14

136 6 0
                                    

Dintara menyambut kedua orang tua, yang datang kembali setelah sekian lamanya mereka menetap di negara Jepang.

Mika memeluk anaknya dengan rasa rindu.

"Apa kabar sonn" Aden memeluk anaknya lalu menepuk pundaknya.

"Baik mom/dad".

"Ninni mana"kata mika menanyakan ponakan gadisnya itu.

"Jalan sama temannya" kata Diantara singkat lalu duduk di atas sofa.

"Mommy sama Daddy ke atas dulu nya nak",ucap mika mengelus Surai anaknya lalu berjalan menuju kamarnya di lantai dua diikuti oleh suaminya.

"Hmm",Dintara hanya berdehem sebagai jawaban.



Setelah selesai makan malam kini Dintara dan kedua orangtuanya tengah bersantai di ruang keluarga sembari menonton TV.

Aden berdehem sejenak lalu membuka suara.

"Ada yang ingin Daddy katakan, ini menyangkut kamu sonn",kata Aden menatap putranya serius.

"Jangan marah ya nak, setelah mendengar ucapan Daddy kamu", ucap mika lembut, ia berdiri dari duduknya mendekat ke arah putranya dan mengelus lengannya.

Dintara diam menunggu ucapan selanjutnya dari Daddy.

"Sebenarnya kamu bukan anak kandung kami",kata Aden, terlihat jelas raut wajah terkejut Dintara.

"Maksud Daddy apa!?", Katanya dengan suara tinggi, mika menenangkan anaknya yang mulai emosi.

"Tenang sonn Daddy akan jelaskan padamu", Aden menghembuskan nafasnya lalu melanjutkan ucapannya" Beberapa tahun lalu terjadi sebuah kecelakaan naas yang menimpa kedua orang tuamu, saat itu kau masih dalam kandungan dan ayahmu meninggal di tempat kecelakaan itu sedangkan ibu masih hidup walaupun banyak luka di sekujur tubuhnya, Di saat itu kami langsung membawa ibu ke rumah sakit terdekat lalu ia melahirkan kamu namun beberapa menit setelahnya ibu menghembuskan nafas terakhirnya, ibu juga menitip mu pada kami karna saat itu kami tidak bisa memiliki keturunan",Aden hanya menjelaskan secara singkat ia tidak mengatakan lebih detail.

"Nak ibu mu  juga, sudah menjodohkan kamu dengan anak sahabatnya yang saat itu masih dalam kandungan", kata mika menambahkan.

"Kamu tidak akan membenci kami kan nak?", Ucap mika pelan.

"Tidak mommy, Daddy tapi aku ingin perjodohan itu dibatalkan",ucap Dintara tenang setelah meredakan sedikit emosinya.

"I want Ninni to be mine", katanya dengan suara tak ingin di bantah pada orang tuanya.

"Daddy akan membantu mu sonn", setelah mendengar ucapan Daddy ya Dintara pamit keluar.

Dintara tersenyum puas dengan bantuan kedua orangtuanya semua akan berjalan dengan lancar, ia akan menyingkirkan  Genta terlebih dahulu lalu membawah gadisnya pergi jauh.

















Kini Dintara tengah berada di apartemen Vernon, Dintara duduk di atas Sofa sambil memainkan benda perseginya, Karna dirasa bosan Dintara mengingat sesuatu.

"Videonya mana?", Kata Dintara pada Vernon yang tengah bermain game berasa Albi.

"Ada, di laptop gue, tinggal buka galeri udah gue simpan", ucapnya Tanpa mengalihkan perhatiannya dari game.

Dintara mengambil laptop itu dan  meletakkannya di atas meja di depan sofa ia duduk lalu mengotak Atik laptop Vernon dan menemukan Video yang di maksud.

"Video apaan sih", kepo Albi menghentikan acara bermain gamenya, Albi mendekat ke arah Dintara yang tengah menonton Video itu.

"Albi taik, gara-gara Lo gue kalah"ucapnya kesal lalu menoyor kepala Albi, dan ikut menonton video itu.

Albi tidak protes saat kepala di toyor oleh  Vernon saking seriusnya menonton Video itu.

"Ini Genta kan", ucap Albi menunjukkan layar laptop.

"Hmm", Dintara menyudahi menonton Video itu lalu mengirimnya pada nomornya sendiri.

"Gue nggak nyangka teryata Genta nggak lebih dari kata bajigan", ucap Vernon tidak habis pikir"Kek kenal sama cewenya", tambah Vernon mengingat-ingat cewe itu.

Albi diam membisu setelah melihat video itu, ia tidak menyangka orang yang selama ini ia sukai teryata......

"Lah, bukanya dia yang Lo suka", kata Vernon pada Albi setelah berhasil mengingatnya.

Dintara mengangkat alisnya"sejak kapan Lo suka sama dia", tanyanya.

"Sejak kelas 3 SMP", ucap albi datar, ia masih memikirkan tentang video vulgar itu, Dintara hanya diam setelah mendengar ucapan Albi.

"Jadi, gimana Lo masih suka sama dia setelah melihat video itu?", Kata Vernon serius.

"Hmm", Albi berdehem, ia akan menerima apa pun kekurangan dari gadis yang ia cintai sejak lama, Albi rela mempertangungjawabkan anak itu demi mendapatkan cinta gadisnya, walaupun Albi hanya mencintai dalam diam, namun Albi akan berjuang mulai sekarang.

Vernon menepuk pundak temannya bangga lalu beralih pada Dintara.

"Setelah ini, apa rencana Lo?".

"Buat Genta hancur dan membawa Ninni pergi".

"Tapiii... Kalian sepupu, apa orang tua Lo dan orang tua Ninni bakal restuhin",ucap Vernon.

" Ninni bukan sepupu gue ", ucap Dintara melihat kedua temannya  terlihat terkejut  lalu meninggal mereka menuju pintu keluar.

"Gue cabut", ucap Dintara setelah menghilang dari balik pintu.
















Saat ini Ninni berada di dalam toilet umum bersama Megan yang tengah memperbaiki riasan dan penampilannya.
Mereka berempat menyempatkan diri untuk jalan-jalan bersama  karna mereka sangat jarang  berkumpul hanya saat ketemu di sekolah.

Ninni mencuci tangan setelah membuang air kecil sesekali ia melihat ke arah Megan di dalam Pantulan cermin.

"Nin gue duluan atau mau gue tungguin?", ucap Megan setelah selesai.

"Nggak usah gue Masih lama", kata Ninni terseyum ke arah Megan.

"Yaudah, aku duluan", ucapnya menarik ransel tasnya yang setengah terbuka lalu berjalan keluar Tanpa tau jika salah satu barangnya terjatuh.

Ninni yang melihat itu segera menutup keran air lalu berjalan mengambil barang Megan yang terjatuh, Ninni berniat untuk memanggil Megan namun saat melihat benda itu Ninni membulatkan matanya terkejut.

"Testpack".


_______________________________________

Vote
Komen

SEE YOU NEXT CHAPTER.💅🙌

my boy cousin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang