6

196 9 0
                                    

"Cih dasar pengangu" decihnya dengan seyum sinis "...........

________________________________________

"DINTARA!!", Teriak Ninni saat melihat punggung Dintara yang bersandar di kursi panjang yang terlihat sudah mulai karatan.

"Hmm", Dintara membalas teriakan Ninni dengan dehemen lirih yang bahkan Ninni tak mendengar sama sekali.

"Ngapain sih?, Dari tadi qw cari, capek tau", sungut Ninni ikut duduk di samping Dintara yang sedang menutup matanya rapat.

"Ngapain cari qw, kangenya?", Goda Dintara membuka matanya menatap kearah Ninni yang saat ini menampilkan wajah sinis.

"Dihh ngapain kangen amalu, mending kangen Ama mas crush",kata Ninni menampilkan seyum malu saat mengingat kejadian saat berpasasan dengan Genta.

  Dintara diam dengan wajah Dingin melihat kearah Ninni lalu beralih menatap kearah depan dengan tangan terkepal "Sialan ".

" Eh, Din Lo tau nggak kasus tentang pak Hartono?",Tanya Ninni memulai pertanyaan.

"Enggak, emang kenapa?".

" Masa sih, Lo nggak tau?, Katanya pak Hartono bundir, Lo nggak tau gosip dari siswa-siswi lain?".

" Ngapain kepoin hal yang nggak penting", Cuek Dintara mengeluarkan benda perseginya.

"Dih gini amat punya sepupu", kesal Ninni menatap Dintara yang fokus pada handphonenya. Ninni terdiam saat mengingat sesuatu menatap kearah Dintara yang masih setia memainkan benda persegi itu "nggak mungkin" batin Ninni mengeleng pelan.

" Dintara semalam Lo kemana?", Tanya Ninni dengan wajah serius masih setia menatap Dintara.

" Nongkrong".

  Ninni hanya ber oh ria lalu beranjak dari duduknya" qw duluan ke kelas, awas kalau Lo bolos!", Kata Ninni berlalu tanpa mendengar balasan dari Dintara.

 
  Dintara berhenti memainkan benda perseginya lalu menatap punggung kecil itu dengan tatapan rumit.








































Kringg kringg
  Bell berbunyi menandakan bahwa pertanda pelajaran selesai dan seluruh siswa bersiap untuk pulang kerumah masing-masing termasuk Ninni.

"Nin qw duluan" pamit Megan yang sudah siap membereskan alat tulisnya.

" qw juga duluan byeeee Nin hati² di jalan awas di culik om²",Ninni menatap datar kearah 2 temanya yang minus akhlak itu " hmm hati² Lo berdua semoga dapat karma", balas Ninni dengan perasaan kesal, dan kedua temannya hanya tertawa tanpa dosa.

Ninni yang sudah siap membereskan alat tulisnya keluar dari kelas, ia terkejut saat mendapati Genta menunggu di depan kelasnya.

"Maaf kak lama", kata Ninni tak enak terhadap Genta.

" Nggak papa, santai aja" kata Genta  mengusap Surai Ninni, hal itu membuat Ninni deg-degan dan entah sejak kapan pipihnya memerah seperti tomat.
Genta terkekeh melihat Ninni yang terlihat mengemas di matanya.

" Nggak papa nih kak, kita jalan berdua",kata Ninni memberanikan diri menatap kearah Genta  lalu menatap siswa-siswi yang masih belum pulang menatap kearahnya dengan sinis dan ada juga yang acuh serta tatapan penasaran.

"Emang kenapa?, Kamu nggak nyaman?",tanpa sadar Genta menggunakan aku-kamu, menatap kearah Ninni lalu menatap sekitar yang masih ramai akan siswa-siswi.

" Nggak kak, aku takutnya kak udah punya pacar gitu terus ak-----" belum sempat Ninni menyelesaikan ucapannya, Darrel langsung memotong
" Aku nggak dekat sama siapa² kecuali kamu saat ini", ucap Genta  dan entah mengapa mendengar hal itu membuat Ninni senang, tanpa sadar Ninni terseyum cerah.

Genta  dan Ninni sampai di area parkiran
Tepat di motor sport hitam milik Genta
" Kak, aku pamit bentar kearah Dintara", ucap Ninni lalu Melangkahkan kakinya kearah Dintara yang sudah siap di motornya.

Genta menganggukkan kepalanya sebagai jawaban pada Ninni.


























" Lama Lo", Dintara saat Ninni sudah sampai di hadapannya.
Saat Dintara akan memasangkan helm kearah kepala Ninni dengan cepat Ninni
Mengambil helm itu, Dintara mengangkat alisnya.

" Kenapa?", Bingung Dintara.

" qw pulang bareng kak Genta hehe" Ninni cengengesan lalu melambaikan tangannya kearah Dintara" duluan qww byeee" ucap Ninni berjalan kearah motor Genta, Ninni tidak sadar bahwa dirinya ditatap tajam dengan sepasang mata elang.

  Dintara menatap datar interaksi Ninni dengan Genta dimana Ninni dipasangkan helm oleh Genta yang di balas oleh seyum manis Ninni dan hal itu membaut Dintara kesal dan yang membaut Dintara bertambah kesal saat Genta menjalankan motornya Dari kejauhan Dintara melihat Ninni memeluk Genta.

Dintara mengepalkan tangannya dengan kuat melempar helmnya sembarang arah, beranjak dari motor
Dengan perasaan panas dan amarah yang tak bisa ia bendung.

  Dintara butuh pelampiasan, dan seperti
Keberuntungan berpihak padanya tanpa aba-aba Dintara menyeret paksa seorang siswa culun yang kebetulan lewat di depan motor Dintara.

 
  Sampai di tempat sepi Dintara memukul wajah siswa itu dua kali hingga tersungkur di bawah kakinya.Siswa itu merintih kesakitan dengan takut" am-pp-un k-ak" ucapan terbata, Dintara tak memperdulikan ucapan siswa itu, Dintara menendang perut siswa itu berkali-kali dan berkali-kali juga siswa itu meminta ampun serta berhenti, Dintara tak peduli ia masih kesal dengan Ninni yang memeluk Darrel, mengingatnya saja membuat  Dintara ingin  memukul wajah Darrel hingga hancur.
 
  Dintara berhenti memukul siswa itu saat merasa puas, Dintara kemudian merogo kantung celananya  ia mengeluarkan uang merah 5 lembar lalu melemparkannya ke arah wajah siswa yang sudah tak sadar dirikan.

Dintara berjalan kearah motornya sebelum naik ia mengambil helm yang sempat ia buang saat kesal tadi
Untung nggak lecet batinya lalu memakai helm itu dan mentancao gass, melaju dengan kencang.

" Hukuman apa yang bagus untukmu girl" gumamnya dengan suara serak tak lupa seyum manisnya di balik helm hitamnya itu.....

_________________________________________

Jangan lupa
Komen
Like

SEE YOU NEXT CHAPTER.🙌

my boy cousin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang