4

255 9 0
                                    

"D-dintara Alvaro" pak Hartono tak bisa menyembunyikan keterkejutan saat mengetahui jika Dintara adalah seorang yang..............

"Terkejut",Dintara melangkah lebih dekat kearah pak Hartono lalu menendang perut pak Hartono membuat sang empu memekik kesakitan.
Ia
"Apa yang sudah kamu lakukan terhadap gadis ku, sialan" ucap Dintara terus menerus menendang perut pak Hartono tanpa belas kasihan.

Dengan susah payah pak Hartono menjawab dengan menahan kesakitan yang luar biasa" s-sa-y-a t-tida-k akhh m-engerti", Dintara berhenti menendang pak Hartono, Dintara berjongkok di hadapan pak Hartono yang menahan kesakitan dengan meringis.

Dintara mengambil belatinya lalu mengelus ke permukaan perut pak Hartono " sungguh kau tidak tau", ucap Dintara dingin.

"Sungguh saya tidak tau apa-apa dan juga siapa gadis mu?", Ucap pak Hartono terbatuk-batuk.

" Kau sudah membuat gadis ku malu dan menangis, sialan!!!", Geram Dintara pada pak Hartono tanpa menunggu jawaban pak Hartono Dintara menusuk perut pak Hartono ia bahkan merobeknya dengan perlahan.

"S-siapa" ucap pak Hartono ketakutan dirinya sulit bernafas dan menahan sakit di area perutnya.

"Ninni angry S"

Dintara membisikan nama Ninni tepat di wajah pak Hartono , belati Dintara berpindah ke arah leher pak Hartono, hal itu membuat pak Hartono ketakutan bekali kali lipat.

Belati Dintara mulai mengores pelan leher pak Hartono.
"S-sa-y-a mi-nta m-aaf, s-sa-y-a janji ti-dak ak-an mengu-la-ngi-nya la-gi " ucap pak Hartono terbata bata ia bersimpuh di hadapan Dintara yang sudah berdiri.

"Tidak semudah itu sialan!!", Dintara menendang kepala pak Hartono lalu mengeluarkan pistol dari saku jaketnya.

DORRRR

DORRR

DORRR

DORRR

DORRR...

Dintara menembak kepala dan perut pak Hartono yang sudah robek besar itu sebanyak 5 kali tembakan hingga tewass.

"Cuih" Dintara meludah kearah pak Hartono yang sudah tak bernyawa lalu berbalik pergi meninggalkan gedung tua itu.

Sebelum benar benar pergi Dintara menelpon seseorang.

"Bereskan".

"Siap boss", ucap seseorang dari seberang sana

Tut

Dintara melihat kearah pergelangan tangannya jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, Dintara berjalan ke arah motornya lalu bergegas pergi dengan melaju kencang.













~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di dalam kamar Ninni yang merasa Bosan pun berniat keluar, ia ingin ke rumah Dintara, Ninni keluar dari rumah lalu melangkah beberapa meter ke arah rumah Dintara yang sepertinya Sepi.
Rumah Ninni dan rumah Dintara itu bersebelahan.

"Kok sepi sih, Dintara kemana", gumam Ninni ia mencoba mengetuk pintu rumah Dintara.

Tok tok tok

Tak ada jawaban hanya keheningan yang ada.

"Apa qw telpon aja kali ya", saat Ninni ingin menelepon Dintara, bunyi deruman motor membaut Ninni melihat ke arah gerbang depan rumah Dintara, Ninni menunggu Dintara di teras rumah saat Dintara memakirkan motornya di garasi.

"Din, Lo kemana aja, jam segini baru pulang", ucap Ninni saat Dintara menghampiri dirinya yang sedang bersandar.

" Lo ngapain malam² gini keluar", bukanya menjawab Dintara malah balik bertanya pada Ninni.

" bosan tau, qw nginep di rumah Lo gimana?", Ninni berjalan ke arah Dintara berdiri dengan seyum manis.

" Engak, Lo pulang" jawab Dintara datar.

"Issh Dintara Jahat banget Lo, sama sepupu sendiri", kesal Ninni memajukan bibirnya.

"Eh, Din dimuka Lo ada bercakan merah ", Ninni Memengang wajah Dintara, di sana ada bercakan merah yang mulai mengering, "ini darah ngak sih?", Kata Ninni menatap lama bercakan itu tepat di pipi Diantara.

"Mau qw cium".

"Sembarangan Lo kalau ngomong" Ninni menampar pelan pipi Dintara,
" Yaudah qw mau pulang, jangan lupa mandi sebelum tidur, byeee good night", Ninni berjalan menjauh dari rumah Dintara kemudian memasuki rumahnya.

Dintara memandang belakang punggung kecil Ninni dengan pandangan sulit di artikan yang menghilang di telan pintu rumah.










Setelah pulang dari rumah Dintara kini Ninni bersiap untuk tidur, sebelum tidur Ninni mematikan semua lampu hanya lampu tidur yang tak ia matikan, lalu tertidur pulas.

Tampak seseorang laki-laki sedang membuka pintu balkon kamar seorang gadis, setelah berhasil membuka pintu balkon itu perlahan kakinya memasuki kamar, menatap sekeliling hingga tatapan terkunci pada objek yang sedang tertidur pulas .

Kakinya perlahan menaiki kasur gadis itu lalu ia ikut berbaring di sebelah gadisnya , memeluknya dengan erat menghirup rakus aroma tubuh gadis itu yang menjadi candunya mulai sekarang.

Laki-laki yang berbaring di sebelah gadisnya atau lebih tepatnya Ninni, ia mengecup bibir Ninni berkali-kali kemudian ke Surainya hingga ke area leher, laki-laki itu menatap sekeliling kamar lalu berjalan ke arah kamar mandi, entah apa yang ia lakukan, setelah keluar dari kamar mandi laki-laki itu berjalan ke tempat rias menempel benda kecil di sana, lalu kembali ke atas kasur melanjutkan tidur kepada gadisnya tak lupa memeluknya dengan erat

"Good night to baby"










~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jangan lupa
Komen
Vote

SEE YOU NEXT CHAPTER.🙌



my boy cousin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang