia ia memeluk tubuh Ninni.

"Din, beneran kita udah nikah?", Tanya Ninni memastikan.

"Hmm, kalau nggak percaya tanya aja sama mama", Ninni hanya mengangguk ia lalu membalas pelukan Dintara, tiba-tiba Ninni teringat dengan Genta, namun ia tidak ingin menanyakan pada Dintara, apalagi saat ini ia masih marah jika mengingat malam itu.

"Din lepasin dulu gue mau mandi!".

"Aku masih mau peluk", ucap Dintara, Ninni hanya pasrah membiarkan Dintara yang notabenenya adalah suaminya.

Lama mereka berpelukan hingga Dintara melepaskan pelukan itu.

"Kamu makan dulu aku suapin".

Ninni mengangguk lalu duduk didepan Dintara dan menyuapinya dengan lembut.

"Aku mandi dulu", kata Ninni setelah meminum airnya hingga tandas.

"Mandi bareng", kata Dintara mengangkat tubuh Ninni menuju kamar mandi,"nggak mau, Lo pasti macam-macam", kata Ninni memberontak.

"Nggak papa sayang, lagi lupa udah sah", kata Dintara meletakkan Ninni di bawah bathub.

"Mau ngapain Lo!?", Kata Ninni takut-takut saat Dintara membuka bajunya hingga menyisakan celananay dan Dintara juga menghidupkan air di shower hingga mengguyur badan Ninni hingga baju Ninni basah.

Dintara ikut turun ke bathtub, ia menatap sayu Ninni" sayang", panggilnya lirih, Dintara meminta izin pada Ninni" aku bakal Pelan² kok".

Ninni meneguk ludahnya Susah, ia mengangguk pelan, lagi pula mereka sudah menikah.

Dintara terseyum, ia mulai mencondongkan wajahnya ke arah Ninni dengan pelan ia mencium bibir Ninni yang sejak lama ia dambakan, lama kelamaan ciuman mereka menjadi lumatan, Ninni mulai terbuai.

Di bawah guyuran air, gairah mereka tak bisa di bendung.

Dintara mulai membuka kanci baju Ninni hingga semua kancinya terlepas,
Dintara membuka semua baju Ninni dan bajunya Tampa sehelai benang pun dan mereka melakukan hubungan suami istri di dalam bathtub dan membiarkan air menguyur mereka.....





Setelah selesai melakukan 'itu' Ninni di gendong oleh Dintara menuju ranjang, ia meletakkan tubuh Ninni hati-hati.

"Maaf, aku terlalu kasar tadi", kata Dintara menatap bersalah.

"Nggak papa, lagian ini kewajiban aku sebagai istri", katanya tersenyum.

Dintara memeluk tubuh Ninni" makasih buat malam ini", kata Dintara mengecup Surai Ninni, Ninni mengangguk sebagai jawaban, kemudian mereka tertidur pulas bersama dengan saling berpelukan..







                         TmT
______________________________________

         Sekian maaf endingnya gaje:)

my boy cousin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang