Ninni sengaja datang pagi-pagi ke sekolah ia ingin menghindari Genta, ia tidak ingin berangkat bersama ia harus meminta penjelasan, apa mungkin Casey bohong batinya berharap itu benar, Ninni berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya karena ia tidak sempat sarapan di rumah.
Genta yang sejak tadi menunggu di depan rumah Ninni yang tak kunjung keluar, ia lalu menghampiri Dintara yang tengah bersiap untuk ke sekolah.
"Ninni mana!?" Tanya dengan raut datar.
"Udah berangkat", katanya acuh, Dintara memang melihat Ninni keluar rumah dengan seragam lengkap, ia tidak memusingkan hal itu dan kembali tidur.
Genta berbalik belum tiga langkah ia berjalan, Genta menghentikan langkahnya dan menghadap kembali ke arah Dintara.
"Jauhi Ninni!!!", Kata Dintara dengan tatapan tajamnya.
"Nggak akan pernah!!!, Lo cuma sepupu Ninni nggak usah ngatur²!", Genta berniat berbalik namun ia di buat membeku dengan perkataan Dintara.
"Nurut atau rahasia Lo gue bongkar dan mati", ucap Dintara tajam.
"Atau perusahaan papa Lo gue hancurin", tambahnya kembali.
Genta mengepalkan tangannya emosi,
"Lo pikir gue takut hah!?"tantang Genta
Ia lalu melihat rumah Dintara yang terlihat sederhana."Derajat gue lebih tinggi dari Lo, lihat aja rumah Lo yang kanyak gubuk, dibandingkan rumah gue yang besar, Lo nggak ada apa-apanya di banding gue", Sombong Genta menatap rendah ke arah Dintara yang mati-matian menahan diri untuk tidak membongem wajah sialan Genta.
"Sadar diri, Sialan", ucap Genta lalu berbalik pergi meninggal Dintara, tidak tau saja Genta jika keluarga Dintara lebih tinggi dari kekayaan orang tuanya bahkan jika di bandingkan dengan kekayaan keluarga Dintara, kekayaan keluarga Genta hanya secuil dari kekayaan orang tua Dintara.
Dintara menatap kepergian Genta dengan wajah merah padam, tatapannya mengelap, urat-urat lehernya menonjol.
Dintara mengotak Atik handphonenya
"Halo sonn", sapa seseorang dari sebrang sana.
" Aku ingin Daddy hancurkan perusahaan
G'S", ucapnya Tanpa bantahan."Baik sonn, tunggu saja kabarnya sore ini".
"Hmm", Dintara menutup sambungan teleponnya, Dintara menyingung seyum devil lalu menaiki motornya.
"Kehancuran datang Genta, setelah ini apa kau masih bisa sombong padaku?, Hahahaha", Dintara tertawa, ia tidak sabar mendengar teriak Genta meminta ampun padanya setelah mengatai diri ya, Dintara juga sudah lama tidak memanjakan belatinya terakhir kali saat pak Hartono sialan itu.
Sesampainya Genta di sekolah ia langsung mencari Ninni.
Genta memasuki kelas Ninni dan melihat disana Ninni tengah menidurkan kepalanya di atas meja.
" Ayang aku kangen", ucap Genta mendekat ia berniat memeluk Ninni namun Ninni menghindar.
"Kenapa ayang, kamu marah, gara-gara kemarin nggak jemput", ucapnya.
"Benar, Lo yang hamilin Megan!?", Ucap Ninni Datar, kondisi kelas tengah sepi siswa-siswi belum banyak berdatangan karna saat ini baru jam 6:20.
Tubuh Genta menegang, ia sedikit terkejut namun dengan cepat ia menarik tangan Ninni.
"Aku nggak pernah lakuin itu!, Nin percaya sama gue!", mohon ya dengan wajah di buat sedih.
"Okey gue percaya", kata Ninni tersenyum lagi pula ia belum mendengar yang sebenarnya dari Megan, bisa jadi Casey hanya membohongi saja.
"Makasih sayang, emang siapa yang bilang kayak gini sama kamu?", Tanya Genta.
"Casey", jujurnya.
Genta mengerut kan dahinya bukanya rahasia hanya dia dan Megan saja lalu Casey? Batinya bingung, Genta lalu mengingat ucapan Dintara yang juga mengetahui rahasianya namun Genta tak memusingkannya.
"Ayang aku ke kelas dulunya, belajar yang benar", kata Genta mengelus Surai Ninni lembut.
"Iya", jawab ninni, Genta lalu keluar dari pintu kelas dan tak lama Megan muncul dari Balik pintu.
"Hai Ninni, nih", Sapanya lalu memberikan surat undangan pada Ninni.
Ninni mengambilnya, ia sedikit terkejut.
"Lo mau nikah!?", Serunya tak percaya."Iya, datangnya, soalnya gue cuman undang orang terdekat",kata Megan.
"Syukurlah, eh tapi emang Albi yang udah ngehamilin Lo!?", Tanya Ninni.
Megan diam, ragu-ragu ia mengangguk hal itu membuat Ninni menghempas nafas lega, tidak salah ia langsung mempercayai Genta, ia akan minta penjelasan pada Casey yang telah berbohong.
"Casey gue mau bicara!!", Ucap lelaki itu menghampiri Casey yang tengah duduk, ia menarik tangan Casey menuju tempat sepi.
"Lepasin, sialan", Casey menghempas kan tangan lelaki itu dan menatap tajam.
"Apa yang Lo kasih tau sama Ninni, hah!!?", Bentak nya marah.
"Gue bilang Lo hamilin Megan, sialan!!", Kata Casey tak kalah keras di depan wajah Genta.
"Udah berani Lo sama gue!?", Kata Genta terseyum remeh.
"Lo pikir, setelah Lo hancurin hidup gue dan Megan gue bakal diam aja!?, Nggak anj*ng!!!",Casey menunjuk-nunjuk wajah Genta dengan luapan emosi.
"Dengarnya, setelah ini gue yakin keluarga Lo bakal hancur, termasuk Lo!!?", Tunjuk nya lagi.
Genta mengepalkan tangannya dengan kuat, ia mendekat ke arah Casey, tanpa aba-aba ia langsung menamparnya kuat.
Casey memegang area wajahnya yang terasa perih.
"Lo pikir Lo bisa hah??", Genta mulai mengeluarkan sifat sombongnya di depan Casey" Lo itu nggak ada bedanya sama Megan, Sama-sama jalang!!".
Casey menatap tajam ke arah Genta
"Diam, sialan!!", ucap Casey marah, tanpa aba-aba air matanya keluar, Casey sama seperti perempuan pada umumnya, dia lemah dan mudah menagis hanya saja ia sembunyikan,
Casey seharusnya tidak melibatkan Megan hingga ia bisa jadi korban Genta."Apa sekarang Lo juga hamil?", Ucapnya terseyum sinis melihat ke arah Casey yang menagis.
"Iya gue hamil, dan anak sialan itu udah gue gugurin, Lo lelaki bajigan!!", Casey mulai histeris menatap luka pada Genta yang terlihat tidak peduli.
"Bagus, setelah ini, Ninni jadi target gue selanjutnya", ucapnya pergi, Genta juga mengecup singkat pipi Casey Sebelum pergi.
________________________________________
Vote
KomenSEE YOU NEXT CHAPTER.
KAMU SEDANG MEMBACA
my boy cousin
Teen FictionUntuk melupakan perasaannya yang melebihi kata sepupu Ninni menerima pernyataan perasaan dari seorang anak basket tanpa tau Alasan mengapa anak basket itu menembaknya. Dan Ninni menerima fakta bahwa dia Dan Dintara bukanlah......... Dan Ninni juga...