"Cari pacar gue" katanya asal sedangkan Ninni dibuat Melongo mendengar respon Dintara.
"Lo kalau mau cari pacar nggak usah jauh-jauh, noh di depan komplek sana ada janda yang lagi cari suami"kata Ninni sedikit tertawa.
Dintara yang mendengar perkataan Ninni, menoleh ke arah Ninni.
"Kalau Lo gimana?".
"Hah?, Apanya?", Ninni blank dengan pertanyaan Dintara barusan.
"Ckk, lupain", Dintara lalu menuju dapur untuk mengambil air minum namun sebelu itu ia bertanya.
"Mau minum apa?", tanya nya pada Ninni yang sedang asik memakan kue bawaan nya sendiri.
"Terserah", Ninni meraih benda pipinya saat suara notifikasi berbunyi.
Genta 💗
"Lagi apa, kenapa belum tidur?,
Udah malam sayang".Ninni tersenyum geli melihat isi chatan dari Genta, ia merasa geli dengan kata sayang.
" Iya, aku udah mau
Tidur, Kamu juga tidur,
Jangan Begadang ayang"."Siap!!, Aku tidur dulu, mimpi indah
My sweety.
"Love you".
"love you to"
ReadSeyum kecil terpatri di wajah cantik Ninni, kalah ia mengetik di atas keyboard tak lama Dintara datang membawa nampan berisi dua jus.
Dintara mengerut kan dahinya bingung melihat Ninni yang seyum² melihat ke arah layar hpnya" nih minum", Dintara meletakkan Napan itu di atas meja depan Ninni.
Ninni mengangguk kemudian meminumnya hingga tandas"gue mau pulang, Udah larut", katanya bergegas menuju pintu keluar.
"Gue antar ke depan"Dintara berjalan di belakang Ninni menuju pintu utama yang terlihat tertutup rapat.
Tangan Ninni bergerak memegang gagang pintu itu lalu membukanya namun pintu itu tak kunjung terbuka, Ninni berbalik ke arah Dintara memintanya untuk membuka pintu itu.
Dintara yang mengerti langsung membukanya namun tetap sama,
Berkali-kali ia memasukkan kunci dan memutar, hasil nya tetap sama, pintu itu tidak terbuka sama sekali."Pintunya macet, Lo nginap aja", Dintara menyerah lalu berjalan pergi menuju sofa.
Dengan pasrah Ninni mengangguk lalu berjalan menuju sofa"besok pintunya di perbaiki ini udah larut", kata Dintara.
"Terus gue tidur dimana?".
"Kamar tamu", kata Dintara memainkan benda perseginya tanpa menoleh ke arah Ninni.
Ninni berdiri dari duduknya, berjalan menuju kamar tamu saat ia sudah di hadapan pintu Ninni mengangkat tangan untuk membuka pintu itu namun terasa sulit.
"Nggak mungkin, pintu ini ikut-ikutan macet", dengusnya kesal, Ninni masih berusaha membuka pintunya, ia kemudian teringat jika belum meminta kunci pada Dintara.
"Goblok, banget gue", ucapnya pada diri sendiri lalu berjalan kembali menuju sofa tempat Dintara duduk.
"Din, kuncinya".
"Oh itu, kuncinya rusak, nanti mama datang baru di perbaiki",Ninni menepuk jidatnya melihat respon Dintara dengan wajah tanpa dosa.
"Lah, terus gue tidur dimana, disini?", Ninni menunjuk sofa itu lalu membanting tubuhnya di atas sofa dengan rasa frustasi.
Dalam diam Dintara terseyum puas dengan rencananya yang berhasil walaupun ia memasang wajah datar namun dari lubuk hatinya ia rasa ya ingin terbang.
"Kamar gue".
Ninni sedikit terkejut karna ucapan Dintara "enggak, nanti Lo macam-macam gimana?", Ninni was-was melihat Dintara yang berjalan mendekatinya.
Plakkk..
Dintara menampar pelan pipi Ninni
"Kita sepupu, gue juga nggak nafsu Liat Lo", kata Dintara lalu menarik tangan Ninni menuju kamar di lantai dua.Ninni memonyong kan bibirnya kesal dengan ucapan Dintara.
Meraka berdua telah masuk di dalam kamar dengan nuansa abu-abu dan hitam disana terdapat figura Photo siluet seorang gadis, Ninni memicingkan matanya melihat figura itu, ia merasa familiar" kayaknya gue pernah liat, tapi dimana?", Ninni mulai berperang dengan pikirannya hingga ia dikejutkan dengan suara pintu terkunci.
Di depan pintu Dintara mengunci pintu kamarnya lalu mencopot kunci itu dan memasukannya ke dalam saku celana.
"Kenapa di kunci?, gimana kalau gue cepat bangun terus mau keluar"protes Ninni.
"Lo nggak takut kalau maling masuk?"kata Dintara dengan alasan yang..... Sedikit masuk akal.
Ninni mengerutkan dahinya, bukanya pintu macetnya batinya dan tak mungkin juga maling bisa masuk, kan di depan ada satpam yang berjaga saat menjelang malam, Ninni menaruh sedikit curiga pada gelagat Dintara yang terasa aneh, tak ingin berlarut Dalam pikirannya Ninni berjalan menuju kasur king size Dintara.
"Lo tidur si sofa", kata Ninni ia kembali bangkit dari duduknya lalu berjalan menunu Rak buku yang berada di kamar Dintara.
Dintara memang suka mengoleksi buku-buku apa lagi yang berbau horor.
Ninni mengambil salah satu buku dari tak itu dengan sampul hitam gelap
Tak ada judul yang tertera di buku itu
Lalu ia membukanya, Ninni tak melihat tulisan apa-apa di buku itu hanya ada gambar ilustrasi hitam putih, dirasa gambar itu tidak menarik Ninni menaruhnya kembali, entah mengapa Ninni merasa sedikit pusing.Ninni berbalik dan terkejut saat Dintara ada di hadapannya, Ninni lebih terkejut saat Dintara tak memakai baju hanya bertelanjang dada saja, Ninni bisa melihat tubuh kekar Dintara dan sixpacknya.
"Din sejak kapan Lo ", Ninni tidak melanjutkan ucapnya saat pusing menyerangnya, samar-samar ia melihat Dintara mendekat lalu ia merasa tubuhnya melayang dan semuanya gelap.
Dintara mengangkat tubuh Ninni menuju ranjang, ia meletakkan tubuh Ninni hati-hati lalu ia ikut berbaring di dekat tubuh ninni, memeluknya dengan erat.
Dintara mengecup singkat bibir pink itu lalu tanganya terangkat mengelus Surai Ninni."Tidak sabar menunggu hari itu tiba", ucapnya menatap wajah damai Ninni
Lalu terdengar suara dering yang berasal dari handphone nya."Cck", Dintara sedikit kesal saat seseorang menelpon nya di saat ia tengah menikmati malam ya bersama sang gadis, ia mengambil benda pipinya dan tertera nama mommy nya.
"Halo, mom",Sapanya.
" Halo sayang , mommy mau ngabarin kalau besok mommy and Daddy akan pulang, kamu mau mommy belikan apa? Sayang", kata mommy dengan suara lembutnya di sebrang sana, ia tidak bisa membendung rasa rindunya pada putranya, apapun yang Dintara inginkan ia akan memberikannya.
"Aku mau Ninni mom".
________________________________________
Vote
KomenSEE YOU NEXT CHAPTER.💅🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
my boy cousin
Ficção AdolescenteUntuk melupakan perasaannya yang melebihi kata sepupu Ninni menerima pernyataan perasaan dari seorang anak basket tanpa tau Alasan mengapa anak basket itu menembaknya. Dan Ninni menerima fakta bahwa dia Dan Dintara bukanlah......... Dan Ninni juga...