Seperti biasa pagi ini Ninni bersiap untuk ke sekolah bersama Dintara sepupunya.
Di depan rumah Ninni, Dintara sudah siap dengan motor sportnya.
"Sorry, lama", ucap Ninni.
"Hmm", balas Dintara menghidupkan motornya saat Ninni sudah di duduk di jok belakang motor.
15 menit mereka menempu jalan kini Dintara dan Ninni telah sampai di area parkiran, Ninni kemudian turun dari atas motor sport Dintara.
"Eh, Din tau ngak? Semalam ak-"
"Ngak tau"jawab Dintara acuh sambil berkaca pada kaca spion.
"Issh, belum selesai juga ngomongnya", kesal Ninni pada Dintara, Ninni kemudian berniat untuk pergi dari parkiran namun di tangannya di tahan oleh tangan besar Dintara.
"Emang semalam kenapa?" Kata Dintara terseyum pada Ninni tak lupa mengelus Surai nya" jangan ngambek ".
"Semalam qw ngerasa ada seseorang yang masuk di dalam kamar qw Din, terus dia itu kek naik di atas kasur dannn
Lo tau ngak?", Ninni menjeda sejenak kalimatnya lalu memperlihatkan Leher nya yang kemerahan seperti tanda kiss, Ninni menutuppinya dengan plester.Dintara menatap aneh pada leher jenjang putih mulus itu, Dintara tak memperhatikan tanda bekas kiss itu, Dintara menelan ludah saat pikiran kotor terlintas di otaknya.
"Din, Din, DINTARA!!",ucap Ninni teriak dan menggoyangkan lengan Dinata yang melamun,
" Dengar ngak sih!".
"Eeh, iya qw dengar, palingan itu cuman halusinasi Lo doang, ngak usah dipikirin", ucap Dintara menenangkan Ninni.
"Hmm, gue duluan, byee",kata Ninni berlalu pergi dari parkiran.
"Hampir aja", Dintara menjilat bibirnya dengan seyum smirik "arghhh".
Ninni berjalan Dengan santai Di karidor sekolah ia melihat sekeliling dan Ninni mendengar gosip-gosip yang sepertinya ia ketinggalan berita, namun Ninni tak menghiraukan ia tetap berjalan santai.
Baru saja Ninni masuk ke dalam kelas ia sudah di sambut dengan teriakan Megan teman sekelasnya.
"NINNI AKHIR LO DATANG JUGA", kata Megan berlari kemudian memeluk tubuh Ninni.
"Lo kenapa, kerasukan?", Kata Ninni bingung.
" Engak lah, yakali cewek secantik qw kerasukan yang ada setan yg qw rasukin hahaha", kata Megan percaya diri tangannya menepuk dada teposnya bangga.
" Dasar sinting",tambah lilin.
"Eh Nin Lo udah tau gosip pagi ini ngak?", Kata Diana, di balas gelengan kepala oleh Ninni.
"Parah sih lo Nin kalau ngak tau",lilin mengeleng kan kepalanya tidak percaya.
"Emang apaan, sih", kepo Ninni pada Teman-temannya.
" Itu Lo pak Hartono katanya di temukan tewas di apartemennya, ngeri ngak sih" kata Diana.
"Katanya pak Hartono bunuh diri"tambah Megan.
Brakkkkkkkkkk.
"Hah?kok bisa" kaget Ninni mengebrak meja dengan kuat.
"Astaghfirullah, kaget Bambang" Megan mengusap dada teposnya dengan wajah syok melihat kearah Ninni yang masih terlihat terkejut.
"Yah bisalah, apa sih yang nggak bisa di dunia ini" kata Diana sambil meniup kuku-kuku cantik.
"Perasaan kemarin pak Hartono baik-baik aja deh" kata Ninni menatap teman-temannya.
"Lo ngerasa ada yang aneh ngak?"Diana menatap mereka serius.
"Ngak tau dan ta'na tau" acuh Kevin.
"Lo tuh nggak di ajak" Megan melempar penghapus papan tulis yang sudah hitam seperti arang ke arah wajah Kevin yang sayangnya sangat tampan.
"Rasain ege".
_-__________-_______-_______-_______-_____-
Sepanjang karidor Ninni berlari dengan kencang sesekali ia menabrak siswa lainya yang berlalu lalang dan minta maaf pada mereka, Sebagian siswa memaafkan dan sebagian menatap sinis kearah Ninni yang tampak terburu-buru.
Ninni berhenti tepat di kelas Dintara yang saat ini cukup sepi, Ninni memasuki kelas memandang sekitar dan tak menemukan sosok yang ia cari.
"Eh, Lo liat Dintara nggak?" Tanya Ninni pada salah satu siswa yang berada di dalam kelas, Ninni menatap nama Tag siswa itu'MAWAR'
" Mungkin ke Taman belakang", jawab mawar seadanya lalu beralih menatap buku yang sedang ia baca.
" Dasar Dintara, nyusahin banget sih , udah capek ini malah nggak ada di kelasnya huhu!!", Dengan kesal Ninni menyeret langkahnya ke arah taman belakang dengan perasaan dongkol.
Di pertengahan jalan tanpa sengaja Ninni bertemu dengan Genta yang sedang membawa tumpuk kertas.
"Hai Ninni", sapa Genta dengan ramah kearah Ninni yang tampak gugup, hal itu membuat Genta menyingung seyum tipis.
"H-hai k-ak" gugup Ninni salah tingkah saat di tatap intens oleh Genta .
" Mau kemana?" Tanya Genta menatap Ninni yang tampak sedikit berkeringat.
"Emmhh ke Taman belakang kak".
Genta ber oh ria " mau pulang bareng nggak?"tanya Genta the poin masih setia menatap wajah Ninni yang sepertinya memerah." Emang boleh kak?" Jawab Ninni dengan malu-malu.
" Boleh, nanti qw tunggu di parkirannya, qw pergi dulu" kata Genta sebelum pergi di hadapan Ninni yang saat ini salting brutal, ingin sekali Ninni berteriak dengan keras, bahkan sepanjang perjalanan menuju taman belakang tak henti hentinya Ninni terseyum.
Sebenarnya Ninni sudah menyukai Genta sejak lama namun ia terlalu malu dan takut mengungkapkan perasaan lantaran takut ditolak, kan nantinya maluu.Tanpa disadari sejak tapi sepasang mata melihat interaksi mereka dengan tatapan dingin nan tajam.
" Cihh dasar pengangu" decihnya dengan seyum sinis..
_____________________________________
Jangan lupa
Vote
ComentSEE YOU NEXT CHAPTER.🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
my boy cousin
Teen FictionUntuk melupakan perasaannya yang melebihi kata sepupu Ninni menerima pernyataan perasaan dari seorang anak basket tanpa tau Alasan mengapa anak basket itu menembaknya. Dan Ninni menerima fakta bahwa dia Dan Dintara bukanlah......... Dan Ninni juga...