Wajah Kaizo memang tidak berubah, tapi sebagai makhluk yang menempel cukup lama dengan Kaizo, Lahap tahu bahwa hawa gelap yang berada di belakang Kaizo menandakan Sang Kapten sedang tidak enak hati.
Yah, Kaizo muram semuram-muramnya karena tidak menjumpai adik kecil kesayangannya gegara misi.
'Misi sialan! Aku ingin bersama adikku!'
Batin Kaizo. Yah seperti biasa, Kaizo dan ketsundereannya.Sudah setahun sejak kejadian mengerikan itu dan Kaizo bersumpah untuk mulai memperbaiki hati yang hancur tersebut. Dirinya tahu itu tidak akan kembali seperti semula, tapi setidaknya lem perekat yang dibawanya sanggup menahan Fang untuk bertahan dan hidup bersamanya.
"Emm Kapten, bukankah hari ini ulang tahun mu?" Lahap bersuara karena merasa canggung berada di sisi kiri Sang Pemberontak.
"Hm" Cukup deheman itu dan Lahap tau dia salah menginjak tanah, malah ranjau pula yang menyebabkan aura hitam itu makin pekat.
Oh ayolah, walau sering bersama Kapten bukan berarti Lahap terbiasa dengan aura hitam itu. Tetap menyeramkan dan membuatnya takut serta tegang tanpa alasan. Lahap akhirnya membisu ditemani keringat dingin dan telapak tangan yang basah.
Kaizo menghela napas pendek, dirinya tahu sang adik juga sedang dalam misi bersama teman-temannya. Tapi yang membuatnya tidak bisa menghilangkan Fang dari pikirannya adalah tatapan itu.
Kaizo itu peka, tentu saja. Itu adalah keharusan sebagai bagian dari Tapops. Dan Kaizo menyadari tatapan yang berbeda dari seorang teman Fang. Tatapan yang tidak Kaizo mengerti tapi alarm bawah sadarnya berdering nyaring.
Hari itu seperti biasa, Kaizo berpapasan dengan rombongan Fang yang terdiri dari 4 manusia bumi. Ya kalian tahu lah siapa. Begitu berhadapan Fang segera menyapanya dengan senyum 100 watt dan kilau binar cerah merah delima yang memikat.
Hanya dengan mengingatnya mood Kaizo naik sedikit. Tapi itu hanya sebentar sebelum makin pekat karena tidak bisa memeluk Fang dan melihat wajah menggemaskan itu.
Lagi, helaan napas Kaizo keluarkan. Kali ini panjang, sarat akan kekesalan yang dirinya tahan.
Lahap di sisinya merasa semakin gugup saja. Ingin mengeluarkan suara tapi takut menginjak ranjau lagi. Hanya bisa meratapi nasibnya yang terpilih menjadi bawahan Kaizo.
Nyatanya semakin berusaha di hilangkan semakim menjadi. Kaizo benar-benar merasa tidak nyaman atas tatapan bocah yang menggores pipinya dengan pedang itu. Tatapan yang tidak bisa dirinya pahami. Kaizo tidak bisa tenang selama berhari-hari memikirkan itu.
Untuk ketiga kalinya, Kaizo menghela napas panjang. Berusaha menenangkan pikiriannya yang melayang kemana-mana dan fokus untuk kembali lalu melaporkan misinya hari ini.
•
Di sisi lain, di sebuah planet asing tentu saja Fang dkk kembali bertarung kecil untuk merebut Power Sphera. Semenjak kejadian lalu sebenarnya keempat sahabtanya jadi lebih aneh menurutnya.Gadis berkerudung pink menjadi lebih parno. Fang tergores sedikit langsung khawatir berlebihan dengan memanggil dokter dan menahan tangis. Gadis kuncir dua yang terobsesi warna biru dan kuning itu tidak kalah panik dan terus bergumam kecil lengkap hawa hitam di belakangnya.
Si bertubuh tambun tapi gesit juga sama, ketika Fang terluka mulutnya tidak berhenti bertanya ini itu. Fang jengah dengan dirinya yang bahkan belum ada 1 menit sudah kembali bertanya.
Tak lupa sebagai sosok yang dianggap pemimpin, manusia bertopi dino itu juga sesekali ikutan panik juga menunjukkan raut khawatir. Tapi ada yang berbeda menurut Fang.
Fang sering mendapati tatapan mata yang dalam dan pasti membuat bulu kuduknya meremang. Dan ketika Fang tatap balik, si pemilik hanya memberikan senyum tipis serta tatapan yang makin dalam dan gelap? Intinya Fang merinding dan dengan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tidak lagi berani menatap sorot tajam dan dalam itu.
•
Begitu sampai ke Markas Tapops, Kaizo terkejut saat bertemu Ramen Man. Yah tidak juga sih sebenarnya, hanya tatapan mata yang sama itu tertuju pada benda persegi panjang di tangannya menarik perhatian Kaizo.
Tungkainya melangkah cepat, saat tepat di depan yang dituju tanpa aba-aba Kaizo melongokkan kepalanya dan melihat seorang wanita entah manusia atau alien, intinya sosok perempuan yang sedang tersenyum.
Ramen Man terkejut, tentu saja. Tapi segera dia hilangkan dan berseri-seri menjelaskan siapa sosok di layar persegi itu.
Dapat Kaizo tangkap, bahwa Ramen Man sedang jatuh hati dan melakukan pendekatan di berbagai kesempatan. Dengan sorot yang sama juga senyum tiada henti, Kaizo merinding sampai perutnya terasa dililit benda tak kasat mata.
Kaizo menyadarinya, mata itu memang sama seperti pancaran Ramen Man tapi lebih gelap sedikit yang menandakan adiknya menjad bahan obsesi (?).
•
Fang tersudut, musuh berdatangan silih berganti dan tenaganya nyaris mencapai batas. Ingin meminta bantuan, tetapi yang lainnya juga sedang melawan musuh.
Karena sibuk dengan musuh di depannya, Fang tidak menyadari musuh yang lain memegang belati kecil dan siap menghunus jantungnya dari belakang.
Boboiboy Halilintar ternyata menyadari itu. Dengan kecepatan kilat dia menusukan pedangnya ke musuh dan membereskan semua musuh. Sisa musuh yang masih hidup merinding penuh ketakutan. Sosok merah berkecepatan tinggi itu membabi buta menerjang para musuh.
Bahkan teman-temannya pun terperangah termasuk Fang. Apalagi saat tiba-tiba Halilintar muncul di depannya dan mengusap kotoran yang hinggap di pipinya. Elusan tangan berganti sesuatu yang lembut. Begitu ringan bersentuhan dengan pipinya. Fang terbelalak begitu juga yang lain.
"WOI, KOK CURI START SIH?!" Taufan berteriak kencang, menyadarkan yang terpaku.
Misi pun berakhir dengan kemenangan mereka membawa Power Sphera yang diiringi keributan kecil tiga sosok yang sama tapi berbeda warna.
Segera mereka masuk ke Kapal yang dikemudikan Kapten Papa Zola dan terbang menuju Tapops.
Di dalam ruangan yang biasanya, aura ketegangan masih menguar dari Sang Penguasa Elemental. Tiga kekuatan yang di pecah tidak mau bersatu. Dengan ide gila Gopal, Halilintar dan Taufan malah bertarung kartu. Yang di pertarungkan malah diculik diam-diam oleh Gempa.
Ditariknya Fang tanpa sepengetahuan yang lain menuju kamar mandi. Sebenarnya Fang masih terkejut akibat kecupan itu. Blank total, Fang bahkan tidak sadar dipeluk oleh Gempa.
"Fang." Gempa bersuara lirih tepat ditelinganya. Membawa remang aneh yang kembali membuatnya terpaku.
"Fang." Kali ini suaranya terkesan menuntut balasan. Dengan suara pecah Fang hanya mampu berdehem. Jantungnya berdegup kencang, tangannya mendingin.
Dengan tenaga yang entah kenapa mulai hilang, Fang berusaha lepas dari jeratan tangan dipinggangnya. Tapi gagal, justru Gempa malah makin merapatkan keduanya.
"G-Gempa, lepas-kan akuu," Fang berontak kecil. Tapi semakin berusaha Fang, Gempa semakin merapatkan kepalanya di bahu Fang dan menghirup dalam-dalam aroma lavender yang menguar.
"Hmm..hngg.." Fang mengeluarkan itu karena lehernya sensitif dan hidung Gempa yang bersentuhan dengan lehernya membuatnya geli.
"Fangh.." Gempa kembali menghirup dan melesakkan kepalanya di leher Fang. Kini berganti bibirnya yang bersentuhan dengan halusnya kulit sosok didekapannya ini.
Fang gemetar kecil, otaknya yang dia anggap cepat dalam memproses seuatu malah membeku. Fang tidak mengerti kenapa Gempa melakukan ini dan tiba-tiba saja Gempa melepaskan pelukannya dan melesat keluar.
Fang yang kebingungan hanya bisa menjatuhkan dirinya dan mengusap rambutnya kasar. Berusaha untuk tidak peduli dengan tingkah aneh barusan dan ikut keluar.
Satu yang Fang tidak tahu adalah bercak merah samar di bagian yang tidak tertutupi pakaianya akan menimbulkan masalah yang lebih besar.
•••
Yoo kembali lagi bersama ku. Maap ya, baru bisa up sekarang. Soalnya draft ceritaku di word, ilaannnggg. Iya ilang🙂🙂Berakhir aku harus tulis ulang🙂
Mood udah bener-bener kacau tapi maksain ngetik karena udah menghilang dari wp dan menggantung kalian lama banget. Maaf yang nunggu dan makasih juga mau nungguuu😭😭😘😘
Lope-lope buat kalian semuaa, jaga kesehatan yaaa💕
KAMU SEDANG MEMBACA
FANG!
RandomBerisi semua FanFiction yang berkaitan dengan Fang. Genre apapun yang penulis inginkan (juga request) pasti ada. Ship mainstream? Ada Ship antimainstream? Ada juga Rate? T sampai M (Semoga aja ada semua) Pokonya suka-suka penulis mau ngetik apapun...