Ninni mengambil testpack itu lalu memasukkannya kedalam tas ransel dan keluar dari toilet menuju meja dimana teman-temanya duduk.
"Lama Lo, ngapain aja di toilet", kata Lilin.
"Tuh liat Megan udah habis 3 piring, tadi nambah terus",timpal Diana menunjuk ke arah Megan yang hanya menampilkan wajah tak berdosanya.
"Lo kayak orang ngidam tau banyak makan", kata lilin bercanda.
Megan terdiam mendengar ucapan lilin
Dalam hatinya ia panik apa mereka tau batinya tak tenang."Dih gue laper, makanya banyak makan lagian besok gue udah diet",kata Megan sinis menatap lilin kesal lalu melanjutkan makannya.
"Guys gue cabut udah malam banget nih"Ninni melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 10:00, ia lalu beranjak dari duduknya dan melambaikan tangan pada teman-temanya.
"Byee, hati-hati di jalan beb",kata Megan pada Ninni.
"Awas diculik Wewe gombel lu",kata lilin dan dibalas anjungan jari tengah dari jauh oleh Ninni.
Paginya Ninni terbangun karna mendengar deringan telpon dengan kesal ia mengangkatnya.
"Halo",ucap ya masih dengan wajah menahan kantuk.
"Halo ayang, maaf nggak bisa jemput kamu hari ini soalnya aku ada urusan penting", kata Genta diseberang sana, Ninni membulatkan matanya saat mengetahui jika Genta yang menelponnya.
"Ah, iya nggak papa nanti aku sama Diantara", ucap Ninni.
"Ingat jangan jarak!!", Ucap Genta dengan nada tegas.
"Iya, ayang", ucap Ninni, Genta tersenyum mendengar Ninni memanggil dengan kata 'ayang'.
"Aku tutup dulu, belajar yang benarnya ayang", ucapnya lalu memutuskan sambungan telepon dan di balas anggukan oleh Ninni walaupun Genta tidak melihatnya.
Ninni segera bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi........
Setelah 30 menit bersiap-siap Ninni keluar dari kamarnya menuju lantai bawah."Gue sarapan aja di kantin deh",Molognya lalu berjalan menuju pintu keluar di sana ia melihat Tante mika yang sedang menyiram bunga, Ninni berjalan menghampiri Tante mika sekalian menunggu Dintara.
"Hai Tante",sapa Ninni, ia mengambil tangan Tante mika lalu menyalimnya.
"Hai Ninni, udah besarnya kamu, cocok sama Dintara", ucap pelan Tante mika saat di akhir kata.
Ninni hanya mengulas seyum, samar-samar ia mendengarnya namun tak terlalu ia pedulikan.
"Tante kapan pulang?, Kok nggak ngabarin Ninni?".
"Ohh itu baru tadi malam sampainya, sekalian suprise buat kamu", mika terseyum lembut pada Ninni.
"Om Aden mana Tan?", Tanya Ninni.
"Baru berangkat kerja tadi, yukk masuk Tante ada hadiah buat kamu", ucap mika mengiring Ninni masuk kedalam rumahnya.
"Kamu udah sarapan?", tanyanya saat sampai di ruang tamu.
"Udah Tante, tinggal nunggu Dintara aja"ucapnya bohong lalu mendudukkan bokongnya di atas sofa.
"Tante ke atas bentarnya",Ninni mengangguk sebagai jawaban dan tak lama Dintara muncul dari ruang makan.
" Mau nebeng?", Kata Dintara ikut mendudukkan dirinya di sofa, "iye hehehe, kok Lo tau?", Ninni cengengesan pada Dintara.
"Biasanya jam segini Genta udah jemput",ucapnya acuh,tak lama mika datang membawa paper bag dan memberikan pada Ninni.
"Makasih Tante", ucap Ninni menerima paper bag dari mika lalu berpamitan untuk pergi ke sekolah.
Sesampainya di sekolah Ninni langsung mencari Megan dan saat Ninni masuk ke dalam kelas disana ia melihat Megan yang tengah bermain benda persegi.
Ninni langsung menghampiri Megan yang terlihat asik dengan dunianya saat ini kondisi kelas Masih sepi hanya ada Ninni dan megan.
"Megan ada yang mau gue omongin", kata Ninni di depan bangku Megan, Ninni lalu membalikkan kursi di sampingnya hingga menghadap pada bangku Megan.
"Apasih beb, gue lagi main game, ganggu aja Lo", kata Megan sedikit kesal lalu ia meletakkan benda pipinya di atas meja.
"Ada apa sih beb,kok serius gitu?", Tanya nya pada Ninni.
"Lo hamil kan?", Kata Ninni serius.
Megan terdiam kaku, jantungnya berpacu dengan cepat dengan gugup ia mencoba menyangkal.
"M-ma-ksudnya?", Ucap Megan pura-pura bingung dengan pertanyaan yang di lontarkan Ninni.
"Terus, ini apa!?", Ninni Mengeluarkan testpack
Dari dalam tasnya dan menunjukkan di depan wajah Megan yang terlihat pucat."Lo Nemu ini dimana", ucap Megan pelan.
"Waktu Lo keluar dari toilet dan testpack ini jatuh", Ninni menjeda ucapannya lalu melanjutkan" Lo beneran hamil?", Tanya memastikan.
Megan menunduk dengan pelan ia mengangguk disertai air matanya yang keluar tanpa dicegah.
Ninni tak percaya, ia mendekat dan memeluk tubuh Megan, mengelus lengannya lembut, Megan memeluk tubuh Ninni, ia menumpahkan rasa sedihnya.
"Bilang sama gue, siapa yang berani ngelakuin ini!!?", Kata Ninni geram dengan orang yang telah tengah melakukan hal itu tanpa bertanggung jawab.
Megan hanya Diam, tak mungkin ia jujur pada Ninni jika orang yang menghamilinya adalah.................
"Nggak papa Nin, gue bisa nyelesaiannya kok", ucapnya dengan seyum kecil lalu melepaskan pelukan dari Ninni, ia juga menyeka air matanya.
"Nggak bisa, gue harus beri pelajaran sama dia yang udah tega nyakitin Lo",kata Ninni kekeuh.
"Gue ke toilet bentar", Megan tidak membalas ucapan Ninni ia tidak ingin jika hati Ninni terluka jika ia mengatakan yang sebenarnya, ini juga salahnya sendiri yang menyerahkan diri dengan suka rela hanya karna cinta namun di balik itu Megan merasakan penyesalan yang besar.
Di balik tembok kelas seseorang yang sedari tadi menguping mengeram marah, seharusnya ia cepat-cepat untuk memberi Genta pelajaran bukanya menunggu waktu yang tepat.
"Gue harus telpon dia buat secepatnya hancurin Genta sialan, dasar bajingan".
_________________________________________
Vote
KomenSEE YOU NEXT CHAPTER.🙌💅
KAMU SEDANG MEMBACA
my boy cousin
Teen FictionUntuk melupakan perasaannya yang melebihi kata sepupu Ninni menerima pernyataan perasaan dari seorang anak basket tanpa tau Alasan mengapa anak basket itu menembaknya. Dan Ninni menerima fakta bahwa dia Dan Dintara bukanlah......... Dan Ninni juga...